JURAGAN ARJUNA

359



359

0setelah mengatakan itu mereka langsung pergi, tentu dengan membawa bibit unggul itu tanpa terkecuali. Aku bahkan sampai ndhak habis pikir kok ya ada manusia ndhak tahu malu seperti mereka. ntar ditaruh di mana otak-otak mereka yang sekecil biji wijen itu. sampai ada keberanian membawa. bibit bibit unggul ikut serta kepada mereka. Aku hendak berdiri menghampiri mbah seno. tapi laki-laki Bima melarangku, diam menggenggam erat pundakku sambil menautkan alisnya seolah memperingatkanku, kemudian dia menggeleng kepalanya kuat-kuat.     
0

"apa yang kangmas mau lakukan? kenapa kamu ingin beranjak dari tempat ini? misi kita masih belum selesai. jangan melakukan sesuatu yang nantinya akan merugikan diri kita sendiri."     

Aku tak habis pikir dengan Bima dia ini manusia tapi bagaimana bisa dia memiliki keteguhan hati yang benar-benar sekeras batu. sekali dia bilang belum saatnya maka sampai kapanpun hal itu benar-benar belum saatnya untuk ku harus keluar dari persembunyian ini. sementara aku sudah ndak tega melihat Mbah Seno yang tampak hancur di sana.     

"kenapa kamu melarangku Bima? orang-orang jahat itu sudah pergi di sini hanya tinggal mbah seno sendiri. apa kamu ndak bisa melihat bagaimana hancurnya Mbah Seno saat ini? lihatlah dia terduduk sambil menangis meraung-raung, dia terus menyakiti dirinya sendiri dengan memukul-mukul dadanya dengan kasar. bagaimana bisa kamu masih tetap menyuruhku untuk tetap tinggal tanpa melakukan apapun.aku ini manusia yang punya hati Bima mana mungkin aku tega membiarkan hal seperti ini terjadi di depan mataku tanpa aku bisa berbuat apa-apa."     

apakah Bima ndak bisa melihat ataupun malah ndak memiliki hati sedikit saja untuk Mbah Seno? lihatlah bagaimana orang tua renta itu bersimpuh di tanah, menumpahkan semua rasa kekesalan, sakit hati dan kecewa hanya kepada keluarga dengan begitu nyata.tangisannya yang terpecah terdengar sangat memilukan di hatiku. caranya memukuli dirinya sendiri, seolah menggambarkan bagaimana hancur hatinya sekarang. itu sudah membuktikan kalau Mbah seno adalah benar-benar orang yang baik. dia jujur kepadaku tanpa ada dusta dan tanpa ada apapun yang ditutup-tutupi. kan aku bisa melihatnya sendiri saat ini. langkah setelah aku melihat semuanya, bagaimana bisa Bima masih menyuruhku untuk diam saja?     

"kalau kangmas keluar sekarang itu sama saja jika kamu Mas cari mati. ini bukan persoalan tentang bahasa dan keluarganya, ataupun masalah hati yang sedang mencari sebuah pembenaran. tentang siapa yang lebih dulu menyakiti dan tentang siapa yang lebih dulu tersakiti. pun bukan tentang perkara siapa yang meninggalkan dan siapa yang ditinggalkan. itu hanyalah masalah internal dari keluarga mereka,masalah yang mungkin hanya secuil dari masalah yang akan kita hadapi nanti. apakah Kangmas akan menjadi sosok pahlawan dan ikut campur dalam masalah rumah tangga orang yang bukan menjadi ranah dari kang Mas? apakah menurut pangkas itu pantas? terlebih apa kang Mas tidak bisa menyadari sedikit saja atau sekadar peka, malah malah atau sedikit saja mawas diri, jika saat ini Mbah seno dan keluarganya bisa saja sedang diintai oleh mata-mata dari juragan Sujiwo."     

