JURAGAN ARJUNA

BAB 383



BAB 383

0"kang Mas apa yang sebenarnya terjadi? kenapa dari tadi suaranya berisik sekali?" Bima yang baru saja bangun pun akhirnya bertanya kemudian dia melihat ke atas mobil kami. suara keras seperti atap mobil dipukul-pukul terdengar sangat nyata. dan itu benar-benar membuat nyali menciut.     
0

"Bima aku akan memberitahukanmu sesuatu, kamu jangan pernah memandang ke arah manapun, jangan pulang menoleh ke arah mana pun, meskipun ada suara-suara aneh yang mengganggu pendengaran.kamu cukup memandang ke arah depan dan konsentrasi kalau ndak begitu kamu cukup pejamkan matamu rapat-rapat."     

Bima pun akhirnya menuruti apa yang aku ucapkan, dia memejamkan matanya rapat-rapat. tapi setelah kamu mendengar bunyi suara teriakan yang melengking seolah-olah yang berteriak tengah sangat sangat kesakitan. aku dan Bima pun akhirnya saling pandang. bingung dan takut semuanya bercampur aduk menjadi satu.     

"suara itu seperti jeritan kesakitan yang sangat mengerikan kangmas. seperti seseorang ingin meminta tolong kepada kita. apa yang harus kita lakukan? apa kita akan tetap berjalan lurus dan tanpa memandang ke arah lain selain depan atau kita berhenti untuk sekadar melihat, siapa gerangan yang menjerit-jerit itu?"     

"kamu ini jangan terlalu gegabah. memangnya kamu pikir manusia mana yang menjerit-jerit meminta tolong di tengah hutan belantara seperti ini? coba pikir pakai logika mu jangan asal merasa kasihan saja lantas kita menyetorkan nyawa kita dengan sia-sia. toh kamu coba dulu sering naik gunung tentunya kamu lebih dari paham tentang masalah-masalah dan godaan-godaan seperti ini."     

Bima kemudian kembali mengangguk tangannya di kepala kuat-kuat napasnya tampak pendek-pendek. kemudian dia tampak memejamkan matanya dengan mulutnya yang berkomat-kamit seolah-olah dia sedang berdoa atau dia sedang membacakan sebuah mantra.     

"kang Mas mereka itu menyukai bau kita mungkin bagi mereka bahwa kita ini adalah yang paling wangi di antara manusia manusia yang lainnya, dengan demikian mereka berpikir dengan menjadikan kita sebagai tumbal dan mangsa mereka. mereka akan mendapatkan kesaktian yang sangat utuh dan tidak bisa diganggu gugat. tadi apakah romo kang Mas datang menemui kangmas?sebab bagaimana jika kan Mas tahu tentang larangan-larangan kali ini disaat kita berdua saja begitu ketakutan dengan apa yang sekarang kita alami," tanya Bima kepadaku sembari memiringkan wajahnya. Aku ndhak tahu sama sekali ternyata dia memiliki praduga yang sangat tepat.     

"apa yang kamu ucapkan adalah benar, tadi aku bertemu dengan Romo Adrian untuk sekedar meminta bantuan atas apa yang kita alami sekarang. sebab selama kamu tidur aku terus berusaha untuk keluar dari hutan ini tapi ndak bisa padahal jelas-jelas hutan ini hanya memiliki satu jalan lurus yang jika kita melewatinya akan bisa kembali ke jalan utama. namun nyatanya aku malah kembali lagi ke tempat ini sampai berkali-kali. kalau saja Romo Adrian ndak datang mana mungkin kita bisa sampai di sini sekarang,"     

"dulu pasti Romo Adrian.adalah orang yang sangat sakti mandraguna, itu sebabnya meski beliau telah wafat pun masih bisa menemui Kangmas dan membantu kita sampai sejauh ini. kita harus segera keluar dari sini kangmas sebelum jam menunjukkan pukul 2 dini hari. tanah pada waktu-waktu seperti itu kegiatan mereka dan kekuatan mereka akan berkali-kali lipat lebih tinggi daripada ini sebelum ayam berkotek."     

aku pun mengangguk dan kembali menancapkan gas dengan kuat kuat sehingga mobil kami melaju dengan sangat kencang.saat itu kami benar-benar ndak berpikir jika mungkin mobil kami mengalami kecelakaan ataupun sebagainya karena kecepatan mobil kami yang terlampau tinggi.     

yang kami pikirkan hanya satu untuk segera keluar dari sini apapun caranya dan apapun jalannya meski harus menyetir ugal-ugalan seperti ini.     

