JURAGAN ARJUNA

BAB 386



BAB 386

0kami langsung memukuli dia tanpa henti, dan memukulinya secara bertubi-tubi. sosok itu tampak diam dan menerima pukulan kami. aku jadi heran kok ya ada setan yang diam saja dipukuli dan dia ndhak menghilang sama sekali.     
0

"kang Mas kenapa dia diam saja? kenapa dia tidak menghilang atau semacamnya malahan yang aku lihat sad wajahnya sekarang babak belur dan berdarah-darah. memangnya ada setan yang bisa terluka?maksudku luka yang didapat dari pukulan kita?"     

benar juga apa yang dikatakan oleh Bima. aku baru tahu ini ada setan yang terluka setelah kita pukuli. apakah ilmu malih rupanya memiliki tingkatan yang sangat tinggi sehingga terluka saja dia bisa berdarah-darah seperti ini.     

"ampun juragan, ampun!! kenapa kalian memukuliku membabibuta seperti ini? sebenarnya apa salahku? sudah kubilang kepada kalian aku ini manusia, Aku ini adalah abdi kalian. Aku bukan setan yang seperti kalian dugaan. jadi aku mohon berhenti nanti bisa-bisa aku mati disini karena kalian pukul seperti ini,"     

aku dan Bima langsung menghentikan aksi pukulan kami, kemudian kami saling pandang lagi. ini sepertinya memang bukan setan, tapi ini adalah manusia. duh Gusti apakah benar dia ini suwoto? jika benar aku dan Bima benar-benar sangat kejam. karena telah memukul orang yang ndak berdosa sama sekali.     

"Kangmas tapi sepertinya ini bukan setan, sosok ini benar-benar manusia. sosok ini benar-benar suwoto kang Mas!!" kata Bima tambah histeris. kemudian kami berjongkok untuk memeriksa keadaan suwoto, apakah dia baik-baik saja atau dia terluka. bodoh! bagaimana bisa dia baik-baik saja, bahkan wajah jeleknya saja sudah ndak berbentuk seperti ini. karena pukulan ku dan ukuran Bima yang terus bertubi-tubi.     

"kamu ini benar-benar suwoto, abdi dalem ku? kamu ini benar-benar manusia?" tanyaku yang ingin memastikan.     

"kalau kamu adalah manusia coba jawab pertanyaanku. 1 + 1 itu sama dengan berapa?"     

aku langsung menempeleng Bima lagi, pertanyaan macam apa itu? memangnya dia pikir setan ndak bisa menjawab pertanyaan itu apa!     

kenapa dia ndak memberikan pertanyaan yang lebih spesifik yang sekiranya hanya kamu yang tahu tanpa ada setan yang perlu tahu.     

"saya ndak tahu juragan Bima. Lawang saya ini ndak sekolah toh," jawab suwoto tampak memelas. dia terus mengaduh kesakitan dan menahan semua rasa perih yang ada di dalam tubuhnya.Aku benar-benar sangat menyesal telah berlaku seperti ini kepadanya.     

"nah betul itu kamu adalah suwoto. buktinya kamu tidak bisa menjawab 1 ditambah 1 itu berapa. karena kalau itu setan dia pasti akan setingkat lebih pintar, setidaknya sampai perhitungan 10 + 10 dia pasti akan tahu."     

"Bima berhentilah bercanda dari tadi kamu itu terus bercanda, apa kamu ndak bisa lihat, suwoto sudah babak belur seperti ini, dan kamu malah selalu saja menggodanya."     

"lagipula salah dia sendiri kang Mas," Bima masih ndak terima. "suwoto aku sangat penasaran dengan kamu, bagaimana bisa kamu berada di sana di tengah malam dan sendirian seperti itu? dan kamu berdiri dengan bahasa tubuh yang sangat aneh. lagipula di mana kendaraanmu? tempat ini dan Kemuning masih cukup sangat jauh? bagaimana ceritanya kamu bisa berada di lokasi si yang sama denganku juga dengan kangmas? kamu ini bukan setan yang bisa berpindah-pindah seperti apa yang kamu inginkan. dan aku rasa kamu juga tidak bisa berpindah alam, apalagi terbang dan menghilang."     

