Menantu Laki-Laki Sang Raja Naga

Siapa Yang Mengatakan Kepadamu ... Aku Belum Pernah?



Siapa Yang Mengatakan Kepadamu ... Aku Belum Pernah?

Saat itu baru jam delapan saat Hao Ren kembali ke asramanya setelah mengantar kakak beradik Lu.     

Hao Ren merasa tidak terlalu tertekan sekarang setelah Lady Zhen meninggalkan Kota Lautan Timur. Sepertinya dia hanya lewat di sini dalam perjalanannya ke Gunung Kunlun.     

Dia kemungkinan tinggal di Kota Lautan Timur selama beberapa hari untuk beradaptasi dengan dunia fana, tetapi itu masih membuat Kuil Dewa Naga sangat gugup.     

"Sepertinya ibu ini tidak terlalu peduli pada putranya," Hao Ren berpikir dalam hati; dia tidak berani mengatakannya keras-keras.     

Lady Zhen sangat tak bisa diduga dan kuat. Siapa yang tahu jika dia akan tiba-tiba muncul lagi.     

Zhou Liren dan yang lain mulai bermain kartu lagi di asrama, dan Hao Ren berjalan melalui kamar asrama ke balkon untuk memeriksa Sekolah Menengah LingZhao.     

Lampu kamar asrama Zhao Yanzi padam yang berarti mereka tidak ada di sana. Waktu makan malam telah berlalu, jadi mereka pasti ada di kelas.     

Hao Ren melihat lebih jauh ke gedung akademik mereka dan mendapati bahwa hampir semua ruang kelas di lantai ketiga terang.     

"Murid-murid Kelas Sembilan sedang melakukan belajar mandiri di malam hari …" pikir Hao Ren sambil menyuntikkan esensi alam ke dalam matanya untuk memeriksa ruang kelas itu.     

Kelas Kedua dari Kelas Sembilan berada di kelas kedua di lantai tiga, dan Zhao Yanzi duduk dekat jendela. Hao Ren bisa melihatnya dengan jelas.     

Dia terus menuliskan sesuatu dengan kepala menunduk, dan Hao tidak tahu apa yang dia sedang kerjakan.     

Sang wali kelas, Luo Ying, berjalan mengitari ruang kelas dengan tangan di belakang, menjaga ketertiban kelas. Dia akan berhenti dari waktu ke waktu untuk melihat apa yang Zhao Yanzi tulis.     

Ling duduk di belakang Zhao Yanzi, dan dia mengetuk punggung Zhao Yanzi dengan pulpennya saat Luo Ying berbalik untuk mengobrol diam-diam.     

Adegan yang semarak ini mengingatkan Hao Ren tentang sesi belajar malam mandirinya saat dia di sekolah menengah.     

"Apa yang kamu kerjakan?" Hao Ren mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan.     

Zhao Yanzi menarik ponselnya keluar dari meja dan menjawab pesan; Hao Ren bisa melihat semua yang dia kerjakan.     

"Ini semua salahmu! Aku sedang menulis lembaran refleksi!"     

Hao Ren mendapat pesannya beberapa detik kemudian.     

Hao Ren mau tidak mau tertawa pada balasannya, berpikir, "Ini bukan pertama kali untukmu menulis sebuah lembaran refleksi. Kamu sudah ahli."     

Saat Hao Ren hendak membalas, Luo Ying berjalan di depan Zhao Yanzi dari sisi lain kelas dan mengulurkan tangannya.     

Zhao Yanzi tidak ada pilihan selain memberikan ponsel hitam itu ke tangan Luo Ying, dan dia menggertakkan giginya dengan marah.     

Lou Ying mengambil ponsel itu, tetapi dia masih berdiri di depan Zhao Yanzi. Kelihatannya dia sedang mengomelinya.     

Zhao Yanzi memalingkan wajahnya ke jendela, kesal. Namun, Hao Ren bisa melihat wajahnya dengan jelas dengan begini.     

"Apa? Kamu pikir aku salah?" Luo Ying mengangkat lembaran refleksi Zhao Yanzi dan melihatnya sebelum berkata, "Kamu sama sekali tidak menyadari kesalahanmu!"     

"Baik! Aku akan menulisnya lagi!" Zhao Yanzi kesal.     

Yu Qing, dari Kelas Enam, yang memulainya, tetapi Zhao Yanzi yang harus menulis lembaran refleksi.     

"Itu tidak perlu; lanjutkan belajar. Jangan berpikir tidak ada yang kamu pelajari karena kamu mengerjakan dengan baik di final. Dasarmu tidak bagus, jadi kamu perlu berlatih lebih banyak!"     

Lou Ying menyimpan lembaran refleksi itu dengan wajah tegas. Kemudian, dia mengetuk dua kali di meja Zhao Yanzi.     

Zhao Yanzi bernapas dengan berat sambil dadanya naik dan turun. Dia berpikir, "Kurang ajar! Kamu hanya berusaha menggangguku!"     

