JURAGAN ARJUNA

BAB 371



BAB 371

0"ucapanmu tentang perbedaan rasa Cinta pertama Dan terakhir membuat ku tergelitik kangmas. jika rasa itu berbeda ada apakah itu artinya kang Mas juga pernah merasakan dua cinta itu? lantas mbakyu manis itu adalah cinta yang seperti apa Cinta pertama atau Cinta terakhir? tapi sepertinya mbakyu manis adalah cinta terakhirmu, sekarang siapa cinta pertamamu itu kangmas? kamu harus memberitahuku Kalau tidak aku akan mengatakan ini kepada Riyanti dan Riyanti akan mengadukannya kepada istrimu."     
0

"wah wah wah sekarang kamu sudah berani mengancamku? dasar pemuda licik.awas aja nanti ketika aku mendapatkan satu kartu merah mu akan ku buat kamu menyesal karena telah mengancam ku dengan cara seperti ini."     

Bima tertawa terbahak-bahak, seolah apa yang aku katakan adalah lucu cara dia bercanda memang kadang-kadang aneh terkesan keterlaluan dan sangat menyebalkan. Untung dia adalah suami dari adikku coba kalau dia orang lain, aku akan berkata-kata kasar kepadanya. sontoloyo memang.     

" aku akan mengatakan satu hal lagi denganmu, satu ilmu mengenai dunia percintaan, " kubilang kepadanya kami sekarang ini sudah berhenti dan aku juga bingung ada dimana asalkan kami berhenti kami sudah ndhak peduli tentang di mana keberadaan kami. yang jelas saat ini mata-mata dari sudjiwo sudah menghilang tanpa jejak.     

"boleh jadi ada cinta yang pertama, boleh juga ada cinta yang terakhir. tapi diantara itu semua juga ada cinta pertama yang akan menjadi cinta terakhir. jenis cinta yang sangat unik dan abadi yang kadang membuat semua orang berpikir 1000 kali dan mendambakan rasa cinta itu. seperti halnya aku dan manis, itu adalah jenis cinta seperti ini. kami sama-sama saling suka sejak kami masih remaja bahkan aku telah menandainya dengan cara semena-mena, waktu itu aku benar-benar ndak bisa mengendalikan menjadi rasa penasaranku terhadap manis. hingga pada akhirnya sentuhan yang berawal dari ndak sengaja, berubah menjadi satu genggaman tangan, dan berkembang menjadi sebuah kecupan, sing akhirnya kecupan itu berubah menjadi sentuhan-sentuhan yang sangat menyakitkan."     

aku seperti telah mengulang kembali ingatan ingatanku saat pertama kali aku bertemu dengan manis, saat pertama kali aku melihat wajah cantiknya.saat pertama kali aku melihatnya tersenyum tersipu malu malu karena candaan ku. dan saat pertama kali Aku memberanikan diri untuk mengajaknya pergi.yang pertama kali pula aku mengenal rasa yang disebut tertarik dengan seorang perempuan.dan siapa yang menyangka jika perempuan itu adalah manis,gadis yang dulu sangat kecil yang mungkin aku akan menyebutnya seperti boneka cantik yang aku idam-idamkan. yang pada akhirnya boneka kecilku itu sekarang sudah berada di dalam genggaman, siapa yang akan mengira telah mempermainkan kami dengan sangat nyata. membuatku jauh dulu darinya Dan mempertemukanku kepada beberapa perempuan sebelum aku kembali kepadanya. dan mengenali perasaanku jika yang aku rasakan padanya itu adalah cinta.berapa lama dia menunggu dan sejak kapan dia telah mencintaiku secara diam-diam jujur mengenai hal itu aku juga sangat penasaran, sepertinya hal itu sudah terjadi sangat lama. cinta yang dia rasakan sendirian, cinta yang dia genggam dalam diam, cinta yang pada akhirnya telah menemui Tuannya. cinta yang pada akhirnya tersampaikan dengan cara yang sangat nyata tetapi juga ada banyak air mata yang tumpah di jalannya. karena semuanya telah terlambat saat aku Aku hendak mengikatnya secara nyata. bagaimana bisa Aku mengingat semua ini lagi, padahal setiap kali aku mengingat nya setiap kali pulang aku merasakan kesakitan yang sama. dan yang lebih sakit daripada itu semua adalah,penyesalanku hanya karena rasa egoisku aku melibatkan banyak orang-orang yang ndhak berdosa hingga pada akhirnya mereka kini telah menghilang ndak bersisa. aku bisa melihat mereka dengan caranya ada. tapi sekali lagi aku memikirkan hal itu malah akan membuatku merasa bersalah kepada diriku sendiri. jika takdir adalah takdir, takdir setiap orang memiliki ujung nya masing-masing. apa aku yang akan berakhir menderita, atau mereka yang berakhir menderita, ataukah aku yang berakhir bahagia atau mereka yang berakhir bahagia sebab semua itu sudah menjadi suratan yang di atas kita sama sekali ndhak bisa untuk mengubah apapun itu karena Gusti pangeran jauh lebih tahu apa yang sebenarnya dia inginkan.     

