Langit Sembilan Bintang

Warna-Warni Asmara



Warna-Warni Asmara

0"Bagus sekali, lautan dewa, keluar!" Mata Tantai Ling tampak bercahaya. Cahaya tujuh warna menyinari tubuhnya, membuatnya terlihat sangat kuat.     
0

Sebuah kekuatan lautan dewa menerjang Ye Chen, rasanya bagaikan tsunami yang menggulung tubuhnya.     

Wanita ini sangat serius! Melihat lautan dewa yang menerjangnya, Ye Chen pun mengeluarkan lautan dewa miliknya.     

Lautan bintang!     

Di dalam lautan dewa Ye Chen ada bintang-bintang bersinar, kekuatan lautan dewanya juga menerjang lautan dewa Tantai Ling.     

Hong!     

Lautan dewa dua orang itu beradu dan meledak, kekuatan dahsyat itu memenuhi aula bela diri dan terus beradu, seketika terdengar suara-suara keras di sana.     

Dua kekuatan lautan dewa sedang beradu di dalam segel, pertarungan di antara ahli lautan jauh lebih dahsyat dari pertarungan wilayah. Kekuatan lautan dewa mengandung hasrat membunuh yang sangat besar, dan kalau salah satu di antaranya tidak berhati-hati, maka bisa mengakibatkan kematian.     

Tungku pengguncang langit dan trisula dewa laut melayang di udara di depan mereka, keduanya berdengung keras.     

Shoo! Sebuah kekuatan lautan dewa turun. Setiap cahaya yang mendarat akan meledak, kedua lautan dewa itu terlihat sangat kuat.     

"Wanita ini, ini namanya bukan latihan bertanding, tapi lebih mirip dengan pertarungan hidup dan mati. Memangnya ada dendam apa di antara kita?" Ye Chen bergumam sendiri, ia melihat Tantai Ling sangat tenang, rambut panjangnya menari-nari terbang, ada sebuah wibawa yang tidak bisa diungkapkan.     

Ia mengerti Tantai Ling sangat serius jika mengenai Dao bela diri, tapi tidak perlu seserius ini kan!     

Merasakan kekuatan lautan dewa Tantai Ling semakin menekan kuat membuat Ye Chen akhirnya terpaksa mengeluarkan seluruh kekuatannya.     

Hong!!!     

Tungku pengguncang langit dan trisula dewa laut bertarung di angkasa, membuat cahaya-cahaya kekuatan mereka turun berhamburan, seolah akan menghancurkan semuanya menjadi serbuk.     

Tantai Ling seperti tidak melihat ekspresi Ye Chen, ia tetap melangkah maju, dan sama sekali tidak melepaskan pemuda tersebut.     

"Lagi? Kalau begitu jangan salahkan aku tidak segan lagi. Kalau sampai aku kalah di tangan wanita, aku akan menanggung malu seumur hidup." Ye Chen bergumam pelan seraya menghindari serangan Tantai Ling. Api ungu terlihat menyelimuti tubuhnya, dan membentuk seekor singa jantang yang kuat. Singa itu mengayunkan cakarnya ke arah lautan dewa Tantai Ling.     

"Ye Chen, aku juga setuju dengan perkataanmu. Kita akan menanggung malu seumur hidup kalau sampai kalah di tangan wanita kita sendiri." Suara tuan singa terdengar di telinga Ye Chen.     

"Dia bukan wanitaku." Ye Chen menjawab sambil tertawa pahit, kenapa tuan singa bisa menyebut Tantai Ling sebagai wanitanya?     

"Kalau begitu jadikan dia wanitamu bagaimana? Lusa ia sudah akan pergi, kalau kamu tidak bergerak, saat ia berada di departemen laut bintang dan bertemu pria yang lebih hebat, kamu akan menangis menyesalinya. Ini adalah pengalamanku."     

"Ternyata tuan singa pernah dicampakkan wanita?"     

"Bocah, aku serius, jangan balik menyerangku!" Ujar tuan singa kesal, "Kalian bermainlah, aku pergi dulu." Kemudian suara tuan singa tidak terdengar lagi.     

Ye Chen melihat Tantai Ling, parasnya yang cantik membuat Ye Chen mengenang pertemuan mereka serta apa yang pernah mereka alami setelahnya. Mau tidak mau pemuda itu mengakui kalau hatinya bergetar melihat Tantai Ling.     

