Langit Sembilan Bintang

Keputusan Ye Chen



Keputusan Ye Chen

0"Kak Ye Chen, serahkan Kak Bi Ling padaku, siapa tahu leluhurku bisa menolongnya." Suara A Li terdengar di telinga Ye Chen.     
0

Mata Ye Chen memerah saat melihat Bi Ling sekarat, kemudian menganggukkan kepala. Ia hanya bisa melindungi napas terakhir wanita itu, tapi kalau tidak segera melakukan pertolongan, Bi Ling bisa mati kapanpun.     

Ye Chen mundur selangkah, lalu ada cahaya putih yang muncul, dan tubuh Bi Ling perlahan melayang lalu masuk ke mutiara ilusi.     

Melihat Bi Ling masuk ke dalam mutiara ilusi, membuat Ye Chen menutup matanya dengan penuh kepedihan. Ia berharap leluhur A Li bisa menolong Bi Ling.     

Di luar area terlarang dewa guntur, tiga ahli tak berawal dari keturunan makhluk guntur mendarat di atas tubuh siluman bersisik hitam tersebut.     

Mereka keluar untuk memeriksa keadaan, sisanya masih di dalam area terlarang dan menunggu kabar.     

"Seharusnya sudah mati!" Ujar seorang ahli tak berawal yang menginjak mayat siluman itu.     

Tubuh siluman bersisik hitam tersebut berserakan di tanah, bahkan kepalanya putus satu, dan ada beberapa lubang besar mengerikan di tubuhnya. Seluruh tubuhnya hangus tersambar guntur, dan darah hitamnya memenuhi area tempatnya terjatuh.     

"Rasakan!" Salah seorang ahli menginjak kepala merah siluman itu kuat-kuat.     

"Rasakan balasan dari perbuatanmu!" Ujar seorang ahli lainnya, ia mengayunkan pedang tajam harta karun spirit tingkat delapan dan menebas siluman itu.     

Pedang itu mengenai salah satu kepalanya, namun terdengar suara nyaring. Pedang itu tidak bisa menembus kepalanya, bahkan tidak ada bekas tebasan sedikit pun di sana.     

"Hou!" Tiba-tiba, ada raungan mengerikan. Kepala merah siluman itu mendongak dan membuka mulutnya lebar-lebar lalu menelan ahli itu bulat-bulat.     

"Dia belum mati!"     

Dua orang ahli lainnya berbalik badan dan ingin lari.     

Namun kepala merah itu lagi-lagi membuka mulut, kali ini keluar kobaran api mengerikan yang menelan kedua ahli tersebut.     

Siluman itu terhuyung-huyung mengepakkan sayapnya. Lubang besar di tubuhnya perlahan mulai pulih, cakar dan sayapnya juga perlahan mulai tumbuh.     

"Siluman bersisik hitam belum mati!"     

Makhluk itu hidup lagi, apakah siluman itu memang tidak bisa mati?     

Para ahli yang ada di dalam area terlarang melihat siluman tersebut dengan penuh kengerian. Sebenarnya bagaimana caranya agar bisa membunuh siluman bersisik hitam tersebut?     

"Cepat gunakan menara guntur untuk menyerangnya, sebelum dia benar-benar pulih, cepat bunuh dia!"     

"Hanya ahli di atas lautan dewa yang bisa menggerakkannya, tetua tertinggi Bi Ling sudah mati karena memaksakan diri menggunakan menara tersebut." Ujar seorang ahli keturunan makhluk guntur yang harus menyampaikan kabar duka.     

Siluman bersisik hitam itu hidup kembali, tapi satu-satunya orang yang bisa menggerakkan menara guntur itu sudah mati.     

Para ahli di dalam area terlarang pun kembali merasakan keputusasaan, kali ini lebih dalam daripada sebelumnya.     

Apakah tidak ada cara lain lagi?     

Apakah ini nasib mereka?     

Kepala ketiga dari siluman bersisik hitam itu perlahan tumbuh kembali, ia terbang jauh sambil meraung marah. Walaupun ia sangat marah, tapi ia tidak berani masuk ke Kota Dewa Guntur sebelum pulih kembali.     

Tapi ia pasti akan kembali untuk membuat perhitungan.     

Karena ini adalah pertama kalinya ia terluka parah.     

Ye Chen berdiri di tengah aular besar itu, dan melihat siluman tersebut hidup kembali lalu terbang meninggalkan Kota Dewa Guntur. Ye Chen mengepalkan tangannya erat-erat, sampai telapaknya berdarah karena kuku yang menusuk. Bi Mie, Zhan Li, dan Sha Tongtian sudah mati, sementara Bi Ling kini sekarat, dendam ini harus dibalaskan!     

