Devil's Fruit (21+)

Patung Es Dante



Patung Es Dante

0Fruit 175: Patung Es Dante     
0

Dante dan Kuro tak menyangka kekuatan es milik si siluman babi itu begitu kuat. Rupanya babi itu tidak sekedar sesumbar belaka.     

Karena mereka sudah mengetahui apa energi elemen si babi, maka Kuro mulai maju dengan penuh percaya diri.     

"Kau ingin mendekati mamaku yang sangat cantik menawan? Huh! Kau butuh mengganti wajah dan tubuhmu dulu seperti papaku yang tampan!" Kuro segera semburkan api hitamnya yang tidak kalah dengan kekuatan api milik Andrea.     

Siluman babi itu menyeringai sambil acungkan tangannya ke depan untuk balas menyemburkan energi es lagi ke api Kuro. "Bocah kurang dihajar! Sok ingin menyerangku?"     

Wuusss!     

Pssss~     

Api hitam Kuro seketika padam begitu bersentuhan dengan semburan uap es dari siluman babi.     

Air muka Kuro jatuh melihat apinya langsung padam karena tenaga es milik siluman babi. Sedangkan siluman babi gendut itu makin pongah dan menatap Kuro dengan pandangan jijik meremehkan.     

Sabrina maju dan semburkan energi api dia dari moncongnya.     

Wooosshh!     

Siluman babi masih juga menyeringai dan dengan santai balas serangan Sabrina menggunakan uap es yang dia keluarkan dari mulutnya.     

Api Sabrina segera padam begitu disentuh uap es siluman babi, malah uap es itu belum mau berhenti dan seakan-akan berlari ingin menerjang ke Sabrina.     

Pssss~     

Wuuussss~     

"Awas! Bree!" teriak Andrea seraya dia gunakan tenaga Mossa untuk menampar uap es itu sebelum menyentuh tubuh macan kesayangannya.     

Swaaassshhh!     

Uap es pun berbelok dan menghantam ke rumput yang langsung membekukan rumput itu. Andrea mendesah lega karena berhasil menyelamatkan Macan Sabertooth dia.     

"Waahh!" pekik siluman babi sambil menampilkan wajah terkejut. "Kau punya kekuatan unik, nona cantik! Aku jadi makin bersemangat padamu! Jadilah selirku! Kujamin aku akan membahagiakanmu!" Mata cabul siluman babi lekat memandangi dada montok Andrea.     

Dante seketika suram dan ingin mencincang siluman babi ini.     

Plaakkk!     

Siluman babi menyentuh pipinya yang sakit akibat tamparan Andrea menggunakan Mossa. "Cantikku... kenapa kau kejam sekali pada kekasih tampanmu ini?"     

Andrea ingin muntah mendengar kalimat siluman babi. "Humph! Menamparmu itu dikategorikan kejam, yah? Itu kejam?"     

"Tentu saja!" rengek siluman babi masih mengelus-elus pipinya yang sakit. "Kau ini calon selirku. Oh, tidak, tidak, jika kau tak suka jadi selir, maka kau boleh jadi istriku! Kuyakin istri jelekku di rumah takkan keberatan turun pangkat jadi selirku kedua puluh tiga."     

"Tamparan untukmu itu harusnya menjadi harapan aku agar kau sadar diri dari tak tau malumu. Tapi sepertinya hewan siluman jenismu ini memang takkan bisa sadar sebelum aku sembelih, yah!" Andrea sendiri sudah muak dijadikan obyek fantasi gila siluman babi.     

Dikarenakan muak, Andrea gunakan Mossa untuk memukul siluman babi berkali-kali, dan akhirnya dia berhasil menerbangkan siluman cabul itu belasan meter jauhnya. Siluman babi cabul pun lari terbirit-birit masuk ke hutan.     

"Harusnya Mama cincang si gendut jelek itu, Ma!" Kuro tak bahagia karena siluman itu malah lepas begitu saja dari mereka.     

Dante diam-diam menyetujui kata-kata Kuro. Ia tak terima gadisnya ditatap secara cabul oleh pihak lain dan bahkan terang-terangan akan dijadikan istri di depan hidungnya! Lelaki mana yang bisa menerima itu?!     

Andrea mendesah. "Mood aku lagi bagus hari ini. Kalo mereka gak maksud kejam ma kita, maka kita gak usah kejam ke mereka. Ayok kita lanjut lagi!"     

