Menantu Laki-Laki Sang Raja Naga

Ah, Paman~



Ah, Paman~

0Hao Ren berdiri di samping lampu jalan, melihatnya dengan senyum di wajahnya.     
0

"Berengsek!" Zhao Yanzi dengan cepat ke sana untuk menendang Hao Ren.     

Dia telah diancam oleh hooligan, dipaksa menulis sebuah lembaran refleksi, diambil teleponnya, dan ditanya tentang berciuman oleh Ling … hari ini tidak bisa berlalu dengan lebih parah!     

Dia mengenakan sepatu olahraga datar seperti murid sekolah menengah lainnya dan tendangannya sama sekali tidak sakit.     

"Kenapa kamu … sangat marah?" Hao Ren memegang bahunya untuk membuatnya tetap berdiri. Kemudian, dia tertawa dan bertanya, "Apa ponselmu diambil?"     

"Itu semua salahmu!" Zhao Yanzi menjadi marah lagi.     

Namun, dia segera menyadari ada sesuatu yang salah. "Bagaimana kamu tahu itu? Kamu bisa melihat kelasku dari kamarmu?"     

"Um …" Hao Ren menggelengkan kepalanya. "Aku menebak karena kamu hanya menjawab satu pesan."     

"Maumu! Aku bahkan tidak mau menjawab!" Zhao Yanzi memindahkan tangan Hao Ren dari bahunya .     

Bahu Zhao Yanzi bulat dan lembut; nyaman untuk dipegang.     

Ini jalan satu-satunya dari gedung akademik ke gedung asrama, jadi beberapa murid menengok untuk melihat apa yang terjadi saat mereka lewat. Mereka tidak bisa melihat wajah Hao Ren di bawah lampu yang samar dan berpikir dia salah seorang pria yang sedang menyatakan cintanya kepada Zhao Yanzi.     

Wajah Zhao Yanzi memerah saat dia merasakan pandangan itu, jadi dia menarik Hao Ren menjauh dari jalan dan mendekati lapangan olahraga.     

Tidak ada lampu jalan di sekitar lapangan olahraga. Sekarang hampir jam sembilan malam, dan hanya ada cahaya dari gedung asrama yang jauh; hampir seluruhnya gelap. Mereka bahkan tidak bisa melihat jalan jika bukan karena bulan dan bintang-bintang.     

"Sangat menyebalkan! Siapa yang memintamu datang?" Zhao Yanzi mengeluh saat dia berjalan ke lapangan olahraga.     

Dia tampak marah tetapi dia merasa senang.     

Dia meminta untuk tinggal di kampus untuk mengawasi Hao Ren, tetapi kehidupan asrama sangat membosankan dan ketat. Selain istirahat selama satu jam di tengah hari, dan satu jam istirahat di malam hari, mereka semua terkunci di sekolah. Ini seperti kamp pelatihan militer.     

Di atas semua itu, para murid yang tinggal di kampus harus menghadiri sesi belajar malam mandiri begitu juga membersihkan asrama. Ada juga berbagai macam inspeksi, dan Zhao Yanzi menyesali keputusannya.     

Gu Yan dan Liu Qiqi keduanya adalah murid teratas di kelasnya, dan mereka belajar dengan giat begitu tahun ajaran dimulai dan kembali ke kamar asrama untuk belajar tepat setelah sesi belajar mandiri. Ling benar-benar mengesampingkan Zhao Yanzi, Zhao Yanzi merasa sedikit bosan karena dia tidak terlalu senang belajar atau punya pacar di kampus.     

Dia terus berjalan sambil menarik Hao Ren ke depan, bergumam tentang segala macam hal.     

Hao Ren mendengarkan semua keluhannya sambil melihat ke lintasan lari di bawah cahaya bulan. Dia merasa seolah-olah dia kembali ke hari-hari sekolah menengahnya sambil memegang tangan lembut Zhao Yanzi.     

Ada beberapa pasangan muda lainnya di lapangan olahraga. Para murid cukup sibuk karena itu hari pertama sekolah dan tidak ada wali kelas yang punya waktu untuk mengejar mereka di sini. Sehingga, ada cukup banyak pasangan.     

"Hei! Kenapa kamu tidak mengatakan sesuatu!" Zhao Yanzi mendadak memukul tangan Hao Ren.     

