Langit Sembilan Bintang

Pertarungan Kota Dewa Guntur



Pertarungan Kota Dewa Guntur

0"Ayo kita pergi." Ye Chen terlihat menghela napas, lalu memberi sinyal pada Yikuai dan Xiaoyi, kemudian membawa A Li terbang.     
0

Mereka melewati tempat yang penuh dengan ukiran es, dan semakin mereka bergerak maju, mereka merasa ukiran es itu menjadi semakin banyak. Sebenarnya apa yang membuat mereka terbunuh?      

Hal itu membuat Ye Chen bertanya-tanya. Jumlah mereka mencapai puluhan juta orang, dan ada banyak populasi yang sekarang sudah langka, mungkin sudah benar-benar punah.     

Ketika roh Ye Chen melewati area tersebut, ia menemukan sebuah lubang besar yang merupakan terowongan yang menyambung ke lapisan kelima. Ada aliran energi misterius di atas lubang itu, mungkin karena merupakan perbatasan antar ruang.     

Tak lama setelah Ye Chen dan lainnya pergi, pak tua itu melihat mereka sekilas, dan tiba-tiba matanya yang suram memancarkan cahaya terang seolah bisa menembus ruang.     

"Bintang jatuh, menara-menara terbuka, entah kapan Pintu Tian Yuan terbuka…" Gumam pak tua tersebut dan melanjutkan lagi pahatannya. Beberapa saat kemudian, patung itu sudah selesai. Patung tersebut mirip dengan dirinya tapi lebih muda dan lebih gagah, tangan patung tersebut memegang palu besi dan di tangan sebelahnya memegang alat pengukir es. Pak tua itu mengukirkan beberapa huruf kuno di belakangnya, itu adalah nama dari patung tersebut.     

******     

Keturunan makhluk guntur, di Kota Dewa Guntur.     

Kota tersebut didirikan di atas pegunungan, bangunannya terdiri dari satu kota utama dan lima kota pelindung yang mengelilinginya. Kota utama terlihat menjulang tinggi, dan di sana selalu diselimuti kabut. Puncak dinding kota benar-benar diselimuti awan mendung, dan terkadang ada kilat serta suara guntur yang menyambar.     

Lalu tiba-tiba terdengar suara sambaran guntur yang mendarat di atas dinding kota.     

Semua dinding kota yang ada di sana dibangun menggunakan logam yang sangat kuat, dan ketika guntur menyambar, kilatan sinar di atasnya terlihat menyebar ke empat penjuru.     

Pada saat serangan gelombang binatang jiwa datang, banyak penguasa super meninggalkan tempat tinggal mereka dan pindah ke dalam dinding kota. Namun keturunan makhluk guntur sama sekali tidak pindah, dan ada ratusan juta rakyat keturunan guntur yang tinggal di dalam kota utama. Kekuasaan mereka sangat besar, ditambah dengan dinding kota yang kuat, mereka tidak perlu berpindah.     

Ahli keturunan makhluk guntur yang terkuat juga merupakan ahli nomor satu di daratan timur, ia bernama Bi Mie. Di bawahnya ada sembilan tetua tertinggi, dan tiga di antaranya ada ahli pandangan jiwa, sementara sisanya adalah ahli pandangan jiwa poin sembilan dan sepuluh.     

Selain petinggi itu, generasi muda keturunan makhluk guntur juga penuh dengan ahli.     

Sehingga selama ini keturunan makhluk guntur adalah penguasa nomor dua setelah Kerajaan Penegak Keadilan, dan posisi ini tidak dapat digantikan oleh orang lain.     

Di dalam sebuah istana yang ada di dalam Kota Dewa Guntur, ada seorang pria paruh baya berusia empat puluh tahunan dengan nama Bi Ya. Ia merupakan ahli tak berawal poin sepuluh, dan memiliki urutan keenam dalam deretan tetua tertinggi di sana.     

Lalu tiba-tiba terdengar suara dari pintu masuk istana, dan tak lama kemudian masuklah Bi Ling yang menggenakan zirah perang iblis ungu.     

Zirah peran iblis ungu tersebut mengikuti bentuk tubuh orang yang memakainya, membuat Bi Ling terlihat sangat seksi karena lekukan tubuhnya yang terlihat jelas. Dan hal itu bisa membuat para pria tergila-gila.     

