JURAGAN ARJUNA

BAB 390



BAB 390

0mendengar penjelasan dari kami, Romo langsung tertawa terbahak-bahak. Aku pikir kejadian yang telah membuat suwoto merana adalah sesuatu yang sangat menyenangkan baginya. lihatlah bagaimana dia tertawa dengan begitu renyah, seolah-olah apa yang dialami suwoto adalah sangat lucu.     
0

"jadi rupanya kalian yang menghajar suwoto sampai seperti itu? duh Gusti, apa kalian ndak bisa membedakan mana yang hantu dan mana yang manusia? apa karena suwoto wajahnya mirip seperti genderuwo sampai-sampai kalian menghajarnya sampai wajahnya lebih menyeramkan berkali-kali lipat daripada genderuwo," lihatlah senang sekali rupanya dia mengejek orang, bahkan orang yang kesakitan pun diajak dengan begitu kejam. memang ucapan Romo yang selalu ceplas-ceplos seperti ini benar-benar sangat menyebalkan. akan tetapi kalau Romo diam aku pun juga merasa rindu dengan ucapan yang pedas itu.     

"Romo ini bagaimana, masa ada orang kesakitan dan babak belur seperti itu itu bukannya merasa iba, malah Romo kata-katai seperti itu. lihatlah bagaimana wajahnya yang hancur itu bahkan kepalanya katanya sangat sakit luar biasa. apa Romo ini ndak pernah merasa kasihan toh kepada suwoto yang selama ini telah banyak berjasa kepada keluarga kita," kataku membela suwoto.     

Romo tampak melangkah masuk ke dalam rumah membuat kami mengikuti langkahnya dari belakang, kemudian kami duduk melingkar pada kursi kayu yang ada di balai tamu. Romo yang duduk dengan gagahnya itupun kembali tertawa seolah-olah apa yang kukatakan adalah sangat lucu.     

"bagaimana lagi bukannya aku ndak kasihan kepada dia, hanya saja tingkah kalian berdua ini memang benar-benar keterlaluan. ndak bisa membedakan mana orang dan mana genderuwo, malah main hajar sesuka hati kalian saja. oleh karena aku kasihan dengannya itu sebabnya aku tertawa terbahak-bahak seperti ini. kalau aku ndak kasihan dengannya Ya mana mungkin aku tertawa,"     

bicara sama Romo itu sama seperti bicara dengan patung, atau malah sama seperti bicara dengan kambing. masa ada orang kasihan malah tertawa kalau orang kasihan itu yang menangis, ataupun merasa prihatin dengan apa yang terjadi kepada Suwoto.     

"aku baru tahu di sini kalau yang namanya kasihan itu malah tertawa, Romo benar-benar panutan yang sangat luar biasa. jadi ceritanya semuanya terbalik seperti itu Romo? kalau seumpamanya ada kabar duka Romo tertawa, dan kalau ada kabar gembira Romo akan menangis seperti itu?" kini giliran Bima yang mungkin merasa aneh dengan sifat Romo. dan akupun ndak perlu membela Romo, karena memang kenyataannya dia itu benar-benar aneh.     

"walah kalau kamu mengatakan hal itu berarti kamu sama saja dengan belum mengetahui arti dari kehidupan yang sebenarnya. apa kamu ndak tahu jika ada air mata yang disebut dengan air mata kebahagiaan? di saat orang-orang yang merasa sangat bahagia atau malah saking bahagianya mereka ndak dapat untuk mengungkapkan rasa bahagia itu maka mereka akan mengeluarkan air mata. itulah yang disebut sebagai air mata bahagia. bagaimana ucapan Romo ini benar toh?"     

mendengar jawaban yang sangat ndak memuaskan hati, Bima hanya bisa menahan napas kemudian dia mendengus. Aku yakin dia ingin membantah tapi dia urungkan karena dia tahu u kalau Romo adalah orang tua.     

"susah memang kalau bicara dengan orang tua pokoknya mereka mereka itu selalu benar dan harus benar, salah saja mereka benar apalagi kalau mereka benar. Romo terserah saja mau mengatakan seperti apa nanti kalau suwoto sudah keluar dari kamar aku akan membantu Romo untuk tertawa terbahak-bahak dengan tawa yang paling kencang sedunia."     

