JURAGAN ARJUNA

BAB 369



BAB 369

0"Ya sudah kalau seperti itu Paman, aku rasa waktu kami sudah tidak cukup lagi.kami izin pamit untuk melakukan rencana Kami berikutnya sebelum kami mampir ke rumah yang di Purwokerto."     
0

Bima memutuskan untuk pamit karena aku tahu ini benar-benar lebih dari 30 menit kita bercakap-cakap di sini. dan aku ndakmau kalau sampai orang-orang sujiwo mulai curiga dan kemudian mereka memilih untuk datang ke sini kemudian melihat apa yang sebenarnya terjadi. itu benar-benar akan menjadi marabahaya yang sangat besar, dan aku harus bisa menyelesaikan ini secepat mungkin sebelum ketahuan.     

"kami pamit izin dulu Pak lek untuk masalah yang lainnya lebih baik kita hubungkan lewat telepon saja. aku akan menghubungi Pak Lik nanti malam ketika aku sudah sampai kembali di kemuning."     

"baiklah kalau begitu segera selesaikan masalah kalian belum orang-orang itu curiga dan mencari kalian masuk ke dalam pasar ini, itu akan benar-benar bahaya untuk kalian dan untuk kita. oh ya jangan lupa sampaikan salamku kepada Romo kalian, kalau kondisinya sudah memungkinkan dan sudah normal seperti sedia kala aku akan datang ke sana untuk menemui Romo kalian,"     

aku dan Bima pun mengangguk kemudian kami memutuskan untuk segera keluar dari pasar ini, ndak lupa memasang mimik wajah yang paling mengenaskan yang kamu bisa. agar nanti setelah mata-mata itu melihat kami mereka akan mengira Kalau kami telah gagal untuk mencari rekan bisnis yang baru.     

"Bima bagaimana? apakah mereka masih melihat kita ataukah mereka sudah pergi dari sini?" tanyaku setelah kami keluar dari pasar. Bima tampak bersiul-siul, sambil memandangi langit yang luas untuk kemudian dia bergaya sok mengedarkan pandangannya ke arah sekitar. sungguh benar-benar pemuda satu ini paling pantai untuk urusan bersandiwara, mungkin dulu cita-citanya adalah menjadi aktor ibukota yang digilai banyak wanita. setelah beberapa saat dia memandang ke arah satu sudut dia pura-pura menguap lalu memandang ke arah ku.     

"mereka masih berada di sini kang Mas menjadi orang bodoh yang mengintip apa yang sedang kita lakukan.sekarang ayo kita mulai mengerjai mereka agar mereka bisa tahu rasa dipermainkan itu rasanya seperti apa,"     

mendengar Bima mengatakan hal itu aku mulai merasa ada hal buruk yang akan terjadi di sebab apapun rencananya benar-benar jauh dari kata baik. dia itu tipikal pemuda yang suka tantangan, yang kalau melakukan hal biasa ndak bisa membuat hatinya merasa puas.     

"mengerti mereka dengan bagaimana? Aku itu sangat tahu watakmu pasti ada hal aneh-aneh lagi toh yang akan kamu lakukan dan pasti hal-hal aneh itu , akan jauh dari kata aman atau malah strategi mu ini pasti gila," sindir ku kepadanya tapi dia malah tertawa sambil menyibak rambutnya yang gondrong itu.     

"kalau tidak bahaya itu bukan aku namanya kang Mas. tapi kali ini kita cukup mengelilingi Jawa tengah saja,sekarang ayo kita pergi ke Semarang untuk membuat mereka berputar-putar, biar mereka lelah di jalan. sekalian kita jalan-jalan menikmati indahnya kota Semarang. bagaimana? kita yang jalan-jalan mereka yang kelabakan bukankah itu sangat bagus?"     

