JURAGAN ARJUNA

BAB 379



BAB 379

0"lalu bagaimana kamu menjawab pertanyaan itu? siapa kurasa di usiamu seperti itu aku sangat sulit untukmu, untuk mengatakan suatu kebenaran berbohong Aku sendiri ndhak yakin tentang jawaban apa yang akan kamu katakan," tanyaku kepada Bima yang sepertinya dia benar-benar sangat terpukul dengan apa yang terjadi saat ini.     
0

"Aku tidak tahu kang Mas karena saat itu ayah langsung menyuruhku kembali ke mobil Aku cukup histeris dan aku berkali-kali menangis melihat kejadian yang aku alami waktu itu. apakah tanggung jawab atas pengabdian dari tangan kanan yang meninggal itu, ayah memberikan nafkah kepada keluarganya sampai detik ini. kemudian mempekerjakan anak laki-lakinya di perusahaan kami, tentu ayah menyekolahkannya juga dan memberikan beberapa pakaian yang layak. pokoknya memberikan kehidupan yang layak untuk keluarga mereka meskipun ayah yakin kalau apa yang dilakukan itu tidaklah cukup apa yang dilakukan tidak bisa membayar atas pengorbanan dari tangan kanan ayah itu. karena nyawa dari orang itu sangat terlalu berharga tidak bisa dibeli dengan apa-apa apalagi diukur oleh materi. dan lama-kelamaan akhirnya istri dari orang bayaran ayah mulai paham dan menerima tentang apa yang terjadi, kemudian dia melanjutkan hidupnya. dia tidak serta merta menggantungkan kehidupan mereka dengan keluargaku kang Mas.sebab yang aku tahu istri dari orang suruhan ayah ini membuka sebuah usaha kecil-kecilan sebuah usaha gorengan Kalau tidak salah kemudian dijual secara keliling untuk memenuhi hidup mereka. padahal kamu bisa menebak sendiri kan uang bulanan yang diberikan ayah bahkan lebih dari cukup untuk membiayai kehidupan orang satu RT di tempatnya. saat ayah tanya kenapa perempuan itu melakukan hal seperti itu? saat itu ada sebuah jawaban yang sangat memilukan hati,perempuan itu menjawab bagaimana dia tega untuk menikmati uang bulanan yang diberikan oleh ayah disaat setiap kali dia menerima uang itu yang ada dibenaknya adalah sebuah kematian dari suaminya.bagaimana dia tega menggunakan uang yang dihasilkan oleh suaminya dengan imbalan nyawa untuk hidup enak dan berfoya-foya. oleh sebab itu uang itu ditabung untuk hal-hal yang mungkin akan terjadi atau untuk biaya anak-anaknya. setidaknya daripada dia anak-anaknya adalah yang lebih pantas untuk menerima itu. dan dia memilih untuk mencari makan dengan hasil usahanya sendiri. bukankah dia itu perempuan yang sangat hebat kang Mas? aku benar-benar sangat takjub kepada beliau. meski sampai detik ini pun dia sudah tahu kalau yang menyebabkan kematian suaminya adalah aku tapi dia sama sekali tidak merasa marah dan dendam kepada aku. dan saat aku bertanya kenapa mereka sangat baik terhadapku, padahal aku adalah orang yang menyebabkan kematian dari tulang punggung keluarga mereka, kemudian mereka menjawab jika apa yang telah terjadi kepada suami sekaligus sosok ayah itu tidak lain adalah takdir dan tidak ada satu orang pun yang bisa melawan takdir yang diberikan oleh Tuhan."     

belum sempat Bima melanjutkan ceritanya, mobil yang kukendarai mendadak berhenti.aku benar-benar bingung dan apa yang terjadi sekarang terlebih ketika penerangan benar-benar sangat minim seperti ini. tapi dari sinar lampu mobil ini aku bisa melihat mobil hitam yang ada di depan kami itu berhenti tiba-tiba untuk kemudian 5 orang yang ada didalamnya yang memakai seragam serba hitam itu pun keluar dengan terbesar dan terdengar samar-samar suara teriakan serta pukulan yang cukup keras.     

sementara orang-orang yang ada di mobil hitam belakang ikut keluar kemudian salah satu diantara mereka berlari menuju ke arah mobil kami sambil mengetuk pintu dengan terbesar.     