"kang Mas di depan sepertinya ada seseorang!" teriak Bima yang membuatku aku terpaksa mengerem mobil kuat-kuat. sampai terdengar bunyi decitan pada roda itu dan ban mobil kami pun mengeluarkan asap.     

aku picingkan mataku untuk sekadar melihat siapa gerangan yang ada di depan. apakah itu benar-benar manusia atau sosok lembut lainnya yang sedang menghadang perjalanan kita. dan saat lagu mobilku menyoroti tepat di wajahnya aku semakin kaget. bagaimana aku ndak kaget kalau ternyata yang ada di depan itu adalah suwoto dan dia seorang diri.     

bagaimana bisa dia ada di sini? bagaimana bisa dia tahu kami ada di sini? dan dia ke sini naik apa?dia tampak berdiri sendiri yang seperti orang bodoh dan sangat menakutkan. apakah dia benar-benar suwoto? ataukah hanya sosok lain yang menyerupai suwoto?     

aku dan Bima kembali saling tukar pandang seolah-olah kami saling bertanya apa benar itu adalah manusia? dan lebih daripada itu adalah daripada itu adalah, apakah dia benar-benar suwoto? atau sosok lain yang menyerupai suwoto.     

"bagaimana kang Mas kita tetap tinggal di dalam mobil atau kita keluar mendekati sosok itu? atau malah kita tancapkan gas aja dan menabrak sosok itu? bagaimana bisa suwoto ada disini. ini benar-benar tidak masuk akal kangmas. ataukah dia adalah seorang yang sakti mandraguna sampai bisa tahu dimana keberadaan kita tanpa kita mengatakan apa-apa dan secara tiba-tiba seperti ini.Aku saja tidak melihat ada mobil ataupun motor yang berada di dekatnya dia hanya seorang diri berdiri di tengah jalan seperti ini. Kangmas ini benar-benar sangat mencurigakan, lebih baik sama saja yang keluar dan melihat aku disini saja."     

"enak benar kamu ini memasukkan ke dalam perangkap kamu yang ada di dalam mobil dan aku yang kamu suruh mendekati marabahaya. kamu takut aku juga takut jika kita ada di dalam mobil berdua kita harus lakukan bersama-sama, jika kita harus keluar kita juga harus keluar bersama-sama biar kita sama-sama adil. oh ya katamu kamu ini sakti sekarang coba lihat baik-baik dan perhatikan yang ada di depan itu benar-benar abdiku atau bukan? aku rasa untuk seorang sepertimu sangat mudah untuk mengenali antara manusia dan bukan manusia kan?"     

"enak saja siapa yang bilang aku sakti mandraguna? aku juga tidak merasa bilang apa-apa. aku takut sama juga sepertimu kangmas, jadi berhentilah memaksaku untuk melihat sosok itu siapa. atau aku akan benar-benar kencing dj celana."     

aku tertawa terbahak-bahak mendengar ucapannya yang menyebalkan itu. kenapa sampai dia membawa kencing di celana pula. padahal situasi ini jelas sangat genting tapi malah dianggap sebagai goyonan semata.     

"kang Mas ini sepertinya tidak percaya kalau aku bener-bener takut bisa bisanya malah tertawa dengan rendahnya. nanti kalau sosok itu mendengar dan melihat ke arah kita kemudian sosok itu berlari mendekat kemudian menerkam kita, barulah kangmas merasakan ketakutan luar biasa aku yakin itu," marahnya kepadaku kulihat wajahnya sudah pucat pasi dan aku baru tahu sekarang ini. maafkan aku Bima. sungguh aku merasa bersalah karena ndak mempercayaimu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.