JURAGAN ARJUNA

BAB 348



BAB 348

0"aku benar-benar ndhak menyangka, jika ada manusia yang memiliki wajah lebih dari dua seperti-mu. bahkan aku bisa melihat dengan jelas bagaimana mimik wajahmu saat melihat para pesuruh mu datang untuk memberi pelajaran kepada aku dan adik iparku. dan setelah orang-orangmu kalah, lantas kamu bertindak seperti seorang pahlawan kesiangan? Sudjiwo Sujiwo, bahkan jika kamu menjilati kakiku pun aku aku ndhak akan sudi percaya kalau kamu adalah orang yang baik. sekarang kamu menyingkirlah Aku ingin berbicara berdua dengan pengulak langgananku. karena aku cukup penasaran apa yang kamu janjikan sampai mereka rela melepaskan hubungan baik antara kami dan berpaling darimu. "     
0

"sekarang ini ndhak ada yang namanya hubungan baik di antara seorang pebisnis. yang ada hanya hubungan mana yang paling menguntungkan, dan yang paling banyak menghasilkan uang. apa kamu pikir hubungan baik saja cukup untuk membuat seseorang bertahan hidup dan berkecukupan? aku rasa kamu cukup pintar untuk menerka jawabannya. sebab aku sendiri pun tahu jika di dunia ini orang munafik atau orang-orang yang pura-pura baik, nyaris sudah musnah. yang ada hanya orang-orang pintar yang sanggup memanfaatkan situasi dan mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dengan mengandalkan sebuah kerjasama yang sangat menguntungkan. "     

sejenak aku diam, ndak menjawab apa yang dia ucapkan. sebab sejatinya ucapannya adalah benar adanya, terkesan sangat jahat memang.hubungan yang sama sekali ndhak menguntungkan, mereka pasti akan memilih hubungan yang menguntungkan dan sebisa mungkin hubungan tersebut memberikannya banyak uang. dan sekarang aku baru tahu di mana letak kesalahan ku, aku terlalu percaya kepada semua orang jika hubungan itu berpondasikan dengan rasa saling percaya, rasa saling sayang, terlebih adanya hati nurani untuk melihat sebuah hubungan tanpa memandang materi.     

tanpa menjawab ucapan Sujiwo, aku pun melangkah pergi menuju ke arah pengulak tersebut. para pegawainya tampaknya ndak paham dengan siapa mereka bertemu sekarang. mimik wajahnya yang terkesan congkak, serta rasa tinggi hati mereka yang tampak dengan sangat nyata memandangku sambil memicingkan mata mereka. tapi yang kupedulikan bukan itu, terserah mereka mau memandangku seperti apa. yang menjadi tujuanku adalah, bos mereka yang kini tampak sibuk mengatur sayur-mayur yang bahkan masih berada di dalam truk truk itu.     

"gimana bos sekalian? aku ingin bicara berdua dengannya tentang beberapa hal," tanyaku yang masih punya sedikit hati nurani kepada mereka untuk sekadar bersopan santun, karena aku merasa mereka jauh lebih tua dariku.     

mendengar pertanyaanku itu, mereka kembali memandangku dengan tatapan mencemoohnya itu. seolah-olah aku sangat tidak pantas menanyakan kepada mereka di mana keberadaan bos mereka.     

"siapa kamu? berani-beraninya mencari bos kami, memangnya kamu pikir kamu cukup pantas untuk bertemu dengan bos kami? saat ini bos kami sedang sibuk mengurusi sayur-mayur yang masuk serta memilah-milah tembakau yang kiranya cocok untuk dijual di sini. dan kamu anak kecil, daripada kamu datang untuk merusuh. lebih baik kamu segera pergi dari tempat ini. ini bukanlah taman bermain, yang bisa kalian datangi dengan seenak hati. "     

