Menantu Laki-Laki Sang Raja Naga

Mereka Teman Sekolah



Mereka Teman Sekolah

0Di mata Hao Ren, liontin ini hadiah yang lebih baik daripada berpegangan tangan.     
0

"Yah, aku akan kembali ke sekolah. Jangan lagi mengunjungiku lagi di sekolah! Itu menyulitkan!" melihat ekspresi linglung di wajah Hao Ren, Zhao Yanzi mengomelinya sambil tersipu sebelum berlari kembali ke sekolah.     

Sambil melihat Zhao Yanzi berlari menjauh dalam balutan kemeja lengan pendek biru langit dan rok pendek sambil memegang baju olahraga biru gelap di tangannya, Hao Ren berpikir, "Yah, bentakanmu lebih buruk daripada gigitanmu."     

Tanpa sadar Hao Ren menyentuh bibirnya sebelum berbalik menyeberangi jalan dan menaiki sebuah bis kembali ke sekolah.     

Setelah kelas sore berakhir, seluruh perkuliahan minggu ini berakhir.     

Dia masih mengingat undangan Xie Wanjun, jadi dia menghubungi Xie Yujia, "Kuliahku sudah selesai. Di mana kau?" dia bertanya.     

"Aku ada di perhentian bus di gerbang utara. Datanglah ke sini, " Suara Xie Yujia terdengar jelas melalui telepon.     

Mengambil dompet dan ponselnya, Hao Ren bergegas menuju gerbang Utara sekolah.     

Dia biasanya menggunakan bus-bus di gerbang utama, dan ini pertama kalinya menggunakan bus di gerbang Utara yang juga gerbang belakang sekolah.     

Bus-bus di gerbang Utara semuanya menuju pusat kota. Hari ini hari Jumat, dan para mahasiswa yang kembali ke rumah mereka di pusat kota membentuk antrian panjang di perhentian bus.     

"Hao Ren! Hao Ren!" Xie Yujia melihatnya, dan dia melompat dan memanggilnya ke arahnya.     

Dipanggil oleh seorang gadis cantik seperti itu, membuat Hao Ren menjadi pusat perhatian para mahasiswa bosan menunggu dalam antrian. Semua orang melihat ke arahnya. Hao Ren memaksa dirinya untuk berlari kecil ke arah Xie Yujia.     

Berdiri di ujung antrian, Xie Yujia kelihatannya baru saja tiba di perhentian bus. Hao Ren berlari ke sana dan mengambil ransel Xie Yujia darinya.     

"Tidak apa-apa, aku bisa membawanya," Xie Yujia berusaha mengambil ranselnya kembali.     

"Tasnya berat, dan kita harus menunggu sebentar sebelum busnya datang. Biarkan aku membawanya untukmu," kata Hao Ren, mengetahui sulit bagi seorang gadis menunggu dalam antrian sambil membawa ransel yang berat.     

Pasrah, Xie Yujia berterimakasih kepadanya. Dia telah melihat Hao Ren memanjat tebing dan dibalik keramahannya tersimpan kekuatan yang luar biasa.     

"Hao Ren terlihat lemah, tetapi dia sebenarnya cukup gagah," melihat Hao Ren dari dekat, Xie Yujia berpikir pada dirinya sendiri.     

Antriannya bergerak maju perlahan-lahan sementara bus-bus berdatangan dan membawa para mahasiswa.     

Hao Ren menimbang tas di punggungnya dan bertanya, "Ketua Kelas, apa yang ada di tasmu? Berat sekali."     

"Buku-buku."     

"Oh," Hao Ren tidak mengejar topik itu, berpikir si Ketua Kelas begitu serius dengan pelajarannya sehingga dia bahkan membawa buku-buku ke rumahnya di akhir pekan.     

"Hao Ren, kau yang pandai. Aku tidak pernah melihatmu belajar keras, tetapi kau lulus semua ujian," Xie Yujia tiba-tiba berkata.     

"Kami para pria semuanya seperti ini. Kami biasanya kebut belajar semalaman untuk ujian, " Hao Ren menjawab santai, kemudian dia menghentikan dirinya. Dia tahu tidak bijaksana membanggakan kebiasaan buruknya di depan sang Ketua Kelas, jadi dia berusaha mengganti topiknya, "Ketua Kelas, kau belajar sangat giat. Apa kamu punya tujuan tertentu?"     

"Aku tidak punya tujuan tertentu kecuali tidak ingin tertinggal," Xie Yujia berkata.     

Hao Ren berpikir, "Bagaimana kau bisa tertinggal? Kau selalu di tempat pertama dalam hal nilai."     

Bus lain memasuki perhentian bus, dan antrian itu bergerak maju perlahan. Hao Ren dan Xie Yujia menaiki bus ini, dan mereka duduk bersebelahan.     

