Devil's Fruit (21+)

Tidur Bersama



Tidur Bersama

0Fruit 173: Tidur Bersama     
0

"Mama?" Ternyata Kuro dan Shiro sudah di sana juga.     

Andrea menoleh ke dua bocah hybrid itu dan lekas memeluk mereka. "Maaf... maafin Mama, yah! Hiks! Pasti Mama udah banyak bikin kalian sedih. Mama udah nakutin kalian beberapa hari ini, kah?"     

Kuro ikut menangis. "Aku memang sedih dan takut karena Mama beda, hiks! Tapi aku percaya Mama pasti kembali seperti semula karena Mama sayang kami semua, hiks!"     

Dante memeluk mereka bertiga.     

Satu jam kemudian, Andrea dan semua hewan peliharaan, termasuk Dante dan Rogard sudah sama-sama berendam di kolam panas misterius. Tentu saja dia tidak telanjang bulat. Dia masih memakai handuk di sekujur tubuhnya, sama seperti Dante dan Rogard pula.     

Andrea menceritakan mengenai kehidupan Frega dari awal sampai hari penghakiman gadis malang itu. Semuanya dia ceritakan, termasuk bahwa dia juga bisa dikatakan memiliki kepingan jiwa Frega yang terakhir kalinya.     

Semua terharu dan sedih untuk Frega. Bahkan Kuro sangat emosional.     

"Coba saja aku bisa ke dunia itu, Ma! Sudah aku cabik-cabik tubuh mereka semua! Mereka jahat! Kejam! Padahal Frega sudah sebaik itu pada mereka!" Kuro berseru penuh emosi.     

"Terkadang manusia memang lebih kejam dari siluman, yah!" Gazum turut berkomentar.     

"Semua makhluk itu memiliki aneka rupa karakter sendiri-sendiri. Tidak bisa memukul rata." Noir juga bicara. Dia berendam bersisian dengan Sabrina.     

"Benar. Ada manusia yang sekeji hewan, dan ada juga hewan yang sebaik manusia," imbuh Rogard. Ia masih merasakan haru-biru setelah mengetahui kenyataan bahwa sekeping jiwa mantan tuannya berada di tubuh Andrea.     

Apakah ini sebuah takdir sehingga Dante bisa memiliki dia dan mereka akhirnya bertemu dengan Andrea?     

Rogard masih ingat saat Frega dibakar, dirinya dibuang ke api pula hingga akhirnya Rogard yang sudah mulai melemah kekuatannya, jadi semakin lemah lagi dengan beberapa kerusakan di bilahnya. Kemudian karena dia tidak hancur ketika dibakar, salah satu penduduk desa membuang dia ke sungai secara acak.     

Dan seratus tahun kemudian, Dante memungutnya saat pemuda itu berusia sangat belia dan mulai membersihkan Rogard dengan sangat telaten.     

Usia Dante mungkin jauh lebih tua dari Frega, namun belianya Dante tidak seperti belia pada manusia. Nephilim belia bisa berarti berusia ratusan tahun.     

Sejak itu, Dante adalah tuan kelima bagi Rogard. Hingga kini.     

Ketika Rogard mengikuti Frega, dia sudah mengalami penurunan kekuatan disebabkan kerusakan sebelumnya di tangan mantan tuan sebelum Frega. Dan sekarang, Rogard sedang memulihkan kekuatannya dengan asuhan Dante.     

Dante yang ada di sebelah Andrea, membisikkan sesuatu pada sang Cambion. "Datanglah ke mimpiku malam nanti."     

Andrea terkejut. Para hewan yang bisa mendengar bisikan itu hanya berlagak pura-pura tak mendengar.     

"Apaan, sih Dan?" Andrea menjawab dengan bisikan pula, kuatir didengar para hewan di dekat dia. Rogard hanya berikan sekilas lirikan tanpa diketahui Andrea.     

"Aku takkan melakukan apapun, hanya ingin tidur mendekapmu. Kecuali kau ingin lebih, aku takkan menolak." Dante tatap Andrea.     

Andrea rasanya ingin menampar keras-keras kepala Dante jika memungkinkan. Bagaimana bisa lelaki itu membisikkan hal yang mengarah pada suatu kemesuman namun dengan wajah sangat datar dan kaku serius?! Really, boy?!     

Gadis Cambion itu mendesah tak berdaya. "Iya, ntar, kalo kepingin."     

"Harus. Atau aku akan masuk ke kamarmu!" Dante masih saja tampakkan wajah datar bagai lantai keramik, datar dan dingin tanpa ekspresi berlebih.     

"Ssshh!" Andrea panik. "Ada anak-anak!"     

"Mereka bisa pindah ke kamar aku."     

Andrea melongo. Kenapa Dante bisa sememaksa ini, sih? Suasana mendadak hening. Andrea jadi tak enak hati sendiri dan lekas menoleh ke samping-sampingnya.     