"Bi Ling, beraninya kamu mengenakan zirah perang iblis ungu menemuiku!" Ujar Bi Ya dengan suara tinggi, Bi Ling adalah salah satu bawahannya dan selalu membantunya. Peraturan makhluk keturunan guntur sangatlah ketat, dan Bi Ling tidak pernah membangkang. Pandangan Bi Ya lalu jatuh ke tubuh Bi Ling, tatapannya terlihat mesum.     

Selama ini ia selalu melihat Bi Ling seperti mangsanya, ia sudah berhenti di poin sepuluh selama lima tahun, sedangkan Bi Ling adalah kunci dari kenaikan tingkatnya!     

Kultivasi Bi Ling terus meningkat, dan selama Bi Ling bisa mencapai ahli tak berawal poin tujuh, ia akan memaksa Bi Ling untuk tunduk dan menyerap kultivasi wanita itu, agar ia sendiri bisa menerobos ke tingkat pandangan jiwa!     

Memangnya kenapa kalau selama ini Bi Ling adalah salah satu ahli yang menjadi pusat perhatian di dalam keturunan makhluk guntur? Sebelum bakatnya benar-benar berkembang, ia hanyalah orang biasa. Tapi begitu Bi Ya mencapai tingkat pandangan jiwa, tak ada orang yang bisa menghukumnya lagi di dalam keturunan makhluk guntur!     

Selain itu, ia memang sudah mengincar kecantikan Bi Ling. Sebagai wanita keturunan makhluk guntur, bisa meneruskan keturunan seorang ahli adalah kehormatan baginya!     

Bi Ya menatap Bi Ling dengan penuh hasrat.     

Dan Bi Ling langsung merasa kesal melihat tatapan Bi Ya, karena ia tahu jelas pikiran orang tersebut.     

Sebelumnya, Bi Ling telah berencana untuk meninggalkan keturunan makhluk guntur ketika dirinya sudah sampai ke tingkat tak berawal poin tujuh. Lalu ia akan mencari tempat untuk bersembunyi dan berkultivasi sampai mencapai poin sepuluh, kemudian baru kembali ke sana. Tapi ia tak menyangka akan terjadi sesuatu di lembah Klan Ye, dan itu membuat situasinya berubah, karena sekarang ia sudah mencapai tingkat tak berawal poin sembilan!     

"Bi Ya, aku datang ke sini ingin memberitahumu kalau aku, Bi Ling, tidak lagi di bawah kendalimu!" Bi Ling menatap lurus Bi Ya dan berbicara dengan suara keras. Hatinya dipenuhi dengan rasa puas. Sudah lama ia menahan kekesalannya ini, dan akhirnya sekarang ia bisa benar-benar melampiaskannya. Kalau bukan karena Ye Chen, ia tidak akan bisa berbicara seperti ini pada Bi Ya. Mengingat Ye Chen membuat hatinya menjadi hangat, ia pun membatin, "Adik kecil, lain kali, Kakak akan memanjakanmu dengan lebih baik!"      

"Bi Ling, berani sekali kamu bicara seperti itu padaku!" Ujar Bi Ya yang merasa marah, sambil memukul pegangan kursi dan membuat kursi itu hancur berkeping-keping. Ia lalu bangkit berdiri dengan mata yang terlihat penuh dengan hasrat dan kemarahan, "Kamu kira aku tak bisa menyentuhmu karena perlindungan dari Bi Yin?"     

Bi Yin menempati urutan kedelapan di antara tetua tertinggi di sana, ia adalah seorang ahli tak berawal poin sembilan, dan satu-satunya wanita di deretan tetua tertinggi, dan merupakan sahabat Bi Ling. Tapi posisi Bi Yin sedikit lebih rendah daripada Bi Ya, dan di dalam keturunan makhluk guntur, posisi terbagi dengan sangat jelas, kekuatan adalah posisi.     

Bi Ya lalu melangkahkan kakinya yang disertai dengan suara keras, membuat lantai logam guntur yang ia injak menjadi berlubang. Lalu ada sebuah pikiran roh yang menekan ke arah Bi Ling.     

"Aku awalnya ingin menundukkanmu ketika kamu menjadi ahli tak berawal poin tujuh, tapi ternyata kamu tidak tahu diuntung. Hari ini jangan salahkan aku kalau aku tidak akan segan lagi padamu!" Bi Ya tertawa, begitu membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya, ia langsung memanas dan merasa sedikit tak sabar. Suaranya terdengar bagaikan guntur, kemudian ada pikiran roh yang amat kuat, menyerang Bi Ling.     