Mereka melalui beberapa pengalaman di antara hidup dan mati, perasaan mereka lebih kuat dan dalam daripada percintaan orang biasa.     

Kemudian Ye Chen teringat kalau Tantai Ling akan pergi ke departemen perang laut bintang, di sana ia pasti akan bertemu dengan banyak ahli berbakat.     

Ye Chen merasa kesal, dan bukan kesal yang biasa.     

Memang kenapa kalau tingkat penyatuan roh bintangku nol, aku tidak akan kalah dari orang lain!     

Tantai Ling menggerakkan trisulanya, dan cahaya tujuh warna pun muncul. Besok lusa dirinya sudah akan meninggalkan Ye Chen, walaupun tidak terlihat di wajahnya, tapi hatinya merasa sangat sakit. Dulu ia selalu sendirian, tidak ada pegangan dan sandaran, sehingga membuatnya sedikit lambat dalam urusan perasaan. Tapi sekarang ia harus mengakui kalau di dalam hatinya sudah ada seseorang.     

Tiba-tiba ia merasakan energi panas menerjang, seekor singa jantan besar mengayunkan cakar ke arahnya dengan kekuatan yang sangat luar biasa.     

Kekuatan Ye Chen sudah jauh meningkat dibandingkan dengan saat melawan siluman bersisik hitam.     

Ia benar-benar tidak mengerti, dengan bakat Ye Chen, kenapa tingkat penyatuan roh bintang pemuda itu hanya nol? Tantai Ling sangat yakin suatu saat Ye Chen pasti akan bersinar, dan pencapaiannya tidak akan bisa dibayangkan Qi Yan dan lainnya. Ini firasat yang dimiliki Tantai Ling!     

Setelah melalui banyak hal dengan Ye Chen, ia jadi memahaminya. Tantai Ling bersedia pergi ke departemen perang laut bintang karena ia merasa kalau dirinya tidak mendapatkan dukungan dan fasilitas, suatu hari nanti ia tidak bisa membantu Ye Chen, dan ini membuatnya merasa tidak aman.     

Kemudian terdengar suara keras, lautan dewa Tantai Ling dihancurkan oleh pukulan pengguncang langit raja singa.     

Saat lautan dewanya hancur, Tantai Ling tidak mau kalah, ia meraih trisulanya, lalu berubah ke wujud aslinya. Ia menggenggam trisulanya bagaikan busur tajam yang menerjang ke arah Ye Chen     

Ye Chen hanya tersenyum datar saat melihat Tantai Ling menerjang. Tidak ada artinya meneruskan pertarungan ini lagi, apa ia harus bertarung mati-matian dengan Tantai Ling? Ia membuka kedua tangannya, menarik lautan dewa miliknya, dan singa jantan raksasa yang diselimuti api ungu di belakangnya juga menghilang.     

Namun trisula Tantai Ling masih melesat ke arah Ye Chen. Ketika jaraknya sudah sangat dekat dengan Ye Chen, dan ia melihat Ye Chen menyimpan seluruh pertahanannya tapi berdiri di sana tanpa bergeming, Tantai Ling pun panik. Kalau ia tidak menghentikan serangannya, Ye Chen pasti akan mati!     

Tantai Ling menarik tangan kanannya, melemparkan trisulanya ke arah lain, namun tetap menggores wajah Ye Chen, sampai akhirnya terjatuh ke tanah.     

Peng! Terdengar suara keras, dan Tantai Ling tidak bisa menahan tubuhnya. Ia bertabrakan dengan Ye Chen dan keduanya berguling.     

Tantai Ling tahu dirinya mungkin bukanlah tandingan Ye Chen, sehingga ia mengeluarkan seluruh kekuatannya. Tapi ternyata Ye Chen tiba-tiba tidak melawannya, dan membuatnya tidak bisa menahan serangannya.     

Dua orang itu berpelukan dan terguling-guling sampai menabrak segel, dan baru akhirnya berhenti.     

Tangan Ye Chen memeluk pinggang Tantai Ling, sementara tangan satunya memegang pergelangan tangan Tantai Ling. Tubuhnya menekan tubuh Tantai Ling, kemudian Ye Chen tersenyuman licik, "Aku menang!"     