"Aku mendengarkan karena kamu sedang berbicara," Hao Ren menjawab.     

"Aku sangat cerewet, kan?" Zhao Yanzi menaikkan alis matanya tidak puas. Dia tiba-tiba sadar bahwa dia berbicara terlalu banyak, dan Hao Ren tidak akan tertarik untuk mendengarkan hal-hal yang sepele yang telah terjadi di hari pertama sekolah.     

Hao Ren tertawa dan menarik Zhao Yanzi lebih dekat.     

Zhao Yanzi hampir menjadi marah pada sikap Hao Ren sebelum dia menariknya mendekat.     

Saat dia melakukannya, hati Zhao Yanzi bergetar, dan dia menelan perkataan kasarnya kembali.     

"Ah! Bukankah itu Paman?"     

Ling sedang berjalan-jalan di lapangan olahraga bersama Liu Yuntao saat dia melihat Zhao Yanzi dan Hao Ren.     

"Kakak!" Liu Yuntao berteriak kagum saat melihat Hao Ren.     

Dia tidak berani memanggil Hao Ren, Paman, seperti yang Ling lakukan. Dia melihat betapa kuat Hao Ren sepanjang hari itu dan mengagumi keberanian dan kekuatan Hao Ren.     

Dia juga mendengar dari Ling bahwa Hao Ren sangat pandai bermain basket; Ling memberitahunya bahwa Hao Ren bisa melemparkan bola langsung ke dalam keranjang dari lapangan voli saat mereka masih di kampus lama dahulu.     

Hao Ren melihat ke bawah dan tersenyum. Dia sedikit malu dilihat oleh mereka karena dia datang ke sini untuk bertemu dengan Zhao Yanzi.     

"Paman, bagaimana kamu datang ke sini?" Ling telah bertemu dengan Hao Ren beberapa kali, sehingga dia langsung bertanya.     

Sebelum Hao Ren bisa menjawab, Ling mendapatkan jawaban baginya. "Kamu pasti telah memanjat pagar! Haha! Kamu benar-benar melakukan semuanya untuk Zi!"     

Dia tidak menyangka Hao Ren, yang selalu cukup tenang, memanjat melewati tembok untuk menemui Zhao Yanzi.     

Hao Ren bisa dengan mudah memanjat gunung jika dia mau, tetapi di mata Ling, kelihatannya dia sangat jatuh cinta kepada Zhao Yanzi . Lagi pula, jika dia tertangkap memanjat ke Sekolah Menengah LingZhao, dia akan dalam masalah besar.     

"Baiklah, Ling, kamu terlalu banyak bicara. Pergilah bersama Liu Yuntao!" Zhao Yanzi sedikit mendorong perut Ling.     

Ling menutupi perutnya dan terkekeh. Dia meninggalkan Zhao Yanzi dan Hao Ren sendirian dan menarik Liu Yuntao ke depan dengan gembira.     

"Hao Ren sepertinya sedikit kutu buku, tetapi dia bahkan memanjat melewati pagar!" pikir Ling. Dia akan menggoda Zhao Yanzi pada topik ini saat mereka kembali ke asrama mereka.     

Zhao Yanzi tersipu saat Ling dan Liu Yuntao berjalan menjauh. Dia menarik Hao Ren keluar dari lapangan olahraga, dan mereka menuju stadion.     

Rumput-rumput liar di dekat stadion yang baru dibangun belum dibersihkan, tetapi itu tempat yang sempurna bagi para murid untuk berkencan.     

Zhao Yanzi tidak tahu apa yang hendak dibicarakan dengan Hao Ren. Namun, dia merasakan ketenangan saat mereka berjalan bersama-sama.     

Tanpa disadari, dia tidak ingin Hao Ren cepat pergi.     

"Apa Kelas Sembilan sulit?" tanya Hao Ren.     

"Lumayan. Hari ini hari pertama, jadi kami hanya mengulang isi pelajaran tahun lalu," jawab Zhao Yanzi.     

Hao Ren selalu mengulang semua bersamanya selama liburan musim panas, dan Zhao Yanzi merasa bahwa Hao Ren bahkan lebih baik dalam menerangkan daripada guru-gurunya.     

Sebenarnya, Hao Ren bekerja keras dalam membimbingnya belajar. Hao Ren tahu kelemahannya, sehingga dia merasa Hao Ren lebih baik.     

