BAB 368
BAB 368
mendengar hal itu keluar dari mulut Paklik Huda, benar-benar membuatku bersyukur luar biasa. siapa yang akan menyangka bahkan di awal perjuangan kami, kami sudah menemukan sebuah jalan keluar lewat seorang pahlawan yang benar-benar datang tanpa diduga. seorang kenalan dari Romo yang memberikan solusi si atas segala semua kerjaan kami. tanpa kami harus pontang-panting dan mencari alamat-alamat dari kawan-kawan Romo lainnya yang tadi sudah diberikan Romo kepada kami. Aku bahkan sampai merasa ndak bisa membalas atas apa yang mereka berikan kepada kami. sebuah kebaikan yang sangat luar biasa ini.
"Pak lek Huda, aku dan Bima sangat bersyukur jika di tengah jalan kami untuk mencari cara untuk keluar dari masalah kritis kami ini, kami bertemu dengan Pak Lik. sosok yang benar-benar seperti utusan dari kahyangan yang dengan sekejap mampu menjawab semua masalah-masalah kamu. aku sampai sekarang bahkan seolah merasa jika ini mimpi, karena telah mendapatkan jawaban dengan cara semudah ini. sekali lagi terima kasih Paklik, apa yang bisa aku lakukan untuk membalas semua Budi baikmu? semoga suatu saat aku bisa melakukan sesuatu yang kiranya berharga untukmu."
"tapi paman aku juga mau minta satu hal kepadamu, karena kami ingin merebut kembali atau membuat efek jera kepada mereka dan juga kepada pemilik pemilik toko yang ada di ngargoyoso agar mereka merasakan apa yang seharusnya mereka rasakan. Aku ingin paman sedikit memberi tekanan dan mengubah pandangan dari kelompok-kelompok kecil mulai dari kecamatan sampai kampung-kampung tentang kelebihan-kelebihan dari sayur mayur kami. jika mereka sudah mulai mengenal sayur-mayur kami dan ada dampak positif di dalamnya aku sangat yakin lama kelamaan hal itu bisa membuat mereka paham dan menyebarkan berita ini kepada pengusaha-pengusaha sayur lainnya dan membuat pengusaha-pengusaha sayur itu penasaran dengan sayur-mayur kami. dengan seperti itu pasti suatu saat kabar ini akan sampai di ngargoyoso, yang mungkin akan sedikit meresahkan orang-orang jahat itu dan membuat para pemilik toko itu merasakan getahnya. aku ingin mereka rasakan bagaimana rasanya menyesal melepaskan akan bisnis seperti kami hanya karena sebuah untung yang tidak begitu berarti. tapi semua ini jika Paman bersedia melakukannya. namun jika tidak aku tidak akan pernah memaksa."
Pak lek huda tampak tersenyum mendengar penuturan dari Bima. kemudian dia mengangguk-anggukan kepalanya dan memandang kearah Bima dengan seksama.
"oh jadi ini strategi perang mu, kamu ingin mencari sekutu yang bukan hanya bisa membeli sayur mayur mu, tetapi kamu juga membutuhkan sekutu dengan kedudukan yang lebih tinggi daripada rekan-rekan bisnismu yang dulu untuk memberikan sebuah warta dan mengalihkan kepercayaan semua orang yang untuk kembali memilih sayur-sayur kalian dan meninggalkan sayur-sayuran dari musuhmu itu. apa benar tebakanku seperti itu?"
"apa yang Paman katakan adalah benar, kami sedang mencari sekutu yang memiliki pengaruh besar dalam bidang perdagangan. sebab ucapan dari sekutu yang memiliki pengaruh lebih besar lebih mudah untuk dipercaya dan bisa dengan mudah membalikkan keadaan agar semua kembali seperti semula."
"tapi bukankah katamu mereka itu telah mencuri bibit-bibit unggul kalian? dan kemudian menjual dari hasil kebun mereka dengan harga yang sangat murah. kenapa kamu yakin jika strategi ini akan berhasil?"
aku juga penasaran dan apa yang akan dikatakan Bima, sebab kurasa apa yang menjadi pertanyaan dari Paklik Huda itu benar adanya.
"untuk masalah itu serahkan saja kepada ku paman, aku yang menciptakan bibit unggul itu aku juga pasti yang akan menghancurkan bibit unggul itu agar mereka merasakan sakitnya gagal panen. dan mengeluarkan banyak uang hanya untuk merawat tanaman yang bahkan tidak akan pernah berbuah."
"dengan cara apa?"
kini aku dan Pak lek huda saling pandang sebab kami melontarkan pertanyaan yang bersamaan.
melihat hal itu dimana tampak tersenyum kemudian dia menepuk bahuku.
"kang Mas bukannya sudah kukatakan kemarin tentang strategi ini, bagaimana visa Kangmas menanyakan lagi?" ucapnya yang membuat puding luar biasa. apakah aku telah melupakan sesuatu? "Aku yang membuat bibit unggul itu, jika aku bisa membuat sebuah bibit unggul yang menghasilkan buah dengan kualitas terbaik. aku juga bisa membuat bibit itu menjadi bibit-bibit yang gagal. dia akan menanam bibit-bibit gagal itu yang dia curi dari tempat kita. dengan demikian seiring berjalannya waktu, mereka akan kehabisan hasil panen mereka sementara kita masih bisa menyetorkan hasil panen kita. dengan seperti itu maka apa yang dikatakan dari Paman akan masuk dengan sempurna di otak para pedagang kecil, dan mereka pasti akan mulai yakin jika kualitas sayur-mayur kita bukanlah main-main. karena apa karena seorang pemilik toko terbesar di Purwokerto pun sudah meyakininya, jadi apa lagi yang mereka ragukan untuk itu? dan pada akhirnya pengulak-pengulak yang ada di ngargoyoso akan kembali meminta persediaan sayur-mayur kepada kita."