"Kamu …Curang!" Tantai Ling tidak menyangka kalau Ye Chen akan menggunakan cara ini untuk menang, ia kesal sekali. Kalau ia tidak menarik serangan terakhirnya, Ye Chen mungkin sudah mati, ini sama saja dengan bermain-main dengan nyawa! Kedua tangannya meronta, tapi tidak bisa lepas, pose keduanya yang menggoda membuat Tantai Ling yang selama ini selalu bersikap dingin juga merasa bergejolak.     

Jarak yang begitu dekat ikut membuat Ye Chen merasa bergejolak. Tantai Ling sangat mempesona, wajah putihnya yang selama ini selalu terlihat dingin, sekarang sedikit merona dan membuatnya terlihat lebih lembut dari biasanya.     

Sedingin apapun seorang gadis, pasti ada kelembutan di dalam hatinya.     

Tatapan Ye Chen terpaku pada wajah Tantai Ling, alis yang melengkung, mata jernihnya, hidung mancungnya, serta bibir merah meronanya ... Semua sangat sempurna tanpa cacat, membuat orang tidak tahan ingin merabanya.     

Berhadapan dengan Ye Chen dalam diam membuat Tantai Ling merasa sedikit tegang. Ia baru sadar kalau dirinya ternyata sama dengan gadis biasa, ia juga bisa merasa tegang.     

Tubuh dua orang itu menempel, dan Ye Chen bisa merasakan dengan jelas kelembutan serta kekenyalan tubuh Tantai Ling. Buah dada Tantai Ling yang berisi dan lembut, menempel di dada Ye Chen, perasaan itu membuat tubuh pemuda itu memanas.     

Ye Chen menatap mata jernih Tantai Ling, saat itu tersirat rasa malu di mata wanita tersebut. Ye Chen tak pernah melihat wanita itu seperti ini sebelumnya, dan ini membuatnya merasa aneh.     

Ye Chen bisa mencium aroma wangi tubuh Tantai Ling yang bagaikan bunga mekar di lembah, seperti obat terlarang yang membuat orang kecanduan.     

Ia merasa seperti disihir, dan perlahan menunduk lalu mencium bibir Tantai Ling, terasa sangat menyegarkan.     

Tantai Ling membuka lebar matanya, ia menatap Ye Chen tidak percaya. Ia tak menyangka kalau pemuda itu akan seberani ini. Dari kecil, Ye Chen lah pria pertama yang berani menyentuhnya, mengingat kejadian-kejadian yang dulu, dan merasakan energi familiar Ye Chen, jiwanya bergetar, alisnya yang tebal bergerak, sampai akhirnya ia menutup mata.     

Dua bibir itu beradu bertukar napas masing-masing, kemistri mereka terasa sangat sempurna, membuat Ye Chen menghela napas lembut.     

Ada sebuah energi unik di tubuh Tantai Ling, sebuah energi yang membuat orang merasa tergoda. Karena terpengaruh energi itu, hati Ye Chen pun bergejolak, dan tangannya mulai meraba pinggang Tantai Ling, sedangkan satu tangannya lagi meraba buah dada berisi milik wanita itu. Sentuhan lembut itu membuat Ye Chen merasa semakin bergairah.     

Tantai Ling merintih, tubuhnya kembali menjadi tubuh manusia, pahanya yang mulus terlihat sangat mempesona.     

Dua tangan Ye Chen meraba pakaian sutra biru muda Tantai Ling hingga terjatuh, memperlihatkan tubuhnya yang sempurna. Lekukan yang indah dan sentuhan lembut itu membuat gairah Tantai Ling semakin meningkat.     

Kemudian dua tangan Ye Chen meraba punggung Tantai Ling.     

Tubuh Tantai Ling menjadi kemerahan saat merasakan gerakan Ye Chen. Ia seperti memanas dan menegang. Kedua tangannya menekan dada Ye Chen, sepertinya ia tidak tahu harus meletakkan tangannya di mana, ia kemudian memejamkan mata.     

Siapapun tidak akan membayangkan ratu laut utara yang selama ini selalu bersikap dingin, bisa berubah menjadi gadis biasa pada umumnya.     

Napas Ye Chen terasa semakin berat, hembusan napas penuh gairahnya terlepas di telinga Tantai Ling, membuat Tantai Ling sedikit merinding.     

Tantai Ling tidak tahan dan merintih lembut, suaranya terdengar sangat mempesona.     

Di dalam segel di aula bela diri itu, dua orang tersebut tidak berhenti bercengkrama, melepaskan seluruh perasaan dan tekanan yang ada di hati mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.