Devil's Fruit (21+)

Dante Palsu (2)



Dante Palsu (2)

0Fruit 177: Dante Palsu (2)     
0

Usai mereka makan malam, Andrea menyuruh Dante untuk bermain-main dulu dengan duo hybrid. "Temani mereka main sebentar sana. Aku akan membereskan alat-alat makan."     

Dante palsu tak bisa menolak. Ia pun terpaksa membawa Kuro dan Shiro tak jauh dari tempat rombongan Andrea bermalam.     

Setelah itu, Andrea menyuruh Dante sekalian menidurkan kedua bocah hybrid itu di lubang pohon. "Kau kan biasanya menidurkan mereka setiap malam... Nanti aku akan menyusulmu."     

Mata siluman babi berbinar senang mendengar itu. Ia mengangguk cepat dan membawa duo ular hybrid memasuki lobang pohon.     

Tak lama, Dante palsu keluar dari lubang pohon, menemui Andrea yang masih di bawah.     

"Mama cantik, bagaimana kalau aku buatkan lobang pohon untuk kita berdua saja?" usulnya pada Andrea.     

Andrea menaikkan keningnya, heran. "Hm? Untuk kita berdua? Kenapa? Bukannya kita biasa tidur berempat?"     

Dante palsu menggiring Andrea menjauh sedikit dari kelompoknya. "Tak enak jika nanti kita akan mengganggu tidur anak-anak kita. Kau setuju?"     

Dengan wajah senyum, Andrea menggeleng, menolak ide Dante palsu. "Kalau mereka terbangun tengah malam, mereka akan bingung mencariku."     

'Kalau mereka terbangun tengah malam, akan aku ubah mereka menjadi es menemani papa keparat mereka!' batin siluman babi.     

Alasan dia belum membunuh Dante hanya karena ia ingin aura Dante masih melekat padanya, maka dari itu ia hanya menyimpan Dante di ruang jiwanya tanpa bisa menghancurkan Dante.     

"Mama, Mama, ada yang ingin aku bicarakan sebentar denganmu..." Siluman babi berbisik sambil menggamit pinggang Andrea ke arah semak-semak.     

Andrea heran namun masih tetap pasrah menuruti.     

Mereka tiba di lapangan rumput.     

"Mo ngomong ap-ummmpphh!" Andrea tak bisa menyelesaikan kalimatnya karena bibirnya sudah dilumat siluman babi yang masih menyamar menjadi Dante. Bahkan tubuhnya dipeluk erat.     

Andrea meronta ingin lepas, tapi pelukan siluman babi begitu kuat, bahkan tangan siluman itu sungguh kurang ajar meremas-remas salah satu payudara Andrea.     

"A-agghh! Dante, stop!" Andrea berhasil melepaskan diri dari lumatan bibir Dante palsu. "Kau ini kenapa, sih?"     

"Aku... aku tak tahan, sayank... ummmphh... mmmsshh..." Karena dia tidak berhasil mendapatkan bibir Andrea, maka ia hanya harus berpuas mendaratkan bibir cabulnya pada leher dan dada atas sang Cambion.     

"Dante! Biasanya kamu gak begini! Stop!" Andrea mengelak dan menahan bibir siluman babi yang makin kurang ajar ingin mengecupi payudaranya.     

"Aku... mmpphh... itu karena kau sangat cantik dan mempesona, sayank! Msshh... bagaimana aku bisa tahan... mmsspphh..." Satu tangan siluman babi merenggut paksa baju atas Andrea dan menjatuhkan gadis Cambion ke rerumputan sementara dia bisa leluasa melumat payudara Andrea yang telanjang.     

"Dante-stooppp! Aghhh!" Andrea pun lekas tusukkan cakar elang andalannya dan robek dada siluman babi.     

Siluman itu menjerit bagai babi sedang disembelih. Ia pun menjauh dari Andrea dan menatap ke dadanya yang bersimbah darah. "Apa-apaan kau ini?!" Ia tatap marah ke Andrea. Hampir saja ia mati karena dadanya robek.     

Andrea lekas bangkit. Tak lama kemudian, muncullah semua kelompok Andrea. "Jangan kau kira kau bisa menyamar sebagai Dante!" Ia bereskan bajunya dan tatap sengit ke siluman di depannya.     

Siluman babi itu terdiam, tertegun, lalu tertawa terbahak-bahak. "Hahahaha! Ternyata kau sudah mengerti? Aku tertangkap basah! Hahahaha!" Ia pun kembali ke wujud aslinya.     

Andrea meludah jijik, teringat dia sudah diciumi siluman babi tadi. "Cepat serahkan Dante sebelum aku bertindak kejam ke kamu! "Kau kira seperti apa Dante itu, heh? Kau pikir dia orang yang mudah tersenyum? Apalagi cengengesan? Hah! Dia jauh dari itu, asal kau tau! Bahkan dia tak pernah merayuku terang-terangan! Juga tak pernah memuji masakanku! Oh, begitu banyak kau mengungkap kedokmu sendiri! Dari awal! Kau bahkan tak tau namaku! Ya, kan?"     

Sedari awal, sejak dia menyusul Dante ke semak buang air itu, ia sudah mencurigai Dante yang tiba-tiba bersikap manis padanya tanpa sebab, bahkan memanggil sayank, karena panggilan itu hanya Dante munculkan di alam mimpi saja.     