"Mas Bima Mas Bima situasi sekarang sedikit sulit, orang-orang yang sedari tadi mengintai Mas Bima membuat jebakan di depan mereka telah mengundang banyak orang yang membawa golok serta senjata-senjata tajam lainnya. mulai menyerang ke arah kita dengan membabi buta," kata salah satu tangan kanan dari Bima.     

mendengar hal itu nafasku terasa berhenti dalam hati aku terus menerus menyebut nama Suwito Suwito beberapa kali.Aku ingin dia segera ada disini aku ingin dia segera berada diantara kami namun demikian rasa takut mulai bergejolak di hatiku. bukan apa-apa hanya saja kejadian seperti ini mengingatkanku kepada peristiwa berdarah yang dulu aku alami ketika aku berada di rumah manis. Gusti tolong aku tolong aku, apa yang harus aku lakukan sekarang ini? aku benar-benar takut Gusti Aku ndak mau melihat orang-orang yang ndhak ada hubungannya dengan masalah ini mati sia-sia dengan cara yang sangat mengenaskan.     

"kangmas, pihak musuh sekarang sudah menyerang kita dengan cara terang-terangan meski kata salah satu dari orang suruhan ku mereka tampak membungkus wajah mereka agar tidak kelihatan. sekarang apa yang harus kita lakukan kangmas? kita tidak mungkin berdiam diri di sini dan melihat pertumpahan darah itu terjadi. dan hati nurani ku juga melarang keras untuk kulari karena aku adalah seorang laki-laki.Aku tidak mau kalau sampai ada tangan kananku yang meninggal dalam peristiwa ini dan aku dengan pengecut malah lari sendiri untuk menyelamatkan diri,"     

"berikan kangmasmu waktu 10 menit, dalam 10 menit kalau sampai orang yang aku harapkan datang ndak ada kita akan keluar dan menyerang sementara dalam waktu itu suruh orang-orang mu untuk mengulur waktu."     

"tapi sekarang ini bisa saja mereka menggunakan pistol untuk menghabisi orang-orang kerahan musuh itu kangmas. akan tetapi aku juga tahu kalau saat ini kita menggunakan pistol, di kesempatan selanjutnya mereka pasti akan lebih waspada dan hati-hati. terlebih kondisinya mereka kemungkinan besar juga tidak tahu tentang keberadaan orang-orang ini dan siapa sebenarnya orang-orang berpakaian hitam ini."     

"lalu menurutmu apa yang harus kita lakukan sekarang?"     

Bima memberi isyarat kepada salah seorang suruhannya itu kemudian salah seorang suruhannya pun mendekat ke arahnya.     

"bagaimana apakah orang-orang itu tahu kalau kamu adalah orang-orang suruhan ku yang ku tugaskan untuk mengawal ku dari berangkat sampai pulang hari ini?"     

"tidak Mas Bima, mereka malah berpikir jika kami ini adalah preman profesional dan salah paham karena merasa kami yang sedang mereka todong padahal bukan. dan mereka terus-terusan berusaha untuk menjelaskan kepada kami Kalau kami ini salah paham. tapi Abang Jo, mendesak mereka untuk mundur dan tidak menerima alasan apapun atas kejadian ini.sebenarnya jika saat ini kalau Mas Bima dan juragan Arjuna pergi dari sini pun tidak akan jadi masalah.karena mereka pasti akan menganggap Kalau kalian tidak akan tahu mengenalmu dan tidak merasa terlibat tentang masalah ini."     

benar juga apa yang dikatakan dari tangan kanan oleh Bima, seumpama kami lari pun mereka juga ndhak akan berpikir kalau orang-orang ini adalah orang-orang suruhan kami. Dan mungkin mereka juga berpikir kalau kami ndhak akan pernah mengetahui akal busuk mereka untuk mencelakai kami.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.