Para hewan dan Rogard buru-buru berbincang bagai tak terjadi apa-apa sebelumnya.     

Muncul persimpangan imajiner berwarna merah di pelipis Andrea. Gerahamnya ditekan. Sudah pasti para hewan mendengar ucapan Dante. Ini sungguh-sungguh salah Dante! Andrea mengutuk Dante dengan berbagai bahasa dalam hati.     

Malamnya, Andrea rela mendatangi kamar Dante, namun bukan dalam alam mimpi. Ini di alam nyata di Cosmo.     

Tapi, Andrea hanya meringkuk saja dalam pelukan Dante, tidak lebih. Dan lelaki Nephilim itu juga tidak berbuat jauh selain hanya memeluk Andrea selama mereka tidur.     

Dante ingin merasakan kehangatan hubungan mereka saja jikalau memang harus dimulai kembali dari awal. Andrea juga merasakan kenyamanan ketika dalam pelukan Dante.     

Ini sama dengan rasa yang dia dapatkan di awal-awal mereka muncul di alam ciptaan Djanh, ketika mereka belum bisa memasuki alam Cosmo.     

Ketika mereka sudah sama-sama terlelap, dari celah pintu, muncul sosok Kuro dan Shiro. Mereka berdua tersenyum senang melihat Mama dan Papa mereka tidur bersama.     

Kemudian, setelah puas dan lega melihat kedua orang tua angkatnya, dua bocah hybrid itu pun kembali ke kamar dan menutup pintu sepelan mungkin.     

Setelah hari itu, Andrea mulai kembali pada sikap normal dia. Ia juga lebih merasakan energi positif yang berkobar-kobar.     

Seperti hari itu mereka berjalan untuk memburu siluman demi inti kristal sebagai syarat menuju ke pintu keluar dunia Djanh, Andrea malah bercakap-cakap ramah dengan Siluman Capibara yang sedang lewat membawa anak-anaknya untuk bermain di rawa-rawa dekat sana.     

Atau Andrea yang tiba-tiba tersenyum cerah pada Siluman Badak yang tak mau didekati dan terus lari menghindari Andrea.     

Ternyata kekejaman Andrea sudah menjadi berita kasak-kusuk di negeri itu.     

Tak heran Siluman Badak segera melarikan diri begitu dia menjumpai Andrea.     

"Jika kau bertemu manusia, betina, berambut panjang, dan dadanya tumbuh semangka muda, maka itu adalah manusia yang harus kau hindari demi jiwamu!" Demikian bunyi gosip yang beredar di hutan itu.     

Andai saja Andrea mengetahui rumor mengenai dirinya, dia bisa suram dan menguliti langsung si pembuat rumor itu.     

Andrea tidak sekejam itu. Dia tetap saja takkan menyerang hewan atau siluman yang tidak ingin melukainya. Apalagi jika mereka sedang bersama dengan anak-anaknya.     

Namun, dia akan berubah menjadi dewi kematian jikalau bertemu hewan atau siluman kejam yang berani membantai anak-anak. Dia takkan mentoleransi itu semua.     

"Hei, anakmu cantik sekali!" puji Andrea ketika dia bertemu seekor siluman meerkat yang sedang menggandeng anaknya.     

"Benarkah?" Siluman Meerkat itu jadi tersipu bangga. "Dia memang bungsuku yang paling menawan."     

Saat itu Andrea tidak mengurai rambutnya, hanya membentuk cepol sederhana saja, makanya Siluman Meerkat berani mengobrol. Andai Siluman Meerkat itu tau bahwa gadis yang sedang mengobrol dengannya adalah yang sedang digosipkan, entah apakah dia masih akan terkikik senang mendengar pujian Andrea pada anaknya.     

Di hari lain, ketika Andrea bertemu Siluman Gazele.     

"Hei, apakah kau gadis manusia yang konon suka membunuh jenis kami?" Siluman Gazele itu meneliti Andrea dari atas sampai bawah.     

"Aku?" Andrea menunjuk ke hidungnya sendiri sambil miringkan kepala.     

"Ya! Gosip menyebutkan aku harus waspada pada manusia betina berkulit pucat, berambut panjang, bermata seperti piring dan dadanya menumbuhkan semangka karena dia itu sangat kejam pada para hewan siluman. Biar aku melihatmu dulu..."     

Andrea berdiri diam sambil silangkan dua tangan di depan dada sementara Siluman Gazele tingkat rendah itu memindai Andrea.     

"Raawwwrrrhhh!" Andrea seketika berlagak bagai macan hendak menerkam dengan taring dan cakar diarahkan ke Siluman Gazele.     

Wajah Siluman Gazele langsung hijau ungu bergantian dan dia berteriak histeris sambil lari cepat. "MAMAYUKEROOO! ITU DIAAAA! SI DADA SEMANGKA YANG KEJAAAMM!!!"     

Andrea suram seketika.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.