JURAGAN ARJUNA

BAB 350



BAB 350

0"dari pada kami dianggap sebagai tukang adu domba, alangkah baiknya jika para juragan ini ikut dengan kami untuk melihat langsung siapa dibalik keluarnya bibit bibit unggul tanpa sepengetahuan kita, " ajak Pak Lik Sobirin sembari melangkah terlebih dahulu.     
0

aku dan Bima saling pandang untuk kemudian kami mengikuti langkah Paklik Sobirin, penasaran juga kami tentang siapa yang sebenarnya ada di balik semua ini.yang kutakutkan hanyalah satu, jika orang itu adalah orang yang ku percaya atau bahkan orang yang ku anggap baik. mau lihat dari ekspresi mereka bertiga benar-benar merasakan hatiku.     

ketiganya terus mengajak kami berjalan hingga kami berada di gudang paling belakang rumah,gudang kosong yang sudah lama ditinggalkan yang hanya digunakan jika saat-saat tertentu saja atau bahkan saat panen sedang banyak-banyaknya sebagai salah satu tempat untuk menimbun hasil panen kami. meski begitu kudang ini masih terawat dengan sangat apik, sebab adalah salah satu atau dua abdi dalem yang tidur di sana. kata mereka, mereka memilih tidur di sana karena suasananya sangat sepi. sehingga mereka bisa beristirahat dengan baik tanpa diganggu atau dijahili oleh kawan-kawan lainnya. lantas apa hubungannya dengan gudang belakang ini? bagaimana bisa mereka mengajak kami ke sini? sungguh mereka adalah orang-orang yang penuh dengan teka-teki.     

"sesungguhnya apa yang hendak kalian tunjukkan kepada kami, sampai-sampai kalian membawa kami ke sini. ini adalah gudang yang cukup sepi yang bahkan hanya beberapa abdi dalem yang mengunjunginya. jelaskanlah sekarang jangan bertele-tele sebab kami ndak cukup memiliki banyak waktu untuk sekadar bermain basa-basi dengan kalian, " marah kepada mereka yang kurasa sudah benar-benar kelewat batas apa yang mereka lakukan ini.     

"maafkan kami juragan jika memang kami terkesan bermain-main dengan juragan atau malah terkesan menyembunyikan sesuatu yang seharusnya juragan ketahui. namun demikian, sesungguhnya kami hanya ingin agar juragan tahu dan melihat langsung siapa dalang dibalik semua ini. agar juragan ndak merasa jika kami ini ini telah menjebak atau mengarang cerita tentang siapa dibalik semua ini." Suwoto mulai bersuara, mencoba menjelaskan apa maksud dari mereka.     

sekarang, suatu tampak menuju ke arah pintu dan membuka gembok dari pintu itu.     

"Arjuna, Bima sekarang kalian masuk dan lihat sendiri siapa kira-kira yang telah kami tangkap.namun sebelum itu kami juga ingin mengatakan kepada kalian, bahwa kami menangkap sosok ini bukan karena tanpa sebab. atau malah karena kami iri pun ingin menyingkirkan nya, sebab sungguh kami sendiri juga masih terkejut dengan semuanya. kami menemukan dia saat kami pergi ke Berjo hendak menilik bibit unggul yang telah dikembangbiakkan oleh para pekerja yang ada di sana," jelas Pak Lik Juned seolah takut jika kami akan marah atau malah murka.     

pelan-pelan aku dan Bima pun masuk ke dalam gudang itu dengan pencahayaan yang sangat kurang bahkan aku ndak bisa untuk mengetahui benda apa yang ada di depan.     

