JURAGAN ARJUNA

BAB 395



BAB 395

kutelan ludahku dengan susah tatkala mendengar ucapan itu dari Romo. siapa gerangan orang itu yang telah menyelinap di rumah ini dengan sangat sempurna.sampai-sampai ndak ada satu orang pun yang bisa mengenalinya jika dia adalah seorang mata-mata yang ada di rumah ini. jika benar dia adalah salah satu dari kaki tangan kepercayaan Sujiwo hal itu benar-benar sangat mengerikan.dan satu lagi hal yang membuatku bingung sejak kapan orang itu berada di rumah ini? dan bagaimana bisa orang itu bisa menyusup di rumah ini?     

"apakah orang itu memiliki sebuah ilmu kesaktian yang seperti suwoto memiliki Romo? kenapa sampai dia seperti bisa berpindah-pindah ke tempat yang dia suka dengan cara yang begitu menakutkan.kalau dia hanya orang yang biasa saja Aku yakin dia akan sama seperti dua Abdi dalem baru tadi. sosoknya terlihat nyata dan kita dengan mudah bisa mengenalinya. kecuali ada satu hal yang membuat dia berbeda, kalau ternyata sosok itu bukan lain adalah Abdi dalem lama kita. dengan hal tersebut kita jadi ndak bisa mengenali kalau ada wajah baru selain 2 orang tadi. yang bisa kita lakukan hanyalah melakukan pancingan pancingan ringan agar dia mau keluar dari sarangnya dengan sendirinya, tanpa harus kita melakukan kerja keras untuk membuat mereka datang kepada kita," kataku setengah meneliti untuk kemudian aku hendak beranjak dari tempatku tapi suwoto sudah masuk ke sini dengan wajah paniknya.     

"manusia wajah genderuwo kenapa kamu masuk ke dalam ruangan ini dengan wajah jelekmu itu? apakah di luar sana ada sesuatu yang terjadi?"tanya Romo kepada suwoto yang benar-benar sangat menyebalkan.ingin rasanya aku mengatakan kepadanya jika saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengejek fisik seseorang terlebih orang tersebut telah memiliki jasa besar kepada keluarga kita. tapi begitu demikian Yang kulihat suwoto benar-benar tampak biasa saja. seolah-olah apa yang dikatakan oleh Romo bukan seperti hinaan akan tetapi seperti pujian yang setinggi gunung Himalaya.     

"ini benar-benar sangat bahaya juragan. saya melihat di rumah ini ada banyak sekali penjaga yang dipasang di sekeliling luar rumah. saya tidak tahu siapa yang mengirimkan hal itu akan tetapi yang inginkan hanyalah satu yaitu kehancuran seluruh penghuni rumah ini. dan ketika saya hendak pergi ke dapur tadi saya melihat sosok misterius yang berjalan cukup coklat mengitari gudang sembako yang ada di belakang rumah.sosok misterius bahkan untuk mengatakan jika wajah yang aku kenali pun rasanya juga susah. tapi aku merasa sangat mengenal dia tapi saat aku melihat wajahnya seolah-olah Aku lupa tentang siapa dia. sepertinya orang itu memiliki ilmu yang cukup tinggi sampai membuat orang-orang yang melihatnya ndhak menyadari keberadaannya. dan karena masalah sudah semakin runyam seperti ini saya meminta izin kepada kalian--"     

"izin apa?"tanyaku dan Romo yang hampir bersamaan yang telah memotong ucapan dari suwoto.     

semua tampak melihatku dan juga melihat Romo dengan wajah tersenyumnya itu.sok bagus benar orang tua 1 itu bisa juga dia tersenyum malu-malu seperti itu rupanya.     

"sepertinya aku ini cukup spesial toh. lihat saja ketika saya hendak meminta izin kalian langsung mengatakan dengan seperti itu dengan begitu semangat sekali itu seolah-olah saya adalah seseorang yang sangat berharga bagi kehidupan kalian," kata suwoto yang berhasil membuatku dan Romo ingin menyentil hidungnya yang besar itu.     