Duduk di depan mereka adalah pasangan mahasiswa yang saling berbisik satu dengan yang lain dengan kepala mereka bersentuhan. Setelah bus bergerak lagi sang gadis berbaring dalam tangan pacarnya.     

Sedikit malu dengan pemandangan itu, Xie Yujia memalingkan kepalanya untuk melihat keluar jendela.     

"Ketua Kelas, dari sekolah tinggi mana kau berasal?" untuk mengalihkan mereka dari pemandangan yang canggung itu, Hao Ren bertanya padanya.     

"Sekolah Tinggi LingZhao. Sekolah itu tidak terlalu jauh dari universitas kita," Xie Yujia akhirnya berbalik untuk melihat ke arah Hao Ren dan bertanya, "Kau pergi ke sekolah mana?"     

"Departemen Sekolah Tinggi dari Sekolah Menengah LingZhao? Itu artinya Xie Yujia adalah kakak kelas dari Zhao Yanzi" pikir Hao Ren dengan terkejut sambil menjawabnya, "Aku pergi ke Sekolah Tinggi Pertama Kota Utara."     

"Itu sekolah yang baik," Xie Yujia berkata.     

"Apakah kau pergi ke Departemen Sekolah Tinggi setelahnya atau kau langsung masuk dari Departemen Sekolah Menengah?" Hao Ren terus bertanya.     

"Aku berasal dari Departemen Sekolah Menengah," jawabnya.     

"Kelas mana?" Hao Ren mengikuti dangan pertanyaan lain.     

"Kelas dua. Aku ada di kelas dua selama tiga tahun, dan aku masih di kelas dua di Departemen Sekolah Tinggi. Bahkan di universitas, aku masih di Kelas Dua. Aku tidak tahu jika itu nasibku atau hanya sebuah kebetulan, " Xie Yujia berkata, mengejek dirinya sendiri.     

"Dia pernah di Kelas Dua di Sekolah Menengah LingZhao, yang artinya dia benar-benar teman sekolah senior dari Zhao Yanzi," Hao Ren ingat pada saat dia pergi ke sekolah untuk menghadiri pertemuan orang tua dan guru. Dia penasaran tentang kursi mana Xie Yujia pernah gunakan, tetapi akan terlalu aneh untuk menanyakan hal itu.     

"Sekarang setelah kau mengatakannya, gadis kecil yang datang menontonmu berlomba di Pertandingan Atletik, juga berasal dari Sekolah Menengah LingZhao, bukan? Aku sepertinya mengenali seragam sekolah mereka," kata Xie Yujia.     

"Yah, aku membimbing salah satu dari mereka," kata Hao Ren.     

"Saat saya masih di sekolah menengah, banyak siswa berasal dari keluarga kaya, dan saya pikir situasinya tetap sama. Tidak heran mereka mengirim mobil untuk menjemputmu untuk sesi bimbingan," kata Xie Yujia sambil mendesah.     

Hao Ren memikirkan pakaian sederhana dan sepeda usang yang Xie Yujia gunakan dan merasa sepertinya dia berasal dari keluarga biasa dan memasuki Sekolah Menengah LingZhao karena nilai yang sangat bagus.     

Bus melaju dengan kecepatan sedang yang menawarkan penumpangnya sebuah kesempatan yang baik untuk menikmati pemandangan di luar jendela.     

Pasangan mahasiswa yang duduk di depan Hao Ren dan Xie Yujia merasa bosan dengan perjalanan itu. Gadis itu bersandar di pelukan pacarnya, dan mereka saling mencolek pipi mereka dengan jari-jari mereka sambil tertawa tanpa henti.     

Merasa canggung dengan pemandangan ini, Hao Ren memaksa dirinya untuk berbicara lagi. "Ketua Kelas, menurutmu apa aku terlihat seperti siswa sekolah tinggi?"     

Bingung dengan pertanyaan itu, Xie Yujia bersandar ke samping dan menatapnya ke atas dan ke bawah. "Saya kira begitu. Para siswa sekolah tinggi saat ini cukup matang, dan aku pikir kau bisa saja dianggap salah satu dari mereka," katanya.     

"Oh," Hao Ren merasa lega dan pada saat yang sama sedikit sombong. "Aku masih bisa terlihat sebagai siswa sekolah tinggi," pikirnya.     

"Aku belum pernah kembali ke sekolah menengah sejak kelulusan. Kadang-kadang, aku benar-benar ingin kembali dan melihatnya," Xie Yujia berkata tiba-tiba.     

Melihat kenangan di matanya, Hao Ren bertanya-tanya apakah dia punya pacar di sekolah menengah.     

