JURAGAN ARJUNA

BAB 357



BAB 357

0mendengar hal itu, putra dari Mbah Seno tertawa terbahak-bahak, seolah-olah apa yang telah dikatakan oleh Mbah Seno, benar-benar tampak menyenangkan hatinya. betapa dia sangat bahagia, melihat orang tuanya menderita. sungguh aku ndhak tahu harus bagaimana, untuk sekadar menilai seorang anak yang bisa bersikap seperti itu kepada orang tuanya. kedua tanganku mengepal kuat kuat ingin sekali ku tinju pelipisnya. tatkala Aku hendak berdiri, Bima seolah mengingatkan ku, dia menggenggam pundakku dengan erat, kemudian menggelengkan kepalanya.     
0

"jangan bertindak gagah kangmas, ini bukan waktu yang tepat untuk kita melakukan apapun. diam dan menunggu adalah satu-satunya hal yang bisa kita lakukan sekarang. masih itu terkesan egois, ataupun terasa sangat menyakitkan, karena kita tidak bisa melakukan apapun melihat ketidakadilan ini ada di depan mata kita. namun yang perlu kamu tahu, sebentar lagi kita pasti akan membalas semua rasa sakit ini. kita tunggu dulu sejauh mana anak durhaka itu berperilaku kejam kepada orang tuanya sendiri."     

ya, sejatinya apa yang dikatakan Bima adalah benar adanya. Aku harus bisa menahan diri sebaik mungkin, aku harus mencari bukti lebih banyak lagi, untuk bisa melakukan tindakan selanjutnya untuk memberi hukuman kepada mereka. namun sebelum itu aku harus rela, rasa sakit hatiku bertahan dengan cara yang menyakitkan.     

"bapakku yang paling kusayang, benar memang kamu telah berjasa besar kepadaku. dari aku kecil kamu telah berkorban apapun, dan sekarang kamu juga telah berkorban sebanyak ini. padahal jelas-jelas aku telah meninggalkanmu, tapi kamu sekolah ndhak peduli. ternyata benar apa yang orang-orang bilang kasih sayang orang tua ndak akan pernah luntur sampai kapanpun itu. tapi bagi menurutku, justru itu adalah hal paling bodoh yang pernah ada di dunia ini. dan terima kasih telah menjadi orang tua yang bodoh demi anakmu ini. sebagai rasa terima kasih aku akan menunjukkan kepadamu sebuah rahasia yang sangat mengejutkan, dan aku yakin kamu akan bahagia ketika mendengarnya. apa kamu cukup penasaran dengan rahasia yang ingin kutunjukkan kepadamu? ah, begini saja. apa kamu ndak rindu kepada istriku tercinta yang dulu pernah kamu cintai sepenuh hati?" setelah mengatakan itu itu anak dari Mbah Seno sesaat pergi dari tempatnya, entah mau kemana aku pun enggak tahu. namun sesaat kemudian dia tampak datang membawa seorang wanita paruh baya dan di samping wanita itu ada laki-laki paruh baya juga, aku sama sekali ndhak tahu, siapa sosok sosok itu. bukannya apa-apa, tinggal ku dulu bukan di kemuning aku sibuk kuliah kesana kesini dan setelah semuanya selesai aku baru berada di sini. jadi untuk orang-orang yang pindah dari Kemuning pada tahun aku masih muda dulu, aku tidak mengenali mereka. akan tetapi aku bisa melihat dengan jelas bagaimana mimik wajah kaget dari Mbah Seno, matanya tampak kemerahan, wajahnya pun sama mulutnya tampak menganga lebar seolah melihat sosok itu seperti melihat seorang malaikat yang turun ke bumi.     

"Sukarti, apakah itu kamu? apa benar itu kamu? sudah berapa puluh tahun kita berpisah dan kamu pergi dari rumah. bagaimana kabarmu? apa kamu baik-baik saja? selama ini kamu tinggal di mana? apakah semuanya berjalan dengan semestinya? sudah lama aku menantikan kedatanganmu, sudah lama aku menunggumu pulang. dan sekarang kamu pulang. ayo kita pulang bersama," Mbah Seno tampak menggenggam pergelangan tangan Sukarti, namun genggaman tangan itu ditepis dengan kasar oleh Sukarti. seolah-olah tanpa ada perasaan dan terlihat sangat dingin dan ndak berperasaan.     