Bima ini memang kadang-kadang keterlaluan,lihatlah bagaimana keadaan suwoto sekarang. bagaimana bisa dia masih memiliki nafsu untuk menanyainya dengan cara seperti itu. ndak berpikir untuk mengobatinya terlebih dahulu atau mencari cara untuk menyeka lukanya biar ndak lebih parah lagi.     

"lah bagaimana lagi tadi saat aku enak-enak duduk di kemuning, juragan arjuna membatin ku. jadi aku cepat-cepat mengendarai motor ku menuju ke arah Purwokerto, karena aku yakin juragan Arjuna masih ada di jalanan antara Kemuning dan Purwokerto. lalu kemudian aku melihat segerombolan orang-orang yang saling berkelahi dan itu cukup padat dan ramai. aku memutuskan untuk menepi kemudian berhenti untuk sebentar. dan salah satu dari orang-orang yang berpakaian serba hitam itu mendekat ke arahku, rupanya dia mengenaliku kalau aku adalah abdi dalem dari kalian. kemudian dia mengatakan kalau kalian mengambil jalan yang sepi itu. aku tahu kalau ujung dari jalan itu adalah hutan larangan kan, jadi aku sengaja mengejar kalian sekuat tenaga yang aku mau. tapi sayang seribu sayang motor yang kukendarai kehabisan bensin tepat di tengah perjalanan. jadi aku tinggalkan motor itu begitu saja dan berlari sekuat tenaga untuk menemukan mobil kalian berada. sehingga pada waktu kalian melihatku itu membuatku bahagia sangat luar biasa. tapi siapa sangka hal itu justru malah membuat kalian curiga, dan mengira kalau aku ini adalah seorang setan. dan berakhir kalian pukul seperti ini. andai saja kalau aku tahu aku akan babak belur seperti ini, lebih baik malam ini aku memilih tidur dengan manis di rumah, dan menghabiskan waktu malamku untuk berbincang-bincang dengan Sobirin dan Juned. kadang-kadang kalian berdua ini memang sangat kejam dan ndak punya perasaan,"     

"kami sebenarnya tidak salah kamu sendiri yang salah. salah sendiri siapa yang menyuruhmu berdiri dengan bodoh di tengah jalan seperti itu, dan kamu juga tidak bilang kepada kami kalau kamu mau menyusul. setidaknya kamu kan bisa menggunakan ilmu telepati mu itu untuk memberitahukan kepada kang Mas kalau kamu akan menyusul. tapi kamu diam saja," Gerut Bima, yang masih enggan mengakui kesalahannya.     

"masalahnya itu hanya aku yang bisa mendengarkan isi hatinya juragan Arjuna, tapi juragan Arjuna ndak bisa sama sekali mendengarkan isi hatiku."     

"berarti ilmu kurang sakti, sampai tidak bisa menembus batin kang Mas Arjuna. dan setelah seperti ini apa yang harus kita lakukan? apakah kita akan menunggu mobil yang lewat untuk kita mendapat tumpangan. atau malah kita berjalan kaki sampai ke Kemuning? terlebih kondisimu sekarang yang sangat sangat mengerikan aku takut nanti kamu dikira setan beneran oleh orang-orang."     

aku yang sudah sibuk membersihkan luka suwoto pun ikut berpikir. kira-kira bagaimana caranya agar kami bisa pulang ke Kemuning agar kami bisa lekas mengobati luka suwoto ini.     

"masalahnya di sini ndak ada telepon umum,jadi kita ndak bisa menghubungi orang-orang rumah untuk menjemput kita di sini. satu-satunya yang bisa kita lakukan hanyalah menunggu mobil sayur yang kiranya pulang mengantarkan sayur-mayur mereka yang lokasinya terdekat dengan ngargoyoso. untuk setelah itu kita pikirkan cara lain bagaimana caranya kita tiba sampai ke Kemuning,"     

Bima dan suwoto pun saling mengangguk, mereka menyetujui ide ku. kemudian keduanya duduk bersila sambil sesekali melihat ke arah kanan kiri ujung jalan. sialnya jalanan benar-benar sangat sepi, ndak ada satupun kendaraan yang lewat di sini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.