"apa maksudmu itu Bima? apa yang kamu katakan benar-benar sangat membingungkan, atau malah sikap waspada mu ini benar-benar sudah keterlaluan. kamu dengar sendiri toh kalau putra dari Mbah Seno adalah tangan kanan kepercayaan Sujiwo, manusia licik yang akan mengandalkan cara apapun untuk mencapai tujuannya. meskipun itu mempermainkan permasalahan rumah tangga seseorang. bagaimana bisa orang yang dipercayai oleh Sujiwo akan diinstal secara diam-diam. kamu ini kalau berpikir kadang-kadang terlalu kejauhan, terlalu berlebihan sampai membuat hati nuranimu menghilang."     

"yang diawasi sebenarnya bukan masalah putra dari Mbah seno. tapi yang mereka mata-matai adalah mbah seno itu sendiri. dan kemungkinan besar orang-orang di balik bah Seno."     

"maksudmu?" tanyaku yang masih ndak paham dan apa yang dia bicarakan.     

Bima tampak menghela nafasnya panjang seolah dia sedang menahan kesal kepadaku. kini dia melirik ke arahku dengan tatapan jengkelnya itu. mungkin aku yang kelewat lugu atau dia yang kelewat batu. Aku benar-benar ndak tahu tentang situasi kami sekarang saat ini.     

"jadi Kangmas Sujiwo barangkali mengutus beberapa anak buahnya untuk datang dan mengintai di sini bukan karena dia mencurigai putra dari mbah Seno. sebab persis seperti apa yang kamu katakan tadi, jika anak dari Mbah seno adalah orang kepercayaan dari Sujiwo itu sendiri. akan tetapi yang sekarang diikuti adalah mbah Seno. kang Mas tahu kenapa mereka mengikuti Mas Seno? karena mereka ingin tahu tentang satu hal, apa benar Mbah saino benar-benar datang ke sini sendirian? atau apakah ada orang yang diam-diam mengikuti Mas Seno sampai di sini karena Mas Seno telah ketahuan? jadi dari 2 pertanyaan ku ini sekiranya kamu paham jika mereka masih mencurigai kita. dan sekarang lihatlah di sekelilingmu jangan fokus kepada Mbah seno saja. sekarang posisi kita sedang tidak aman kita sedang dikepung oleh banyak orang, dan juga mereka dari berbagai penjuru," ku tebarkan pandanganku untuk sekadar melihat sekitar, ternyata apa yang dikatakan oleh Bima benar adanya. ada banyak sosok-sosok yang mengintai kami. oh bukan bukan kami, tapi tengah mengintai mbah seno. dan aku tahu apa dari maksud mereka melakukan ini. mereka cukup penasaran apa benar-benar mbah seno datang ke sini sendirian sebab 3 abdi dalem ku tampak masih santai santai di rumah. sekarang aku benar-benar bisa menangkap maksud dari Bima. "nah sekarang kan Mas bisa bayangkan, jika kang Mas tadi tanpa pikir panjang keluar menghampiri mbah Seno, lalu apa yang akan terjadi? bukan hanya kangmas bukan juga hanya aku tapi Mbah seno juga yang akan berada dalam bahaya. rencana rahasia kita akan menjadi sia-sia dan akan membuat tubuh lawan menang dengan mudahnya. meski menurut kang Mas apa yang dialami mbah seno sangat menyakitkan. tapi akan lebih menyakitkan lagi jika Mbah seno tertangkap. dia pasti akan kehilangan mukanya dan kehilangan harga diri nya yang tadi sudah sekuat tenaga dia bangun di depan keluarganya. dan akhirnya yang dia dapatkan hanyalah malu, dan rasa rendah yang sangat luar biasa. apakah Mas mau semuanya berakhir seperti itu? sementara keluarga kita akan mendapatkan malu yang luar biasa, karena telah memata-matai dengan cara seperti ini. dan dia pasti akan memandang rendah keluarga kita, Aku benar-benar tidak mau sampai itu terjadi. jadi rencana ini harus benar-benar matang dan tidak ada satu alasan pun untuk bisa mengacaukan rencana ini, termasuk rasa tidak tegaan kang Mas. jika semua rencana ini telah sukses, kang Mas dengan bebas bisa berpelukan atau melakukan apapun dengan Mbah seno. silakan Aku tidak akan pernah melarang untuk itu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.