Ia harus membunuh siluman bersisik hitam itu!     

Ye Chen dikuasai amarah, hasrat berperang pun menyelimutinya.     

Bi Yin menggigit bibir bawahnya, walaupun ia tidak tahu bagaimana cara menggerakkan menara guntur, tapi ia tetap harus mencobanya untuk terakhir kali.     

Sementara Ye Chen masuk ke segel bintang langit.     

"Tuan singa, beritahu aku cara apa untuk membunuh siluman tersebut." Ye Chen bertanya pada tuan singa. Siluman bersisik hitam itu nyaris bertingkat lautan dewa, dan ia tidak menemukan cara untuk melawan mereka walaupun sudah memeras otaknya.     

"Ye Chen, tingkatanmu masih terlalu jauh dari siluman itu. Kamu tidak mungkin bisa melakukannya." Ujar tuan singa yang juga tidak berdaya.     

"Tuan singa, aku mohon padamu! Apapun caranya, apapun yang harus aku korbankan, aku bersedia!" Ye Chen berbicara dengan penuh keyakinan. Kalau tuan singa tidak memiliki cara lagi, ia akan keluar untuk bertarung.     

"Bukannya tidak ada cara, tapi sangat berbahaya, kamu bisa mati." Ujar tuan singa lalu diam sejenak, "Kalau begitu apa kamu masih mau mencobanya?"     

"Iya, tidak mencoba juga pasti akan mati!" Ye Chen berkata dengan yakin.     

"Kalau tidak mencoba belum tentu mati, karena aku memiliki beberapa cara yang bisa membantumu lari."     

"Walaupun sudah berhasil kabur, Kerajaan Penegak Hukum pasti akan mengejar. Kota Dewa Guntur sudah hancur, Kerajaan Bintang juga tidak akan luput dari serangan siluman itu, dan aku hanyalah seorang pengecut, kultivasiku sulit untuk meningkat." Ye Chen terlihat frustasi. "Bukankah lebih baik aku bertarung sampai mati demi kesempatan hidup yang terakhir?"     

"Ye Chen, kalau kamu sudah membuat keputusan seperti ini, maka aku akan mendukungmu. Sekarang satu-satunya kesempatanmu adalah menerimaku sebagai makhluk dewa pelindungmu." Ujar tuan singa dengan serius, "Tapi kamu yang sekarang pasti akan kesulitan untuk menerima kekuatanku."     

"Jadi aku harus bagaimana?"     

"Di dalam tubuhmu ada energi hitam, kamu bisa memanfaatkannya. Seraplah sebagian kekuatanku, tapi itu masih jauh dari cukup. Kalau tubuhmu tidak kuat menerima kekuatanku, kamu akan mati, dan tingkat keberhasilannya hanya tiga puluh persen."     

Keberhasilannya hanya tiga puluh persen?     

"Waktu itu, saat di laut utara, kamu juga sudah pernah merasakan betapa kuatnya kekuatan api unguku. Waktu itu aku hanya mengeluarkan sedikit kekuatan saja untukmu, tapi sekarang aku akan memasukkan seluruh kekuatanku ke dalam tubuhmu. Walaupun aku bisa mengendalikan sebagian besarnya, tapi yang menyebar juga berpotensi untuk membuat tubuhmu meledak."     

Tiga puluh persen keberhasilan …Ye Chen berpikir sejenak kemudian menjawab, "Aku bersedia mencobanya."     

Sebelumnya Bi Ling memutuskan untuk menggerakkan menara guntur yang mungkin tingkat keberhasilannya tidak mencapai tiga puluh persen, tapi ia tetap melakukannya!     

Mengingat Bi Ling membuat Ye Chen meneguhkan hatinya. Sekarang adalah saatnya ia juga melakukan sesuatu!     

"Area terlarang dewa guntur itu terlalu kecil, tidak cukup untuk kekuatanku. Ada satu cara untuk meningkatkan keberhasilan." Ujar tuan singa setelah berpikir sejenak.     

"Cara apa?" Tanya Ye Chen, sekarang tak peduli apapun caranya, ia bersedia mencoba semuanya.     

Tuan singa lalu berbisik di telinga Ye Chen, membuat pemuda itu mengerutkan keningnya.     