"kamu ini benar-benar keterlaluan tega benar kamu mengerjai anak orang, tapi kali ini aku setuju aku akan mengikuti rencanamu, toh yang menyetir kamu saja, aku tinggal santai-santai sambil tiduran dalam perjalanan,"     

kami akhirnya masuk ke dalam mobil dan melanjutkan perjalanan menuju ke arah Semarang, dapat kami lihat dengan jelas orang-orang itu mengikuti kami dari belakang seolah-olah mereka telah berhasil mengikuti tangkapan yang besar melihat dari mimik wajah mereka yang sok keren itu.padahal dimataku mereka adalah orang-orang pecundang dan pengecut yang beraninya hanya main belakang tanpa berani datang untuk menantang.     

tapi setelah kami keluar dari Purwokerto dan perjalanan sudah cukup jauh mereka tampak menjauh untuk kemudian salah satu dari motor mereka putar haluan,aku yakin kalau mereka agaknya bingung kemana kami akan pergi dan orang yang putar haluan itu, mungkin disuruh oleh salah satu dari anggotanya untuk melapor kepada Sujiwo. biarkan mereka pun yang penting biar mereka tahu rasanya pontang-panting dan ditolak oleh beberapa pedagang itu seperti apa.     

"kamu pergi ke Semarang itu untuk apa Bima? dari semua kota yang ada di Jawa tengah kenapa pilihanmu harus Semarang. apakah mungkin kalau Semarang itu adalah Kota kenangan waktu muda dulu atau malah salah satu kota yang menjadi cita-cita kamu berkunjung saat kamu kecil?"     

Bima masih diam dibalik kemudinya kemudian dia berbelok ke kanan, dan mulai melajukan mobilnya sedikit lebih kencang.     

"aku dan Rianti dulu sempat ke Semarang kang Mas waktu pertama kalikita menikah. tadi aku ingin sekadar mengingat-ingat apakah semarangku waktu dulu sama dengan Semarang ke waktu sekarang,"     

"kamu ini, memangnya kamu pikir sudah berapa puluh tahun kamu meninggalkan kota Semarang? baru beberapa tahun saja kamu sudah rindu, atau begitu istimewanya kah Semarang di matamu kenangan manis apa kenangan yang telah kamu lakukan dengan Riyanti, sampai-sampai dia menjadi kota kecintaanmu."     

"karena di kota ini pertama kali aku mengenal rasa sakit hati, dan dikota ini pulang pertama kali aku merasakan rasa cemburu, serta merasakan gimana ternyata aku telah jatuh cinta kepada adikmu. jadi menurutku Semarang ini adalah tempat kenangan yang tidak akan pernah aku lupakan.tempat dimana seorang Bima harus menyerah pada logika dan peraturan-peraturan bodohnya hanya karena masalah cinta."     

"oh ya aku juga ingin bertanya kepadamu tentang suatu hal, Abimanyu, kamu mendapatkan keponakanku itu setelah kalian mengakui perasaan kalian sendiri atau malah sebelumnya?" todongku karena aku cukup penasaran dengan apa jawaban dari Bima. sedari dulu ini adalah pertanyaan yang terus mengganggu pikiranku, bukannya aku sebagai kang Mas terlalu ingin ikut campur.tapi apa salahnya dengan rasa penasaranku itu toh?     

Bima tampak menggaruk tengkuknya kemudian dia tampak kikuk wajahnya yang putih itu tampak memerah.     

"waktu itu memang kami masih saling membenci,masih memiliki tinggi hati untuk sekadar meyakini dan mengalah tentang perasaan kamu. dan cara terbaik dari kami saat kami saling menyakiti adalah melakukan paksaan untuk membuatnya menurut padaku. kenapa sama sekali tidak tahu kalau dia bisa sampai hamil. kangmas bisa bayangkan bagaimana jika Rianti tahu kehamilannya di saat dia masih enggan mengakui perasaannya padaku. mungkin dia akan mengeluarkan janin itu dari perutnya. karena baginya disentuh oleh ku itu seperti disentuh oleh barang menjijikkan yang ada di dunia ini. meski pada kenyataannya dipuaskan oleh ku dia malah memintanya lagi Dan lagi.kadang-kadang ucapannya itu seringkali bertentangan dengan apa yang sebenarnya hatinya inginkan. itu sebabnya aku melakukan sedikit pemaksaan, agar dia bisa mengalah dan mengakui perasaannya."     

"kamu memang gila, tapi aku akui kamu adalah laki-laki sejati."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.