"kalau seperti itu bagus itu namanya baru menantuku yang paling baik, "     

Bima hanya tersenyum lebar kemudian dia merebahkan tubuhnya memejamkan matanya rapat-rapat kemudian tertidur. sepertinya dia benar-benar sangat kelelahan,bahkan tadi sepanjang perjalanan dia mengatakan jika dia sangat lapar.tapi malah sesampainya di rumah dia malah ketiduran seperti ini. tapi aku melarang abdi abdi ku untuk mengganggu tidurnya. biarkan saja dia tidur dulu karena aku kasihan dengan dia, sedari dia dari Jakarta kemudian sampai ke sini dan dia ikut aku ke Purwokerto dia bahkan kurang tidur sama sekali. belum lagi dia harus memikirkan bagaimana cara membuat bibit bibit unggul dengan cara yang menakjubkan. aku rasa pekerjaan dia kali ini jauh lebih banyak dari pekerjaan pekerjaan orang lainnya.     

"semalam huda menghubungi telepon rumah ini. dia mencarimu dan juga Bima, tapi aku bilang kepadanya kalau kamu dan Bima belum juga sampai ke rumah. kemudian dia menyampaikan beberapa pesan kepada ku, yaitu tentang pesan tentang apa yang telah kalian minta tolong kepadanya.dan dia mengatakan bahwa kawan-kawannya telah setuju untuk membeli sayur-mayur kepada kita. dan itu mereka lakukan dengan senang hati, karena mereka tahu kualitas sayur mayur kita adalah yang terbaik di pasarnya. tapi hal ini harus disembunyikan terlebih dahulu, kita ndak boleh secara terang-terangan menyetor sayur-mayur and kita kepada mereka. karena takutnya pihak lawan akan tahu dan akan mengakali kita lagi sama seperti yang sudah-sudah,"     

"rencana aku juga seperti itu Romo,kami akan menyetorkan kepada mereka dengan cara diam-diam sama seperti apa yang kami lakukan saat kami menyetorkan sayur-mayur itu ke Jakarta. dengan seperti itu mereka ndak akan pernah mengetahui kalau kita sudah berhasil menyelamatkan diri dari kebangkrutan yang mereka buat untuk menghancurkan kita."     

"tapi sekarang banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang ingin kutanyakan kepada kalian, bukankah kemarin kalian mengatakan kepadaku kalau kalian malam akan tiba di kemuning. tapi mengapa apa bah kan sampai Sobirin menyusul kalian baru pulang? apakah ada sesuatu yang terjadi di sana, ataukah kalian kelamaan mampir di rumah Purwokerto?"tanya Romo kepadaku, aku diam sejenak sambil menyeruput kopi yang baru disajikan oleh bulek Sari kepadaku agar mataku ini ini sedikit terasa segar karena setelah ini aku masih ada beberapa urusan di Berjo.     

ceritanya benar-benar sangat panjang Romo, saat kami berada di perbatasan an yang ada di ujung Purwokerto itu para rombongan Sujiwo menghadang kami dan dengan sengaja mereka membuat kerusuhan an-nasr kami memilih jalan lain untuk bisa sampai ke Kemuning. namun sayang seribu sayang bukan sampai ke Kemuning kami malah kesasar ke sebuah hutan larangan yang ada di sana, dan mengakibatkan kami ndak bisa kemana-mana. sampai akhirnya kami memiliki cara untuk pergi tapi tiba-tiba di tengah jalan suwoto berdiri di depan kami, dia berdiri sendirian dan tanpa membawa kendaraan terlebih itu di tengah malam. sekarang coba Romo bayangkan apa yang akan kamu lakukan jika bertemu dengan suwoto saat itu. aku yakin kalau Romo juga akan melakukan hal yang sama seperti apa yang aku dan Bima lakukan. karena sangat mustahil sekali dia bisa berada di sana yang bahkan kami ndak mengatakan apa-apa kepada Suwoto. begitulah ceritanya sampai dia mendapatkan luka-luka di sekujur tubuhnya, dan setelah kami tahu kalau itu swoto kami benar-benar sangat merasa bersalah kepadanya,"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.