Luo Ying mendengus sedikit dan berjalan ke depan kelas untuk menilai pekerjaan rumah.     

"Orang tua Zhao Yanzi tidak berusaha mendisiplinkannya, dan mereka berbicara tentang seorang tunangan atau sesuatu. Sebagai wali kelasnya, sudah tanggung jawabku untuk membuatnya menjadi baik," pikirnya.     

Pada hari pertama sekolah pindah ke kampus baru, satu dari muridnya memulai perkelahian di depan gerbang. Ini membuat Luo Ying sangat malu.     

Zhao Yanzi selalu menjadi murid yang bermasalah di matanya. Meskipun nilai-nilai Zhao Yanzi sudah lebih baik, kepribadiannya masih tetap sama.     

Luo Ying mengakui bahwa Zhao Yanzi pintar, tetapi semakin pandai seorang murid, semakin mudah baginya untuk mendapat masalah besar.     

Semua wali kelas lain meminta ketua kelas untuk menjaga ketertiban kelas selama sesi belajar mandiri di malam hari tetapi dia sendiri ada di sini karena dia ingin bertanggung jawab untuk murid-murid ini.     

Semua murid di kelas lain berasal dari keluarga yang kaya atau berpengaruh; mereka sama sekali tidak perlu khawatir akan masa depan. Namun, murid-murid di kelas dua berasal dari keluarga-keluarga biasa, dan masa depan mereka akan sulit jika mereka mengacaukan ujian masuk sekolah menengah. Seperti itulah masyarakat; satu langkah yang salah bisa mengarahkan ke jalan yang salah.     

Luo Ying percaya bahwa meski murid-murid ini menyebutnya 'penyihir tua' di belakangnya, mereka pasti akan memahami maksudnya di masa depan.     

"Zhao Yanzi sangat marah, tetapi itu lebih baik daripada membiarkannya menderita kehidupan yang menyedihkan di masa depan," Luo Ying mendesah diam-diam saat dia menilai pekerjaan rumah dengan mengenakan kacamata baca.     

Ling melihat Luo Ying memeriksa pekerjaan rumah dan dengan ringan menepuk Zhao Yanzi lagi.     

"Jangan marah dengan penyihir tua itu, Zi. Dia hanya tegas, tetapi dia sesungguhnya tidak bisa melakukan apa-apa. Hei! Apa kamu bisa menjawab pertanyaan nomor 6?" Ling bertanya dengan suara kecil.     

"Nomor 6? Itu mudah. Aku sudah menyelesaikan hingga nomor 10!" Zhao Yanzi berbalik untuk meletakkan buku latihan di belakangnya.     

"Hebat, kamu sudah selesai semua?" Ling terkejut.     

Dia hanya berada di peringkat menengah di Kelas Kedua tetapi jauh lebih baik daripada Zhao Yanzi, yang selalu terakhir. Namun, nilai-nilai Zhao Yanzi telah meningkat dengan cepat, yang mengejutkan semua orang.     

"Kita sudah mempelajari semua ini di Kelas Delapan. Apa yang sulit tentang mereka?" Zhao Yanzi berkata dengan bangga dengan kepala terangkat.     

Mereka belum mempelajari banyak hal karena Kelas Sembilan baru saja dimulai. Sesi malam terutama berguna untuk mempelajari kembali konsep di Kelas Delapan, dan Hao Ren telah menjelaskannya semua pertanyaan ini sebelumnya. Sehingga dia bisa menyelesaikan dengan sangat cepat.     

"Hei, hey!" Ling menggerakkan kursinya lebih dekat dan bersandar ke dinding, Liu Yuntao ingin menciumku hari ini."     

"Ah, dan kemudian Zhao Yanzi menjadi sangat tertarik dengan tiba-tiba dan menggerakkan kepalanya.     

"Aku tidak tahu bagaimana mencium, jadi aku tidak mau dia menertawakanku," Ling mengangkat bahunya dan berkata dengan suara pelan. Kemudian, dia membuka matanya lebar-lebar dan berbisik, "Aku membaca buku bahwa kamu harus menjulurkan lidahmu saat berciuman, tetapi aku sedikit takut.     

"Oh, itu …" Zhao Yanzi bergumam.     

"Zi, kamu tahu bagaimana caranya berciuman, kan?" Ling melanjutkan.     

Mereka adalah teman baik, dan mereka memberitahukan segala sesuatu pada yang lain. Sehingga, dia hanya bisa datang kepada Zhao Yanzi saat memiliki pertanyaan-pertanyaan seperti ini.     

Namun, bagaimana Zhao Yanzi tahu? Meski dia adalah tunangan Hao Ren dalam nama, dia belum menciumnya dengan benar.     

Karena Ling bertanya, Zhao Yanzi tidak ingin kehilangan muka lagi dengan mengatakan tidak. Dia terbatuk sedikit dua kali dan berkata, "Tentu saja aku tahu!"     