"Bi Ya, aku sudah bertemu dengan Yang Mulia, beliau sudah menunjukku sebagai tetua tertinggi, dan beliau akan mempertimbangkan urutanku bersama dengan beberapa tetua tertinggi lainnya. Mulai hari ini, aku, Bi Ling, tidak menerima perintah darimu lagi!" Bi Ling menunjukkan senyuman puas, ia tidak terpengaruh dengan tekanan yang diberikan Bi Ya.     

Apa? Bi Ling sudah menjadi tetua tertinggi? Ini tak mungkin! Seseorang harus mencapai tingkat tak berawal poin sembilan ke atas untuk menjadi tetua tertinggi, sementara Bi Ling baru mencapai poin lima!     

Bi Ya baru menyadari ada yang berbeda dengan Bi Ling hari ini. Apakah Bi Ling telah menyembunyikan kekuatannya? Tapi itu juga tidak mungkin, karena Bi Ling tidak mungkin menggunakan jurus tertentu di depan matanya. Kalau begitu, apakah Bi Ling sudah naik dari poin lima ke poin sembilan? Itu tidak masuk akal! Setiap poin di tingkat tak berawal sangatlah sulit ditembus, bagaimana mungkin bisa naik empat tingkat dalam waktu beberapa hari saja?     

"Huh, aku ingin melihat perkembangan kultivasimu, beraninya kamu kurang ajar di depanku!" Ujar Bi Ya dengan ekspresi wajah yang sudah terlihat suram.     

Selama ini Bi Ya sangat sombong, dan memiliki pikiran buruk pada Bi Ling. Hal tersebut membuat Bi Ling memendam kekesalannya sejak dulu. Namun hari ini ia merasa puas karena bisa lepas dari Bi Ya.     

"Aku malas membicarakan omong kosong denganmu, tanyalah sendiri pada Yang Mulia." Bi Ling melirik Bi Ya lalu berbalik dengan angkuh, dan meninggalkan ruangan itu. Kemudian ia mengingat Ye Chen, pemuda itu adalah pahlawannya. Dan mengingat apa yang sudah ia lakukan dengan pemuda itu membuat wajahnya bersemu merah dan tersenyum senang.     

"Berhenti!" Bi Ya tampak marah sekali, ia tak menyangka kalau Bi Ling yang selama ini ada dalam kendalinya, hari ini lepas dari tangannya. Ia merasa geram saat melihat Bi Ling pergi, tangannya membentuk cakar dan hendak mencengkram Bi Ling dari belakang.     

Namun Bi Ling segera melayang dan terbang keluar dari istana saat merasakan hembusan angin dari cakar tajam Bi Ya.     

Dua bayangan pun terlihat melesat terbang ke atas Kota Dewa Guntur.     

"Bi Ling, kamu masih memiliki kesempatan jika kamu menyesali perbuatanmu. Aku beri waktu sepuluh detik, kalau kamu mengaku salah, aku tidak akan membuat perhitungan!" Ujar Bi Ya dengan wajah kejamnya, ia sudah menarget Bi Ling sejak lama, dan kultivasi serta kecantikan Bi Ling adalah miliknya! Bagaimana mungkin ia rela melepaskannya?     

"Aku, Bi Ling, akan datang dan pergi sesukaku, jadi apa hubungannya denganmu?" Bi Ling kemudian tertawa, lalu ia mengerakkan pikiran rohnya agar tubuh dan wajahnya segera dibalut dengan zirah perang iblis ungu.     

Ketika dua orang itu sedang terbang, sebuah pikiran roh tiba-tiba datang.     

"Kurang ajar! Walaupun kamu sudah mendapat izin dari Yang Mulia, tapi sebelum keputusan urutan diputuskan, kamu harus tetap menunduk di hadapanku. Aku akan memberimu pelajaran agar kamu tahu aturan!" Ujar Bi Ya, semua tetua tertinggi sedang menyaksikan mereka, salah satu tetua tertinggi pandangan jiwa yang merupakan urutan pertama adalah kakak dari Bi Ya.     

Bahkan Bi Mie juga melepaskan pikiran rohnya untuk menyaksikan pertarungan itu. Kultivasi Bi Ling sudah mencapai poin sembilan, dan sudah memenuhi syarat menjadi tetua tertinggi. Tapi kekuatannya yang sebenarnya masih harus mereka pertimbangkan.     

Bi Mie sendiri sedang mencari jejak penghisap darah emas, dan yang ada di Kota Dewa Guntur hanyalah pikiran rohnya saja.     

Bi Ya tidak akan membiarkan kehormatannya diinjak, apalagi ia bisa merasakan kalau para ahli sedang melihat mereka berdua.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.