JURAGAN ARJUNA

BAB 376



BAB 376

0dasar manusia Jakarta yang lebih seperti alien ini benar yang mencairkan suasana tegang yang terjadi saat ini dengan guyonannya yang sangat jelek sekali. tetapi seandainya dia paling pandai untuk membuat suasana sedikit lebih riang. daripada harus terus menerus bersedih-sedih. dengan cara seperti ini jujur aku sendiri juga ndhak mau jika hal yang sudah menjadi berat akan semakin berat karena kita melakukannya dengan penuh beban.     
0

Aku kemudian mengedarkan pandanganku kulihat di ujung jalan ada Pndu yang tampak sibuk membawa kayu bakar. lihatlah keringatnya yang terkucur itu dan berapa banyak kayu bakar yang dibawa saat ini sungguh manusia-manusia ini benar-benar tega mempermainkan anak kecil seperti Pandu untuk membawa hal-hal berat sedangkan yang lainnya tampak santai santai saja.     

sementara kulihat abdi dalem yang lainnya tampak biasa-biasa saja mereka malah sibuk membuat dan meruncingkan sebuah kayu-kayuan yang aku sendiri ndak paham apa gunanya mereka melakukan semua itu. barangkali mereka akan membakar ikan ataupun membakar ayam. akan tetapi membuat seorang anak muda mengangkat kayu bakar sendirian adalah hal yang sangat manusiawi dan bagaimana bisa Manis juga diam saja seperti ini.     

"itu Pandu bagaimana caranya dia bisa mengangkat kayu bakar sebanyak itu sendirian? kenapa ndak ada satu orang pun yang membantu untuk mengangkat kayu bakar itu? apa kalian ndak punya hati barang sedikit saja untuk menolong anak kecil sepertinya membawa benda berat seperti itu? lihatlah bagaimana dia berjalan malah diam saja enak-enakan seperti ini,"     

"kangmas jangan salah paham toh itu sebenarnya kami sedang melakukan sebuah permainan yang di dalam permainan itu siapa yang kalah akan membawa kayu bakar. dan kami juga nggak tahu kalau kayu bakar yang dibawa Pandu akan jatuhnya itu padahal dalam aturan permainannya cukup satu atau dua biji kayu bakar saja ini sudah lebih dari cukup bakar yang kami kumpulkan,"     

"halah dasar Arjuna, kalian jangan percaya begitu saja. pantas saja dia marah-marah tidak jelas, apa kalian tidak tahu dan tidak ingat kalau anak muda itu nantinya akan dijadikan menantu itu sebabnya ketika dia melihat anak muda itu tersisa sedikit saja biarkan menjadi orang pertama yang akan memarahi kita semua belum apa-apa saja sudah dianakemaskan bagaimana jika nanti setelah dia sudah sah menjadi anggota keluarga kalian pasti duduk saja akan bdigendong."     

lagi setya mengatakan hal-hal yang sangat menyebalkan, rasanya ingin sekali aku menggorok lehernya. sekarang juga ataupun mencekiknya agar dia tahu kalau dia jangan asal bicara. kalau sejatinya aku benar-benar iba sebagai sesama manusia yang melihat anak muda melakukan pekerjaan pekerja keras seperti itu.     

"loh juragan Arjuna ada di sini toh, aku pikir juragan masih sibuk mengurusi masalah Kemuning. bagaimana dengan keadaan disana apakah semuanya baik-baik saja apakah pelakunya sudah ditangkap dan kalian sudah membuat mereka jera?" tanyanya setelah dia mendekat kemudian dia mencium punggung tangan ku juga punggung tangan Bima secara bergantian. Bima menoleh ke arahku seolah dia hendak bertanya apakah ini sosok yang aku maksud yang akan ku kenalkan kepada dirinya dan akupun mengangguk.     

