JURAGAN ARJUNA

BAB 385



BAB 385

0"baiklah kalau begitu dalam hitungan ke-3 kita buka pintu dan lari bersama jangan pernah menoleh kebelakang dan jangan pedulikan orang yang ada di luar saat ini sebab dia memang benar-benar sangat misterius. sepertinya kalau suwoto kok meragukan sekali. dia sendirian di sini tanpa membawa kendaraan. padahal jarak dari sini dan Kemuning lumayan cukup jauh. lagi pula juga dari mana dia tahu kalau kita ada di sini di tengah malam seperti ini dia berdiri sendirian. dia bukan manusia aku yakin itu."     
0

Bima mengangguk dengan kuat, matanya memandang ke arahku dengan sangat tajam, seolah-olah ketakutannya sedari tadi telah lenyap entah kemana. benar kata sebuah pepatah menangmeng, jika dalam keadaan terdesak seseorang bisa melakukan apa saja, termasuk menghilangkan rasa takut yang ada di dalam dirinya.     

"satu, dua, tiga!! ayo lari kangmas!"     

teriak Bima, kami berdua langsung membuka pintu mobil dengan tergesa kemudian berlari sekuat tenaga sejauh mungkin yang kami bisa. mengambil belokan ke kanan dan kembali berlari tanpa henti, bahkan kami sudah mengabaikan teriakan-teriakan memanggil dari sosok yang sampai detik ini masih saja mengikuti kami. aku sampai ndak habis pikir, kami sudah berusaha untuk menjauh darinya, tapi bagaimana dia terus mengejar kami tanpa henti. apakah dia ndhak mau melepaskan kami sama sekali?     

"bagaimana ini kang Mas kenapa dia terus berlari mengejar kita? apa yang diharapkan dari kita sebenarnya?apakah dia benar-benar berniat untuk memaksa kita dan menjadikan kita sebagai tumbal mereka? padahal kedua kakiku sudah tidak kuat untuk berlari tapi kekuatannya melebihi kekuatan gajah seolah dia mengajar kita tanpa punya rasa lelah sedikitpun. aku benar-benar takut jika nanti kita sebelum berada di jalan utama mereka sudah berhasil menangkap kita bagaimana?lenyap Kangmas nyawa kita kita akan hilang dengan bodoh di sini."     

"kalau memang itu yang terjadi kalau sampai kita berada di perbatasan dia masih tetap mengejar kita kita harus mencari kayu atau apapun yang berukuran cukup besar dan kita harus bersatu untuk memukul dia," kataku memberi ide tapi Bima malah tampak merasa aneh mendengar ig-ku itu.     

"ini bagaimana yang mengajar kita itu bukan manusia apakah mempan sosok bukan manusia kita hajar dengan kayu bahkan aku rasa ditembak peluru pun sosok itu tidak akan mempan pasti sosok itu akan tembus kang Mas dia kan hantu,"     

"kamu memang benar tapi memang ada hal yang bisa kamu lakukan? aku bukanlah seorang hamba dari Gusti pangeran yang sangat patuh ataupun aku juga bukan seorang murid dari guru siapapun. jadi aku ndak memiliki doa-doa, aku juga ndak memiliki mantra-mantra yang bisa mengusir setan."     

sementara di belakang kami sosok itu masih saja mengejar dan terus-terusan memanggil nama kami dan minta kami agar menunggunya. Yang benar saja bagaimana bisa aku menunggunya mana mau aku menunggu sosok mengerikan seperti itu bisa-bisa nanti kalau kami tertangkap kami akan dimakan hidup-hidup dan akan menjadi santapan lezat nya.     

"hei genderuwo, setan, lelembut, ataupun jin iprit lainnya. kami itu tidak mengenal siapa kamu, kami juga tidak mengusik dan mengganggu tempatmu. kami hanya kesasar dan kebetulan berada di sana. jadi berhentilah mengejar kami, karena kami tidak mau mati sia-sia di tanganmu. kami tidak mau mati konyol karena ulahmu. jangan membuat harga diri kami jatuh hanya dengan mati di tangan setan sepertimu!" teriak Bima yang membuatku malah ingin tertawa. memangnya dia pikir lelembut itu bisa diajak kompromi toh.enak benar dia berteriak seperti itu seolah lembut akan paham dengan apa yang dia bicarakan.     