"Chen Ye, kalau siluman bersisik hitam itu datang lagi, aku akan masuk ke menara guntur. Sebelum Ling'er masuk ke sana, dia berpesan padaku untuk menjagamu, tapi aku hanya bisa minta maaf, karena kamu harus menjaga dirimu sendiri." Bi Yin berkata lembut pada Ye Chen.     

Ye Chen mendongak menatap Bi Yin dengan tatapan penuh tanya. Ia tidak menyangka kalau wanita itu akan membuat keputusan ini, "Apakah kamu tahu cara menggerakkan menara guntur?"     

"Tidak, tapi perlu teknik rahasia makhluk guntur untuk menggerakkannya. Sebelum masuk ke sana, Ling'er tidak memberitahuku dulu, tapi aku akan tetap mencobanya."     

Ye Chen menggelengkan kepala, "Kak Bi Ling sudah mencobanya, tapi menara guntur tidak dapat membunuh siluman itu, kita harus mencoba cara lain."     

"Apa ada cara lainnya?" Bi Yin bertanya pada Ye Chen.     

"Aku tidak tahu apakah cara ini bisa berhasil atau tidak, tapi seperti yang kamu bilang, kita harus mencobanya." Ujar Ye Chen seraya menatap ke langit.     

Bi Yin mendongak dan melihat wajah Ye Chen, ia tahu kalau saat ini semua cara mungkin akan membuat mereka berkorban, tapi apakah pemuda itu bersedia mencobanya? Hal itu membuat Bi Yin merasa tersentuh.     

"Tak peduli apapun yang harus aku korbankan, aku bersedia membantumu." Bi Yin berkata dengan serius.     

Ye Chen menganggukkan kepala, "Ayo kita keluar, selain kamu, aku masih memerlukan bantuan orang lain juga."     

Ye Chen menyimpan mutiara ilusi kembali ke balik pakaiannya.     

Bi Yin melihat mutiara ilusi itu dengan mata memerah, ia menahan air matanya, tatapannya sangat teguh.     

Ye Chen dan Bi Yin pun keluar bersama-sama.     

Di luar Kota Dewa Guntur, luka di tubuh siluman bersisik hitam itu terus pulih, tapi terlihat jelas kalau ia jauh lebih lemah daripada sebelumnya. Setelah ia diserang oleh menara guntur tersebut, kekuatannya jauh berkurang. Namun karena di luar sana ada banyak jiwa, ia bisa pulih dengan cepat.     

Siluman bersisik hitam itu terus menelan jiwa-jiwa yang berkeliaran, dan luka di tubuhnya terlihat pulih dengan cepat.     

Tiba-tiba di langit Kota Dewa Guntur ada cahaya tujuh warna, dan sebuah bayangan terbang bersama dengan cahaya tujuh warna itu.     

Dia mengenakan zirah biru yang memperlihatkan keindahan tubuhnya, dan wajahnya yang cantik. Matanya yang jernih terlihat dingin namun elegan, tangannya menggenggam trisula, ia bagaikan dewi perang yang mengendarai pelangi.     

Dia adalah Tantai Ling!     

"Tantai Ling, aku tak menyangka kalau kamu juga akan datang." Siluman bersisik hitam itu tertawa aneh, "Walaupun kami terluka, tapi apa kamu kira kekuatanmu bisa mengalahkan kami?"     

"Kami akan membuatmu sadar kalau bersembunyi di laut utara adalah pilihan yang tepat untukmu." Ujar kepala hitam siluman itu.     

"Kamu tidak memiliki kesempatan untuk kembali lagi." Ujar Shen Duan yang merupakan kepala berwarna merah dari siluman tersebut, tatapan matanya terlihat sangat kejam.     

Tantai Ling menatap siluman berkepala tiga itu, lalu berkata dengan nada dingin, "Aku tidak berencana untuk kembali, tapi kalian juga tinggalah di sini."     

"Kurang ajar!"     

"Kamu sendiri yang datang ke sini, kami tidak perlu repot-repot ke laut utara lagi."     

"Setelah kamu mati, aku akan memakan seluruh anggota klanmu."     

Semua mata ketiga kepala siluman itu berubah merah dan tersenyum licik.     

Tantai Ling tidak berkata-kata lagi, ia segera mengangkat trisulanya dan mengarahkannya ke siluman bersisik hitam itu. Kemudian tubuhnya menghilang, lalu ketika muncul di samping siluman tersebut dan menghantamkan trisulanya.     

Siluman tersebut terhempas.     

Energi yang dihasilkan serangan itu membuat Kota Dewa Guntur yang sudah hancur, menjadi semakin hancur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.