"yang ada di kemuning masih berantakan seperti dulu kami sedang mencari cara untuk melakukan cara terbaik agar krisis ini segera kita lalui. namun demikian sepertinya kami sudah mempunyai beberapa apa jalan keluar dari beberapa orang yang sangat hebat tentunya salah satunya adalah Bima yang benar-benar sangat berjasa dalam masalah kali ini karena mungkin sekarang dia jauh lebih berpengalaman daripada Bima Bima sebelumnya...," kemudian aku kembali memandang ke arah Bima dan memandang Pandu secara bergantian "Bima ini adalah pemuda yang aku ingin kenalkan kepadamu. nama pemuda ini adalah Pandu rumahnya ada di Purwokerto dan dia bersekolah bersama dengan Ningrum. keluarganya menjual bakso yang biasa aja kan keliling keliling kompleks rumahnya dan dia dulunya juga membantu untuk berjualan bakso itu. sebelum aku mengetahui dan kemudian membawanya ke sini. sekarang ini dia telah bekerja bersama aku, dan aku akan membiayai sekolah serta kuliahnya sampai saat dia nanti lulus agar dia bisa bekerja dengan layak dan baik. dia ini adalah pemuda yang baik dan bertanggung jawab, itu sebabnya aku memperkenalkan kepadamu dan semoga nanti jika kamu membutuhkan sesuatu kamu bisa meminta bantuan nya kapan pun saat kamu mau."     

Pandu lantas kembali mencium punggung tangan Bima kemudian dia memperkenalkan dirinya dengan sangat santun dan begitu sopan senyumnya masih tampak merekah terukir di kedua sudut bibirnya sementara Bima dia mengangguk-anggukan kepalanya sambil memandang ke arah Pandu iya aku tahu ndak begitu memahami bahasa Jawa kalau berurusan dengan orang yang memakai bahasa Jawa atau medok dia lebih suka diam dan mengangguk-anggukan kepalanya saja.     

"Kangmas apakah ini pemuda yang kamu katakan kepadaku yang akan kamu nikah kan kepada Ningrum saat mereka besar nanti? pemuda yang selama ini membuatku penasaran karena nama kita bertiga masih peringkat dalam sebuah pewayangan yaitu Mahabharata."     

"iya kamu tepat sekali ini adalah Pandu yang kumaksud itu kan yang sedari dulu aku sering mengatakannya kepadamu bagaimana menurutmu apakah penilaianku salah ataukah penilaianku cukup tepat dalam memilihnya menjadi salah satu dari anggota keluarga kita?"     

Bima tampak diam, dia seolah tengah menerawang sesuatu aku sendiri tidak begitu paham dengan terima apa yang sedang dia lihat benar-benar sesuatu yang menggangguku dan sesuatu yang sedikit berlebihan padahal dia bilang dengan jelas tadi, jika dia bukanlah seorang dukun tapi tingkahnya kali ini malah lebih mengerikan daripada seorang dukun.     

"Kangmas mau tahu sesuatu yang unik dari Bandung dia ini memiliki sebuah karisma yang sangat luar biasa meskipun saat ini banyak orang yang mengatakan jika dia adalah orang miskin tapi percayalah suatu hari nanti dia akan menjadi tumbuh lebih besar dan menjadi orang yang sangat disegani di seluruh negeri ini Pandu ini memiliki tekad yang sangat tinggi serta kejujuran yang luar biasa jangan untuk berbohong satu hal besar kecil saja tidak bisa akan tetapi ada satu hal aku tidak begitu suka dengan auranya ada sesuatu aneh yang ada disana entah itu apa."     

"lihatlah lihatlah iparku ini, kamu bilang sendiri kalau kamu bukanlah seorang dukun tapi apa yang kamu katakan ini ini seolah-olah kamu adalah dukun yang sangat luar biasa sakti. bisa mengetahui bagaimana sifat seseorang dan bagaimana nanti saat dia beberapa tahun kedepan. Kalau benar kamu adalah seorang dukun? atau kamu pura-pura menjadi seorang biasa dan masuk dalam keluargaku?"     

Bima kembali tertawa sepertinya apa yang aku ucapkan itu sangat benar-benar lucu paginya ingin rasanya aku memukul kepalanya agar dia sedikit sadar, agar dia jangan berlagak di sini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.