"maaf, kedatanganku ke sini bukan untuk ikut pulang bersamamu, ataupun kembali kepada dirimu. kamu jangan senang dulu, aku datang ke sini hanya ingin menuruti permintaan putra ku tercinta. karena dia ingin membalas Budi kepada seseorang yang sudah jelas sangat bodoh merelakan dirinya menjadi penjahat dan seorang kambing hitam hanya karena sebuah masa lalu yang disebut dengan cinta," ucapan sinis dari Sukarti di telingaku benar-benar sangat menyakitkan. aku ndak bisa membayangkan bagaimana jika yang mendengar hal ini adalah Mbah Seno. setelah sekian lama dia ditinggal begitu saja oleh keluarganya, dan sekarang akhirnya bertemu dan dengan kelapangan hati an dari Mbah Seno, tega-teganya perempuan jahat itu mengatakan hal itu? sungguh dia adalah sosok perempuan yang paling sangat mengerikan.     

"oh ya sebelumnya aku ingin memperkenalkan seseorang kepadamu," katanya lagi ini sambil menggamit mesra sosok yang sedari tadi ada di sampingnya. dan sekarang aku mulai paham tentang siapa sosok itu. Sosok yang mungkin telah menjadi pengganti dari Mbah Seno sedari lama. "dia adalah suami baruku kami telah menikah 10 tahun yang lalu, tujuan dari pernikahan kami ada seorang anak yang telah ada di tengah-tengah keluarga kami. tentu dia sangat berbeda sepertimu, suamiku ini adalah seorang pekerja keras, dia adalah seorang mandor dari sebuah perkebunan kopi yang ada di Jawa timur. kami hidup sangat mewah, dia seorang yang kaya raya dan bergelimang harta. ndak seperti kamu yang hidupnya susah terus. memangnya siapa yang mau hidup bersama orang yang pekerjaannya hanya menjual burung burung pemakan padi saja. bahkan uangnya untuk membeli gaplek pun ndak bisa. memangnya kamu pikir, Aku ini orang bodoh atau bagaimana yang mau terus-terusan hidup bersama dengan orang yang susah. Aku ingin merubah hidupku dengan caraku sendiri, dengan kedua tanganku sendiri, dan dengan usaha sendiri. dan sekarang semuanya sudah terbukti, jika jalan yang kuambil adalah benar. buktinya sampai sekarang kamu tetap hidup penuh dengan kesusahan, buktinya kamu tampak sangat kasihan menjadi pesuruh dari putramu sendiri untuk menjadi penghianat dari orang yang telah menolongmu. dan lihat aku ini, sekarang hidup dengan berkecukupan, bahagia dan bergelimang harta. aku bisa membeli apapun yang aku mau, aku bisa pergi kemanapun yang aku mau, dan aku bisa naik apapun yang aku mau. ndak seperti dahulu, yang bahkan ingin naik sepeda ontel pun aku ndak bisa melakukannya. Aku hanya bisa membayangkannya lewat mimpi, mimpi yang sangat menyakitkan tapi ndak pernah jadi kenyataan. bahkan aku bekerja siang malam, tapi nyatanya apa kemiskinanmu menular padaku, dan penderitaannya sangat membuatku benci. aku ndak mau lagi lagi mengenang semua kenangan busuk itu lagi. sebab bagiku dari semua kenangan itu ndak ada satupun yang sudi untukku ingat-ingat. apapun yang kulakukan bersamamu dulu adalah hal yang paling sial dalam hidupku. bahkan aku sekarang menyesal kenapa dulu aku harus bertemu denganmu, kenapa dulu aku harus menikah denganmu, jika nyatanya ceritalah yang kamu sajikan secara nyata, tanpa ada rasa bahagia di dalamnya. kehidupan rumah tangga itu, bukan melulu masalah cinta, siapa yang jatuh cinta suci Allah yang akan bahagia. bukan... bukan seperti itu.apa yang paling dibutuhkan dari sebuah rumah tangga adalah materi semakin banyak materi maka akan semakin bahagia."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.