JURAGAN ARJUNA

BAN 349



BAN 349

0"sekarang begini saja, kita ambil jalan tengahnya. aku ndak akan lagi mempermasalahkan mu mengenai masalah siapa pemasok dari sayur-mayur mu untuk kedepannya. akan tetapi harus kamu tahu bahwa, mulai detik ini keluarga Hendarmoko akan memutus semua hubungan bisnis ataupun hubungan pertemanan lainnya denganmu juga dengan orang-orang yang memilih pemasok baru dengan cara yang ndhak benar. terima kasih untuk waktunya, sekarang aku pamit dulu. dan aku harap hutangmu di masa lalu kepada keluarga ku bisa kamu bandingkan dengan uang yang telah kamu dapatkan hari ini," setelah mengatakan itu, aku langsung mengajak Bima untuk kembali. meski aku bisa merasakan dengan sangat jelas, wajah jengkel itu masih kentara di wajah Bima.     
0

"kang Mas, membiarkan mereka begitu saja kenapa membuat hatiku tidak lega. seharusnya kita bisa memukul mundur juragan yang sok berkuasa itu agar dia tahu di mana kedudukannya sekarang. kalau seperti ini jadinya mereka akan merasa kalau mereka telah menang dan semakin sok berkuasa. aku benar-benar tidak terima kangmas. terlebih ih masalah benih unggulan itu adalah hasil dari ciptaan ku."     

"kamu tenang saja Bima ini hanya permulaan. toh kita sendiri juga belum tahu pasti siapa pelaku yang telah mencuri bibit-bibit unggul kita dan dijual kepada mereka. kita harus memastikan ini terlebih dahulu sebagai senjata paling ampuh untuk menikah melawan. sehingga kita bukan saja memukul mundur mereka akan tetapi membunuh mereka dengan satu kali tusukan. dan masalah sayur-mayur ini aku sendiri juga masih bingung. jika semua pasar telah menolak sayur-mayur kita karena jumlah sayur-mayur dari juragan baru itu sangat banyak, mau ndhakmau kita harus menggunakan cara lain. agar seendhaknya, hasil panen kita ndhak terbuang percuma. yang membuatku prihatin adalah tentang para petani kecil yang menitipkan hasil panen mereka kepada kita, jika terus seperti ini maka akan benar-benar ndhak sangat baik untuk mereka. sedangkan makan dan hidup mereka gantungkan di perkebunan ini."     

jujur masalah ini aku juga sangat risau, sebab aku sendiri juga ndhak memiliki kenalan orang-orang dalam masalah pasar dan jual beli sayur-mayur serta tembakau. aku harus cari dimana orang-orang yang mau membeli sayur-mayur dengan jumlah banyak dan dalam waktu yang cukup singkat. sebab jika aku ndhak bisa menemukannya itu benar-benar akan sangat bahaya. ini bukan perkara penduduk kampung juga tapi aku juga memikirkan kan tentang Romo. karena dia memiliki tanggung jawab besar, selain memberi upah kepada abdi dalem, kamu juga harus memberi upah kepada para pekerja di kebun. dan itu bukanlah dalam jumlah sedikit. jika dia setiap hari harus mengeluarkan uang untuk membeli sayur-mayur para penduduk, dan juga harus memberi upah kepada semua orang, disaat sayur-mayur nya lah kan ndak laku sama sekali, lama kelamaan lama pasti akan merugi dalam jumlah besar. dan Aku ndhak mau kalau sampai itu terjadi.     

"untuk masalah sayur-mayur Kangmas tidak usah bingung, aku sudah menghubungi beberapa temanku yang memiliki usaha restoran, juga beberapa rekan bisnis ayahku. mereka dengan senang hati mau menjadi pembeli tetap dengan jumlah banyak dan secara rutin membeli sayur-mayur kita. dengan cara seperti itu kita bisa merendahkan risiko kerugian yang dialami oleh Romo. sekarang yang menjadi bahan pertimbangan nya adalah, kita harus mencari beberapa lagi pedagang besar yang harus yakin kepada kita untuk menyetok sayur mayur serta tembakau dari kita, kemudian membuat pengaruh di pasarnya. dengan demikian kita bisa membuktikan kepada para pembeli sayur mana yang memiliki kualitas lebih unggul yang sebenarnya. sebab aku yakin kecurangan mereka bukan hanya sekedar mereka mencuri bibit unggul, ataupun dengan menjatuhkan harga dengan serendah-rendahnya akan tetapi mereka juga telah menyalahgunakan beberapa kualitas dari sayur-mayur sehingga tampak lebih unggul daripada kita. jika kita bisa membuktikan hal ini di depan orang banyak maka sayur mayur kita akan bangkit kembali dan kita tidak perlu cemas dengan usaha apapun yang mereka lakukan."     