"wah wah wah, hanya seorang pekerja saja lagakmu benar-benar sangat luar biasa. kalian menilai kami tidak ubahnya seperti seorang anak kecil yang tidak pantas berada di sini. memangnya kamu pikir ini adalah sebuah perusahaan besar atau apa? ini hanyalah sebuah pasar yang didalamnya ada banyak sayur mayur. bahkan kurasa para ibu-ibu yang tengah ke pasar membawa anak mereka untuk membeli sayuran di sini. jangankan untuk melihat bosmu, membeli seluruh isi toko ini pun aku sanggup melakukannya. jadi kamu jangan pernah merasa jika kalian adalah orang yang paling berkuasa, terlebih bos kalian itu, hanya seorang pemasok sayur-mayur saja kalian sudah berlagak seolah dia adalah seorang raja. "     

ucapan Bima benar-benar sangat luar biasa, aku benar-benar ndak bisa membayangkan bagaimana dia bisa mengatakan hal seperti itu. sangat menyakitkan hati dan tepat sasaran. dan aku sangat menyukai ucapannya yang frontal seperti itu, lihatlah bagaimana wajah para pekerja itutampak merah padam seolah-olah dia sangat kesal dengan apa yang Bima katakan.     

"ada apa ini, apa kalian Ndak cukup tahu jika pekerjaan di sini masih menumpuk? bagaimana bisa kalian berbuat gaduh dengan orang, "     

"kurasa sekarang yang namanya perumpamaan buah jatuh ndak jauh dari pohonnya, bukan hanya ditujukan kepada ada orang tua dan anak-anaknya saja. melainkan bisa juga ditunjukkan kepada seorang atasan dan dan para bawahannya. perkenalkan Aku adalah Arjuna Hendarmoko, dan ini adalah adik iparku yang namanya Bima. kedatangan kami ke sini tentu saja kamu pasti sangat tahu dan sangat paham, bukan? jadi kami tidak perlu berbasa-basi lagi. "     

mimik wajah dari bos itu tampak kaget luar biasa, dia memandang ke arahku dengan wajah merah padam itu. bahkan rasanya aku ingin mencongkel matanya karena saking jengkelnya dengan orang sepertinya.     

"ekspresimu biasa saja, karena aku sadar kamu ndak akan pernah mengenaliku. sebab selama ini yang kamu kenali pasti hanya romoku. Aku kesini hanya ingin bertanya kepadamu, dan beberapa pengolah yang ada di pasar ini ini tentang bagaimana hal ini bisa terjadi.. sebuah hubungan baik antara Romo, dan dirimu kenapa harus berakhir dengan cara menyedihkan seperti ini. seberapa banyak untung yang kamu dapatkan atau seberapa rendah harga yang mereka tawarkan, sampai-sampai kamu memutus kerjasama di antara kita. sungguh sangat disayangkan, jika kebaikan Romo selama ini dan yang terdahulu yang telah membantu keluargamu sampai bisa seperti ini harus hilang begitu saja hanya dengan sebuah kata keserakahan. hanya demi sebuah untung yang bahkan kami bisa memberikannya kepadamu dengan cara seadil-adilnya."     

"juragan Arjuna ini sepertinya telah salah paham, ini benar-benar ndak seperti apa yang juragan pikirkan. tentang sayur-mayur ini bahkan baru kali ini kami mau memasoknya. jadi kurang tepat jika juragan mengatakan hal seperti itu, lebih-lebih sampai membawa hubungan antara aku dengan juragan Nathan," kilahnya yang masih tampak tanpa merasa berdosa sedikitpun atas apa yang telah ia lakukan kan beberapa apa Minggu belakangan ini.     

"sebenarnya siapa yang hendak kamu bodohi? aku sudah tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi, sayur mayur dari kampungku yang diantar ke pasar ini beberapa minggu terakhir dikembalikan dengan paksa hanya karena ada pemasok baru yang menawarkan harga jauh lebih miring daripada harga semestinya. dan yang lebih mirisnya lagi adalah, tembakau unggulan dari kami ditiru dengan sangat nyata. dan dengan kejamnya pemasok pemasok yang ada di sini ini langsung membeli semua sayur mayur dari juragan Bali itu. padahal bukankah sudah sangat jelas,perjanjian terdahulu yang ada hitam diatas putih bahwa pemasok satu-satunya dari pasar ini hanya boleh sayur-mayur dari kampungku. aku sama sekali ndhak keberatan, jika ada pemasok lain yang datang bersaing dengan cara adil. toh pada kenyataannya yang memiliki usaha serta yang memiliki perkebunan bukan hanya keluarga Hendarmoko serta orang-orang yang ada di ngargoyoso. hanya saja cara dari juragan baru itu dengan memasok secara menyeluruh sayur mayur yang ada di pasar ini terlebih ih caranya yang benar-benar kotor sangat ndak bisa kuterima."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.