"besar kepala sekali kamu jika kamu merasa kami menjadikanmu seseorang yang sangat spesial. oh iya iya kamu itu adalah sesuatu yang berharga tapi lebih ke seperti benda antik yang jika kamu ndak ada disini nilai jual rumah ini ini akan berkurang sekian persen karena kehilangan benda antik sepertimu,"jawab romo Nathan dengan sangat ketus. tapi suwoto malah menundukkan kepalanya sambil tersenyum , seolah-olah apa yang telah dikatakan oleh Romo adalah sesuatu yang sangat mendebarkan bagi dirinya.     

"sebenarnya saya hanya meminta izin untuk pergi ke pemakaman dalam waktu 40 hari atau kalau saya bisa melakukannya dengan cepat 3 sampai 7 hari saya akan kembali. saya ingin melakukan ritual-ritual untuk menangkal hal-hal jahat yang akan terjadi di di rumah ini juga untuk memberi perlindungan kepada orang-orang yang di rumah ini juga orang-orang yang saat ini berada di Purwokerto. karena saya juga sangat penasaran tentang sosok yang benar-benar mencurigakan itu saya ingin menangkapnya dengan kedua tangan saya sendiri. kalau saya nggak sampai berhasil melakukannya saya akan merasa benar-benar sangat malu karena telah gembar-gembor jika saya ini memiliki saktian yang cukup mumpuni. mungkin karena saya terlalu lama tinggal di sini dan mengabaikan kan itu ritual yang seharusnya saya lakukan setiap hari hingga akhirnya ketajaman saya akan hal-hal semacam itu perlahan-lahan menjadi tumpul dan mulai kabur. dan saya ndak ingin membuat kalian kecewa karena saya ndak bisa melakukan apa-apa. setelah kembali dari tempat saya menyendiri saya akan pastikan kepada kalian kalau di hari itu juga, saya akan menghancurkan Sujiwo dengan antek-anteknya sampai ke akar-akarnya. untuk sekarang kalian diamlah dulu dan tetap melakukan rencana Yang semestinya saya permisi,"     

Aku dan Romo tampak takjub mendengar ucapan panjang lebar dari suwoto. percaya dirinya yang sangat tinggi membuat kami sampai bingung untuk sekadar mengatakan sesuatu kepadanya.     

setelah itu aku dan Romo pun saling pandang dengan wajah kami yang bersih seperti orang linglung.     

"lihatlah apa yang dia katakan tadi menyuruh kita untuk tetap tenang dan berpura-pura jika semuanya baik-baik saja. aku jadi merasa bingung sebenarnya yang menjadi juragan itu siapa? kita atau dia? kenapa dia yang malah menyuruh nyuruh kita? lama-lama manusia setengah genderuwo itu sedikit menyebalkan juga.tapi cukup menyenangkan untuk dijadikan bahan hiburan tatkala kita sedang mengalami situasi tegang seperti ini."     

aku tersenyum saja mendengar ucapan dari Romo, aku sendiri pun cukup takjub dengan apa yang dia katakan tadi. bisa mengatakan sesuatu yang cukup mengatur ngatur kami bukankah gaya suwoto. tapi sejatinya aku juga maklum kenapa dia menjadi seperti itu, mungkin dia merasa bertanggung jawab atas keselamatan orang-orang yang ada di rumah ini.sebab bagaimanapun dari semua orang yang ada di sini dia adalah satu-satunya orang yang cukup mumpuni dalam ilmu ilmuwan seperti itu dan yang paham perkara hal-hal yang ndhak bisa dilihat oleh manusia dengan cara nyata. tapi yang kuharap hanya satu apapun yang akan dilakukan, sebenarnya keselamatannya lah yang harus dipikirkan terlebih dahulu.karena aku ndak mau kalau sampai dia merasa terbebani dengan semua ini dan malah membuatnya bertindak bodoh dengan cara mengorbankan dirinya sendiri secara cuma-cuma. sebab aku rasa kami cukup mumpuni untuk melawan Sujiwo sampai titik darah penghabisan. meski saat ini kami agaknya kewalahan dengan apa yang dia lakukan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.