"Ketua Kelas, kau pasti salah satu siswa top di sekolah menengah," melihat Xie Yujia tersesat dalam ingatannya, Hao Ren tidak tahan untuk bertanya     

"Tidak sama sekali. Banyak dari mereka lebih baik dariku, dan beberapa di antaranya memasuki Universitas Tsinghua dan Universitas Peking," Xie Yujia langsung mengoreksinya.     

"Dengan wajah secantik wajahmu," Hao Ren meliriknya sebelum melanjutkan bertanya, "Kau pasti gadis paling populer di sekolah menengah dan sekolah tinggi, kan?"     

"Yah," Xie Yujia menundukkan kepalanya sambil tersenyum. Kemudian, dia melihat keluar jendela, entah merasa bosan dengan topik itu atau menunjukkan ketidakpeduliannya pada gelarnya.     

Bus reyot itu mencapai pemberhentian lagi, dan pasangan mahasiswa yang duduk di depan mereka akhirnya turun. Hao Ren dan Xie Yujia keduanya menarik napas lega.     

Bus itu terus maju. Hao Ren baru saja akan tertidur ketika Xie Yujia membangunkannya dengan sentuhan. "Kita sampai. Ayo turun dari bus," katanya.     

Hao Ren berdiri tergesa-gesa, dan dia mengambil ransel Xie Yujia dari tangannya dan berdesak-desakan menuju ke pintu belakang bus.     

Xie Yujia mengikuti Hao Ren dengan rapat sambil meletakkan telapak tangannya dengan ringan di punggung Hao Ren, memberikan dirinya ruang dalam bus yang penuh sesak.     

Setelah melompat turun dari bis, Xie Yujia mengambil kembali ranselnya dari Hao Ren dan memaksa untuk membawanya sendiri.     

Hao Ren melihat sekeliling dan menemukan bahwa mereka berada di daerah bangunan-bangunan tua. Beberapa dari bangunan itu adalah permukiman kumuh dan pemukiman liar.     

"Apakah di sini Xie Yujia tinggal? " Hao Ren sedikit terkejut.     

"Aku harus membeli beberapa bahan makanan!" tidak menyadari keterkejutannya, Xie Yujia mendahului Hao Ren menuju pasar makanan kecil.     

Pasar makanan yang berantakan tersebut adalah pasar makanan sementara yang terletak di jalan sempit di antara dua baris gubuk. Membawa ranselnya di punggungnya, Xie Yujia memilih beberapa sayuran dan membeli makanan yang dikemas.     

Memperhatikan Xie Yujia yang sangat cantik berjalan-jalan di sekitar pasar makanan sementara yang gelap dan berlumpur itu, hati Hao Ren terasa sakit untuknya.     

Sudah jelas, Xie Yujia tahu bagaimana membuat sebuah rumah terus berjalan, meskipun gayanya berbeda dengan gaya Zhao Hongyu.     

Dengan kotak makan dan sayuran di tangannya, Xie Yujia membawa Hao Ren keluar dari pasar makanan sementara yang berantakan itu dan menuju sebuah gubuk kecil.     

Sekarang, Hao Ren tidak hanya merasa hatinya hancur dan merasa kasihan terhadap Xie Yujia, tetapi dia juga merasa terkejut.     

Xie Yujia berjalan menuju pintu kayu yang lapuk dan mengetuk. "Nenek!" dia berteriak.     

Krieett! Pintu itu terbuka, seorang wanita tua berdiri di depan mereka, kakinya gemetar saat dia berdiri di sana.     

"Nenek, aku membelikan ini untukmu. Makanlah selagi masih hangat," Xie Yujia meletakkan makanan yang dikemas ke tangannya sebelum memijat tangan keriput si nenek tua. "Aku sibuk hari ini, jadi aku akan datang untuk berbicara denganmu besok," katanya.     

Wanita tua itu mengangguk dengan gemetar. Melirik Hao Ren yang berdiri di samping Xie Yujia, dia tersenyum gembira dan mengangkat ibu jarinya.     

Xie Yujia tersipu dan berbisik, "Nenek! Bukan seperti yang Anda pikirkan!"     

Dia membantu wanita tua itu ke dalam ruangan, dan dia segera kembali dan memberi isyarat pada Hao Ren. "Ayo pergi," katanya.     

Hao Ren bertanya dengan bingung," Dia itu…. "     

"Dia adalah wanita tua yang bisu, dan putranya bekerja di luar kota dan jarang kembali. Dia tinggal sendirian, dan setiap kali aku pulang, aku akan membelikannya makanan dalam perjalanan pulang."     

Pemadangan mereka tiba-tiba terbuka setelah mereka berjalan keluar dari daerah yang kumuh dan sempit itu.     

Melihat sekilas pada Xie Yujia yang berjalan di sebelahnya di bawah sinar matahari, Hao Ren tiba-tiba merasa dia cantik di dalam dan di luar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.