Hari ini mereka berhasil membasmi sekumpulan siluman marmut dan siluman kera. Meski mereka kelelahan, tapi mereka puas.     

Mereka sengaja mencari siluman yang hidup dengan kawanan agar lebih menempa mereka dan bisa lebih banyak mendapatkan inti kristal yang berharga.     

Hari belum beranjak dari siang saat mereka beristirahat di dalam hutan. Mereka duduk bersandar di beberapa pohon.     

"Aku harus ke suatu tempat." Dante berdiri di depan Andrea.     

Andrea menatap tubuh menjulang di depannya. "Perlu kukirim ke Cosmo sebentar?"     

Dante menggeleng. "Tak usah. Hanya sebentar saja."     

Gadis Cambion pun mengangguk paham. Itu adalah kode jika Dante hendak buang air. Dia sudah paham kode ini sejak datang ke alam ciptaan Pangeran Djanh.     

Dante terlalu malu untuk mengucapkan keinginan untuk buang air secara blak-blakan di depan Andrea. Hal itu kadang menggelikan bagi Andrea.     

Dante pun berjalan ke sebuah semak, menjauh dari rombongan karena ia butuh tempat privasi untuk menuntaskan hajatnya. Toh, ia sudah menghitung, jarak dia dan Andrea tidak sampai seratus meter saat ini.     

Bzzzztt!     

Tubuh Dante seketika membeku. Lalu, keluarlah sosok siluman babi yang menyeringai jahat ke Dante. "Hahah! Tak kukira sungguh mudah mengatasimu, pria jelek!" Ia menatap Dante yang sudah berubah menjadi patung es.     

Meski Dante sudah menjadi patung es, namun matanya masih terbuka dan mengetahui keadaan di luar. Ia ingin melepaskan diri dari es yang memenjarakan kebebasan geraknya, namun ternyata sulit.     

Dante mencoba keluarkan tenaga petirnya, siapa tau itu bisa menghancurkan es itu.     

"Ckckck... kusarankan padamu untuk tidak mencoba-coba mengeluarkan petirmu, manusia tolol." Siluman babi berjalan mengelilingi Dante dengan sikap mencemooh. "Atau kau ingin lekas hancur berkeping-keping? Coba saja kalau begitu! Keluarkan petirmu sekuat yang kau sanggup dan kita bisa lihat apa jadinya dirimu nanti!"     

Mendengar itu, Dante tak berani lagi mengeluarkan tenaga petirnya. Ia takut dirinya hancur sesuai dengan yang dikatakan siluman babi. Maka, ia pun diam pasrah.     

Siluman babi terkekeh puas menatap Dante. "Pria lemah sepertimu, tidak layak untuk wanita secantik dia, kau tau itu, tolol? Kau pikir kau sepadan dengannya? Cih! Aku yang lebih layak untuk dia!"     

Dante ingin mengumpat dan memotong-motong siluman babi cabul tak tau diri itu, tapi dia dalam keadaan tidak berdaya dan nyawanya benar-benar ada dalam kuasa si siluman.     

"Kau tau, pria tolol, jika aku ingin, aku bisa saja dengan mudah hancurkan patung esmu, dan wanita cantik itu pasti akan jatuh ke pelukanku jika kau tidak ada." Siluman babi meracau sesuka hati di depan Dante yang membeku.     

"Dante?"     

"Papa?"     

Terdengar suara Andrea dan Kuro tak jauh dari sana.     

"Dan, kalo gak buruan keluar, aku intip loh yah! Hihi!" Andrea terkikik geli sambil membayangkan wajah kesal Dante.     

Siluman babi terkejut karena Andrea dan Kuro sudah berjalan ke arah mereka. Ia lekas saja kibaskan tangannya dan patung es Dante pun lenyap, berpindah ke dalam ruang jiwa siluman babi.     

Sreett!     

Wuss~     

Seketika, siluman babi itu sudah berubah menjadi sosok Dante palsu tepat ketika Andrea dan Kuro sudah mendatangi semak itu.     

"Aduh, kau ini kenapa tidak sabaran?" Siluman babi yang sedang menyamar sebagai Dante itu berlagak menaikkan celananya di depan Andrea.     

"Cih! Dasar mesum!" pekik Andrea dan berbalik meninggalkan Dante palsu.     

"Eh! Tu-tunggu aku, sayank!" Dante palsu pun mengejar langkah Andrea.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.