Oleh karena kecurigaan ini, Andrea memutuskan untuk bermalam di alam Djanh saja ketimbang ke Cosmo seperti biasanya, karena akan gawat jadinya jika ternyata itu memang bukan Dante.     

Setelah terus mendapati kejanggalan-kejanggalan dari Dante, Andrea berspekulasi negatif bahwa itu bukan Dante. Kalaupun itu Dante, bisa saja dia dirasuki.     

Maka dari itu, Andrea diam-diam memberitahu yang lainnya mengenai kecurigaan dia mengenai Dante yang jauh berbeda.     

Andrea sengaja memancing agar Kuro bertanya ke Dante mengenai alat memasak itu. Bahkan dia bekerja sama dengan Shiro yang biasanya acuh tak acuh untuk ikut membujuk Dante.     

Lalu, dia masih menyuruh Dante bermain dan menidurkan kedua bocah hybrid dengan mengatakan itu hal biasa yang Dante lakukan. Dan Dante palsu ternyata tidak protes. Dari situ kecurigaan Andrea bulat seratus persen itu bukan Dante yang sesungguhnya.     

Maka, ketika Dante sibuk dengan duo hybrid, Andrea dan yang lainnya berunding untuk persoalan ini. Mereka tidak boleh gegabah agar tidak mencelakakan Dante.     

Siluman babi termangu sebelum kembali tertawa gila. "Lalu, memangnya kenapa jika aku tidak bisa persis meniru dia, hah?"     

"Cepat serahkan Dante. Aku akan melepaskanmu kalau kau bebaskan Dante." Andrea tatap tajam ke siluman babi.     

"Bagaimana kalau aku katakan aku sudah membunuhnya?" Siluman babi melangkah pongah berputar di tempatnya.     

"Apa?! Kau sudah membunuh Dante?!" Andrea ganti tertawa gila.     

Siluman itu heran dan bertanya, "Kenapa kau tertawa? Apa kau tak percaya aku sudah membunuhnya?"     

Andrea berhenti tertawa, namun tidak menghilangkan seringaian di wajah ayunya. "Kuberitahu kau satu hal yang paling penting. Aku dan Dante terikat hidup dan mati bersama. Kalau aku mati, maka Dante juga mati secara otomatis. Dan kalau dia mati, maka aku takkan ada di sini bicara padamu. Mengerti?"     

"Heh!" Siluman babi mencoba menenangkan diri. Ia sebenarnya tak menyangka bahwa Dante dan Andrea terikat secara hidup dan mati. Ia lega bahwa dia belum membunuh Dante atau ia akan rugi kehilangan Andrea. "Jangan kira aku tak berani membunuh pacar tololmu!"     

Andrea maju mendekat ke siluman babi dalam jarak aman. "Benarkah?" Ia menatap penuh goda ke siluman babi. "Apa kau tak ingin lagi meremas ini?" Ia mengangkat kedua payudara dengan dua tangannya secara provokatif.     

Siluman babi meneguk ludah, menatap rakus dan mesum ke arah dada Andrea. Tadi dia sudah mencicipi puting Andrea dan rasanya sangat tidak terlupakan! Ia menahan air liurnya. "Jangan anggap aku mempercayai ikatan hidup mati kau dan pria keparat ini, yah!"     

Si babi sudah membayangkan Andrea ada dalam tindihan dia dan mengerang ketika ia berhasil menusukkan alat kelaminnya dalam-dalam ke liang hangat gadis itu.     

"Sungguh? Gak percaya aku dan dia terikat hidup dan mati? Ingin mencoba? Tapi kalau ternyata benar, bukannya kau tak jadi menikmati ini...?" Andrea makin meremas payudaranya sendiri, membuat mata siluman babi membara dibakar napsu.     

"La-lalu... apa maumu?" Siluman babi sangat berhasrat untuk menggauli Andrea, apapun caranya!     

"Di mana Dante?"     

Siluman babi menepuk ke dadanya. "Dia ada di dalam tubuhku. Menjadi patung es. Kalau aku mau, aku bisa menghancurkan dia!"     

"Dan melewatkan keintiman denganku?" Andrea terus memprovokasi siluman babi.     

Zzzttt!     

Tiba-tiba, ada petir halus yang memasuki tubuh siluman babi tanpa bisa dicegah siluman itu. Tentu saja itu Rogard. Dia mencari Dante di dalam tubuh siluman.     

Andrea lekas saja berlari menjauh dari siluman menggunakan Mossa. Dia melonjak cepat dari sana.     

DHUAARRR!!!     

Siluman babi yang masih terkejut karena Andrea tiba-tiba berlari menghilang dari tempat itu, tiba-tiba tersambar petir besar. Ia seketika jatuh ke tanah.     

Kesempatan itu tidak di sia-siakan yang lainnya. Mereka menyerbu ke arah siluman babi yang masih syok terkena sengatan petir dari alam Djanh, bersama-sama, mereka merobek tubuh siluman babi.     

Noir merobek dada siluman babi dan mengeluarkan inti kristalnya.     

Siluman babi hanya bisa mendelik tak terima akan kematiannya yang tragis. Begitu dia mati, Dante pun muncul di atas rerumputan bersama Rogard. Es yang menyelubungi Dante berangsur-angsur meleleh.     

"Andrea... mana Andrea?!" Dante bertanya dengan kalap.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.