suwoto lantas bergegas untuk membuka jendela yang ada di gudang itu sehingga cahaya mentari masuk dengan cara lancangnya memendarkan warna gelap yang tadi terlihat sangat pekat. mataku menyipit mencoba untuk menetralkan pandanganku dan sekadar melihat siapa sosok yang tengah duduk sambil menunduk itu bahkan aku bisa melihat dengan jelas ada beberapa apa bibit unggul yang sedang di abangku serta sekarung besar yang aku sendiri ndhak bisa memastikan itu isinya apa. dan pandanganku kembali untuk meneliti siapa sosok yang tengah menunggu itu, sosok tua renta dengan rambut yang sudah sepenuhnya putih. sosok yang sangat familiar yang bahkan aku sendiri merasa kenal tanpa harus melihat wajahnya.     

dan saat wajah dari sosok itu terangkat aku terdiam untuk sesaat. apakah ini hanya sebuah lelucon? bagaimana bisa sosok tua seperti dia melakukan hal seperti ini. sosok yang teramat aku percayai, bahkan sudah ku anggap seperti keluargaku sendiri.     

"simbah Seno?! " pekikku, yang masih belum bisa percaya jika yang ada di depanku itu adalah si Mbah Seno. bagaimana bisa jika itu dia? dia sudah teramat tua renta, terlebih pekerjaannya selama ini hanyalah sebagai seorang penjual burung burung pemakan padi yang bahkan untungnya lebih jauh di bawah cukup untuk sekadar memenuhi kebutuhan sehari-harinya. dan dengan baik hati aku telah menolongnya untukku pekerjakan di kediaman ku. namun kenapa dia bisa menusukku dari belakang dengan cara seperti ini? jujur aku masih belum bisa percaya dengan semuanya.     

"Paman, apa kalian ini sedang bercanda? bagaimana bisa kalian menangkap seorang tua renta seperti ini dan menuduhnya sebagai dalang dari hilangnya bibit-bibit unggul kita? dia hanyalah seorang tua renta, yang bahkan kupikir dia sama sekali tidak akan tertarik dengan hal yang bersifat duniawi. terlebih apa tujuannya jika benar dialah penghianat dari kita? bahkan mati pun seolah-olah sudah menunggu dirinya di depan mata. aku pikir bertobat dan bersikap baik adalah hal yang patut dia lakukan saat ini."     

mendengar ucapan Bima yang ndhak percaya, membuat ketiga laki-laki dewasa itu tampak tersenyum getir. mungkin ini adalah salah satu alasan kenapa mereka sedari tadi enggan menceritakan yang sebenarnya kepada kami. dan menunggu kami dengan mimik wajah yang benar-benar risau itu.     

"sudah kuduga jika juragan ndak akan percaya dengan apa yang kami katakan. bahkan dengan bukti yang sangat nyata ini kalian pun ndhak akan pernah percaya. tapi kami benar-benar sangat maklum dengan reaksi kalian seperti ini sebab benar memang, bagaimana mungkin seorang tua renta seperti Mbah Seno mampu berulah dan menjadi penjahat yang menghianati kita. ini benar-benar tindakan yang diluar batas nalar kalian kan?"     

"dari pada kalian terus berbasa-basi bukankah lebih baik kalian menceritakan secara detil apa yang sebenarnya terjadi ini. akar aku dan Bima bisa menangkap garis besar dan inti alasan mengapa apa mbah seno ada disini. jadi salah satu dari kalian ceritakanlah, kami akan menjadi pendengar yang paling setia," perintahku pada akhirnya. mereka tampak kembali saling tukar pandang seolah menyuruh siapa yang tepat dan siapa Yang pantas untuk menceritakan hal ini kepada kami. dan harapanku hanya satu semoga orang itu bukan Pkllik Sobirin, sebab kalian juga pasti akan tahu bagaimana caranya dia bercerita benar-benar menyebalkan dan berputar-putar.     

"lekaslah kalian bercerita waktu kita sudah tidak banyak kita harus menemukan cara jika benar dia pelakunya untuk kemudian kita akan memukul mundur orang-orang yang tidak bertanggung jawab itu agar mereka cukup sadar diri dengan apa yang mereka lakukan selama ini. kita adalah satu kesatuan dari keluarga Hendarmoko dan kita bukan orang sembarangan yang pantas untuk dipermalukan dengan cara seperti ini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.