Ada sebuah gang kecil di antara bagian belakang gedung akademik dan stadion. Tempat itu lebih gelap karena berada di belakang kedua gedung.     

Hao Ren dan Zhao Yanzi berjalan menyeberangi rerumputan, dan mereka tiba-tiba melihat dua orang murid berciuman di bawah pohon.     

Zhao Yanzi berhenti tiba-tiba dan melihat ke sana sambil wajahnya memerah. Mereka adalah murid Kelas Delapan, dan mereka berdua mengenakan seragam.     

Hao Ren menyadari bahwa Zhao Yanzi telah berhenti, jadi dia mengangkat kepala dan melihat kedua murid itu juga.     

Kedua murid itu melihat Hao Ren dan Zhao Yanzi di bawah cahaya bulan. Mereka bisa melihat bahwa Hao Ren tidak mengenakan seragam sekolah, jadi mereka dengan cepat melarikan diri karena mereka berpikir dia seorang guru.     

"Murid sekolah menengah zaman ini …" Hao Ren baru saja hendak menggoda Zhao Yanzi saat dia mendapatinya menggigit bibirnya dan berdiri terpaku.     

Hao Ren bisa merasakan detak jantungnya melalui ujung jarinya yang lembut.     

"Hei! Kamu belum pernah secara resmi menciumku, bukan?" Zhao Yanzi menarik pergelangan tangan Hao Ren dan mendongak untuk melihatnya dengan matanya yang terang.     

Um … Hao Ren melihatnya, berpikir, "Kenapa kamu bertanya seperti ini …."     

Namun, pertanyaan ini mempercepat detak jantung Hao Ren.     

Zhao Yanzi adalah gadis yang paling populer di Sekolah Menengah LingZhao, dan ada beberapa ratus anak laki-laki yang mengejarnya atau jatuh hati kepadanya. Pipinya yang mulus dan wajah yang halus membuatnya terlihat seperti sebuah boneka porselen di bawah sinar bulan.     

"Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan ini?" Hao Ren bertanya dengan waspada.     

Hao Ren adalah seorang kutu buku tanpa satu pun latihan di bidang itu. Dia tiba-tiba bertanya-tanya apa ada tipuan dengan pertanyaan mendadak Zhao Yanzi.     

"Apa kamu … tahu caranya?" Zhao Yanzi melihat pada Hao Ren dengan marah.     

Begitu dia mengatakan itu, dia menyadari dia telah menghancurkan suasananya. Akan tetapi, tidak ada jalan kembali lagi. Dia tidak akan bisa tidur jika dia tidak menyelesaikannya.     

Wajah Hao Ren merah padam padam akibat pertanyaannya.     

Dia sedikit kutu buku, tetapi dia punya kehormatan juga!     

"Tentu saja … aku tahu!" Hao Ren menjawab.     

Duk! Duk!     

Jantung Zhao Yanzi berdetak semakin cepat.     

"Sialan. Aku tidak pernah berada dalam situasi yang seperti ini …" Zhao Yanzi dengan perlahan memukul dada Hao Ren karena dia menjadi terdiam setelah mengatakan itu.     

Suasananya! Semua hilang!     

Zhao Yanzi mengangkat tinjunya lagi, tetapi Hao Ren merenggut tangannya.     

"Hei, kamu menyakiti dadaku," Hao Ren berkata kepadanya.     

Saat dia hendak menaikkan kakinya, Hao Ren tiba-tiba memegangnya di pinggangnya.     

Hao Ren mengetukkan jarinya di kening Zhao Yanzi dan kemudian menekankan bibir hangatnya kepada bibirnya.     

Badan Zhao Yanzi yang energik segera membeku.     

Semua detail itu yang dia katakan kepada Ling hilang dari benaknya, dan sepenuhnya menjadi kosong.     

Jantungnya hampir berhenti berdetak, apalagi lidahnya.     

"Berengsek, kamu benar-benar menciumku!" Zhao Yanzi berkata ke dirinya sendiri.     

"Kamu sendiri yang memintanya!" Hao Ren menggigit bibir Zhao Yanzi dengan lembut sebelum dia tiba-tiba melepaskannya. Hao Ren menghilang di belakang pagar dalam siraman cahaya putih, dan Zhao Yanzi berdiri diam, wajahnya memerah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.