"jadi ceritanya sekarang lembut itu bisa diajak bicara toh. benar-benar baru tahu dari kamu ini lho," ejek ku kepada-nya yang masih dalam keadaan berlari sekuat tenaga.     

"asalkan Mas tahu saja saat aku mendaki gunung dan aku bertemu dengan lembut-lembut aku akan mengatakan hal-hal seperti itu kemudian mereka akan pergi dengan sendirinya. tidak lupa aku terus bersikap sopan santun, makanya aku bisa selamat sampai sekarang. tapi rupanya lembut yang ada di belakang kita itu tuli atau bagaimana. atau malah lembut itu terlalu keras kepala, kenapa setelah mendengar ucapanku dia malah makin semangat mengejar bukan malah mengalah selalu menghilang. apakah mungkin dia ini lelembut yang memiliki tingkat kesaktian diatas lembut-lembut lainnya. atau malah malah dia" ini adalah raja dari lelembut? itu sebabnya dia memiliki kepala yang sangat keras melebihi batu."     

aku langsung menempeleng kepala Bima sepertinya lelah dan kantuk telah membuat dia gila. kenapa bisa dia berbicara ngalor-ngidul seperti itu seolah-olah semua teori-teorinya adalah masuk akal.     

"oh ya lagipula kamu juga pernah bilang kalau kita ini memiliki kelebihan, kok ya malah malah mereka senang terhadap kita itu bagaimana?"     

"ya karena aku sudah bilang tadi kangmas kalau mereka itu menyukai aroma kita. jadi dari bangsa mereka mudah sekali untuk menempel dan mengikuti kita. entah untuk sekedar menemani biasa atau menginginkan kita. tapi ya lembut ini benar-benar aneh, aku sudah membacakan mantra yang seperti biasa aku bacakan kepada lelembut-lelrmbut lainnya dan itu mempan. tapi kenapa dengan lelembut ini tidak mempan sama sekali. aku baru tahu kalau ada lelembut sesakit ini. padahal kata orang pintar yang mengajariku mantra itu adalah mantra yang paling mujarab yang bisa mengusir setan dengan tingkatan tertinggi sekalipun,"     

mendengar ucapan Bima itu malah membuatku semakin yakin jika sosok yang masih mengejar kami itu bisa jadi adalah raja setan. itu sebabnya sampai detik ini dia masih bisa mengejar kami padahal kami sudah melakukan berbagai cara untuk mengusir dan melenyapkannya.     

"juragan Bima, juragan Arjuna, berhentilah barang sebentar. aku ini bukan setan ataupun jin iprit lainnya. Aku adalah abdi kalian tolong tunggu sebentar!!"     

teriakan itu semakin lama semakin mendekat dan menggema di kedua telingaku bahkan suaranya juga sangat mirip dengan suara suwoto. setan ini benar-benar sangat hebat dia tidak tahu menahu suwoto itu siapa tapi dia bisa menyerupai dengan sepersis ini.     

"kita sudah ndak punya pilihan lain lagi Bima. di depan jalan utama sudah terlihat, kita harus berpencar ke kiri dan ke kanan untuk mengambil kayu atau apapun itu. kemudian kita harus melawan lembut itu, sebab kalau kita tidak melakukannya mungkin saja malah kita akan dikejar sampai ke Kemuning. apa kamu sudah siap dan kamu memiliki tenaga cukup berlari dari sini sampai Kemuning? bahkan aku rasa sebelum kita sampai kita sudah mati duluan karena kelelahan."     

"baiklah Kangmas kita hitung sampai 3, setelah itu kita harus melakukannya bersama-sama. satu, dua, tiga!!"     

aku dan Bima langsung berlari terpencar aku mengambil belokan ke kiri dan dia mengambil belokan ke kanan kemudian kami dengan cepat mengambil salah satu kayu atau apapun itu yang bisa kami gunakan sebagai senjata untuk menyerang sosok yang terus mengejar kami. setelah kami mendapatkan benda itu kami langsung buru-buru kembali ke jalan utama dan berhenti sambil menghadang sosok itu.     

"sekarang tamatlah riwayatmu!!" tariakku aku dan Bima bersamaan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.