"jadi masalah pedagang besar ini apakah kamu juga memiliki ide?" tanyaku kepada Bima. iya tampak sedang berpikir keras kurasa menebak dari mimik wajahnya saja aku tahu kalau sepertinya dia belum memiliki ide apapun. "Ya sudah kalau seperti itu kita pikirkan nanti, sekarang yang terpenting adalah kita pulang dulu untuk bertanya kepada Pak Sobirin apakah dia sudah berhasil mengetahui siapa penyusup atau malah penghianat yang telah mencuri beli bibit kita. karena aku sudah sangat gatal untuk memberi pelajaran kepada mereka."     

Bima mengangguk kuat kemudian dia melajukan mobilnya sesekali dia bercakap mengenai usulan-usulan hebatnya itu. sungguh pikiran seorang pengusaha, memang jauh berbeda daripada pemikiran orang-orang lainnya. pikiran mereka jauh ke depan dan bisa melihat sedikit celah untuk bisa membuat kita bangkit dan aku benar-benar salut dengan pemikiran Bima ini. dia benar-benar sosok pemuda yang sangat luar biasa. beruntung Riyanti memiliki suami sepertinya.     

sesampainya di kemuning, kami langsung turun dari mobil dan benar saja, Paklik Sobirin, Paklik Juned, dan Suwoto, sudah tampak mondar-mandir dengan resah, seolah tengah menunggu kedatangan kami sedari tadi.     

Dan ketika mereka melihat kami turun, mereka berbondong-bondong datang menghampiri.     

"Duh Gusti, Juragan!!" kata Pak lek Sobirin dengan mimik wajahtegang nya. seolah telah ada sesuatu yang terjadi dan itu sangat penting sekali. aku dan Bima saling pandang karena bingung dengan ekspresi mereka yang seolah ketakutan, wajah mereka benar-benar sangat tegang dan membuatku sangat bikin ndak karuan.     

"sebenarnya apa yang terjadi? ada apa ini? bagaimana kalian bisa sepanik ini? " tanya Bima yang sepertinya ikut cemas dengan mimik wajah dari mereka.     

"bagaimana kami ndhak cemas juragan, ini adalah masalah yang sangat serius. mengenai seorang penyusup atau mata-mata yang benar-benar di luar dugaan kita. dan bodohnya kenapa kami bisa ndhak tahu sama sekali."     

Suwarto mengatakan dengan nada frustasinya, sepertinya ada hal yang benar-benar mendesak. dan hal itu berhubungan dengan sosok yang membuatnya sangat terkejut. jika dilihat dari mimik wajah mereka, sepertinya menyusupnya atau mata-mata nya adalah orang kepercayaanku atau bahkan orang kepercayaan Romo. lantas siapa? kenapa hatiku sangat risau melihat mimik wajah mereka.     

" jadi kalian sudah tahu siapa mata-matanya? "tanyaku pada akhirnya.     

mereka bertiga mengangguk kuat kuat, kemudian saling lirik seolah menunjuk siapa yang harus mengatakan hal ini kepadaku. yang jujur melihat tingkahnya itu membuat hatiku semakin risau.     

"katakanlah jangan terlalu banyak basa-basi, kita disini harus bertindak cepat sebelum penyusup itu mengambil langkah yang lebih dalam dan memporak-porandakan siasat kita selanjutnya, untuk dibocorkan kepada juragan tidak tahu diri itu dan kita kalah lagi dengan mereka. dengan kita mengetahuinya lebih awal, kita jadi bisa tahu dan kita bisa memberi hukuman yang pantas untuk orang yang tidak tahu diri seperti mata-mata itu. "     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.