"Jadi bagaimana caranya? Kami sudah bersama selama dua bulan. Apa terlalu cepat untuk berciuman?" Ling tidak yakin.     

Ling belum pernah berkencan dengan orang lain sebelumnya, dan Liu Yuntao adalah yang pertama kali dia sukai hingga akhir Kelas Delapan. Zhao Yanzi telah menyelidiki Liu Yuntao untuk Ling, dan dia mendapatinya cukup baik.     

"Dua bulan itu normal! Kamu bahkan bisa menciumnya setelah satu bulan!" Zhao Yanzi berpura-pura menjadi seorang ahli.     

Dia telah mengenal Hao Ren selama beberapa bulan, dan tidak pernah ada terobosan; mereka bahkan belum pernah secara resmi berciuman. Dia menolak Hao Ren sedikit sebelumnya, tetapi sekarang dia merasa malu karena Ling membuat lebih banyak kemajuan dengan pacarnya.     

"Ah, benarkah?" Ling tidak berpengalaman, dan dia memercayai Zhao Yanzi karena anak laki-laki mengejarnya.     

"Tentu saja!" Zhao Yanzi cemberut. "Kamu harus menutup mata saat kamu berciuman. Biarkan dia memelukmu dalam pelukannya dan julurkan lidahmu saat dia mendekat untuk menciummu …."     

Zhao Yanzi mengarang semuanya ini. Setengahnya murni bayangannya saja, dan setengah lainnya dari majalah. Dia sama sekali tidak punya pengalaman.     

Namun, dia tersipu saat dia mengatakan semua ini kepada Li saat dia membayangkan sedang dicium oleh Hao Ren.     

Ling mengecilkan suaranya dan melihat sekeliling dengan waspada sebelum bertanya, "Kamu dan dia … apa kalian sering berciuman?"     

Zhao Yanzi menggigit bibirnya dengan kaget. "Aku dan dia …"     

Dia mendadak tidak tahu bagaimana menjawabnya.     

"Jika kamu pikirkan, dia cukup tampan. Dia lebih terlihat seperti seorang murid sekolah menengah daripada seorang mahasiswa," kata Ling.     

Ini tepat seperti yang Zhao Yanzi pikirkan. Namun, orang yang berbeda melihat kekasihnya dengan cara berbeda. Di mata Xie Yujia, Hao Ren seorang mahasiswa yang baik dan ramah.     

"Apa dia sering menciummu?" Ling melanjutkan pertanyaannya karena Zhao Yanzi terus diam.     

Dia benar-benar ingin tahu jawaban untuk pertanyaan antar gadis ini.     

"Apa yang kamu pikir tentangnya?" Zhao Yanzi balik bertanya pada Ling.     

"Dia baik. Aku tidak menyadarinya sebelumnya, tetapi sekarang aku mendapatinya cukup tampan dan mendetail. Yanyan dan Qiqi juga berpikir dia baik," jawab Ling.     

Zhao Yanzi merasa lega mendengar jawaban ini, jadi dia melanjutkan bualannya. "Kami berciuman setiap hari! Dia sangat menyukaiku dan memelukku setiap saat."     

"Haha! Kalian berdua sangat dekat!" Ling merasa iri. Karena perbedaan usia mereka. Ling merasa sedikit aneh bagi Hao Ren untuk bersama dengan Zhao Yanzi. Tetapi sekarang, dia berpikir mereka pasangan yang bagus.     

"Tentu saja!" Zhao Yanzi puas.     

"Karena kalian sangat dekat, apa kalian …" Ling melihatnya. "Melakukan itu?"     

"Hai! Apa yang kamu bicarakan!" Zhao Yanzi mengetuk kepala Ling dengan notes.     

Duk! Duk!     

Luo Ying mengetuk meja dengan satu tangan dan menunjuk kepada Zhao Yanzi dan Ling dengan tangan yang lain. "Apa yang kalian ributkan selama sesi belajar mandiri ini?"     

Zhao Yanzi dan Ling langsung menunduk.     

Zhao Yanzi berbalik ke depan; dia sangat bersemangat sehingga dia membuat suara keras tadi.     

Namun, pertanyaan Ling masih membuat jantungnya berdebar kencang.     

Kring … lonceng berdering, dan sesinya berakhir. Luo Ying mengangkat pekerjaan rumah yang baru setengah jalan dinilai dan berjalan keluar dari kelas.     

Para murid mengikutinya keluar dalam gerombolan.     

Ling berlari ke pintu sebelah untuk menemui Liu Yuntao. Mereka baru mulai berpacaran tidak terlalu lama, jadi mereka ingin bersama-sama kapan pun mereka bisa.     

Zhao Yanzi cemberut, merasa sedikit kesepian.     

Dia harus berjalan sebentar di kegelapan dari kelas ke asrama.     

Tiba-tiba, dia melihat sebuah bayangan di tanah di depannya saat dia berjalan dengan kepala menunduk.     

Dia perlahan mengangkat kepala, dan itu Hao Ren yang berdiri di depannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.