"sekarang Bima giliran aku yang bertanya kepadamu, selain Riyanti apakah kamu dulu pernah jatuh hati kepada seorang perempuan?"     

mendengar pertanyaanku itu raut wajah santai Bima tampak menegang senyumnya pun perlahan memudar untuk kemudian, dia menundukkan wajahnya dalam-dalam sementara tangannya mengepal kuat-kuat di setir mobil. Aku cukup penasaran dengan masa lalunya sebelum aku mengenalnya di kemuning terlebih, aku juga cukup penasaran dengan kisah cintanya sampai dia bertemu dengan Rianti. karena aku ingin tahu seperti apa adik iparku ini dan aku ingin mengenalnya lebih dalam lagi.     

"dulu dulu sekali semasa aku berada di bangku pertama sebuah SMA di Jakarta, Aku pernah mencintai seseorang dan kami berhubungan sejak saat itu, kami adalah sepasang kekasih yang sama-sama memiliki hobi yang sama yaitu naik gunung. hampir setiap waktu liburan kami habiskan dengan naik gunung, hingga pada akhirnya waktu kami liburan kenaikan kelas 3 SMA Aku Dan dia memutuskan untuk naik pada sebuah gunung yang sangat-sangat dia impikan selama ini seperti. hari biasanya kami melakukannya seperti biasa, kami naik berdua dengan segera karena kami ingin melihat matahari terbit berdua di atas gunung. tapi sayang seribu sayang semua kemalangan saat itu telah menimpa kami, takdir yang pedih ternyata sudah menanti kami, Dan Aku tidak menyangka jika yang akan kami lakukan itu adalah pendakian terakhir kami berdua, saat kami hendak sampai di puncak perempuan itu tiba-tiba menghilang kemudian dia kembali sambil menggigil luar biasa seperti orang linglung dan tidak sadarkan diri. Aku berusaha untuk menenangkannya waktu itu aku benar-benar masih kecil aku tidak mengerti tentang hipotermia dan sebagainya yang aku tahu hanyalah dia kedinginan dan aku tidak bisa berbuat apa-apa hingga pada akhirnya dia mencoba melepas semua yang ada pada dirinya lalu dia mulai sesak nafas dan kehilangan kesadaran untuk kemudian kesadarannya menghilang untuk selama-lamanya, dia meninggal di pangkuanku dia meninggal dalam dekapanku, hal itu benar-benar membuatku terlalu lama dan frustasi luar biasa aku bahkan takut untuk mengenal perempuan setelah saat itu, untuk kemudian aku kembali bertemu dengan Riyanti jujur aku cukup kaget saat pertama kali kami bertemu karena wajahnya mengingatkanku kepada perempuan itu, tapi bukan berarti aku mencintai Rianty karena wajah mereka mirip. bukan, bukan sama sekali. dan setelah aku mengenal lebih baik sosok Riyanti dia benar-benar berbeda dengan perempuan itu. dan kejadian di gunung, membuatku teringat dengan perempuan itu. itu sebabnya secara reflek aku melakukan hal itu. tapi aku malah keblabasan. Aku benar-benar adalah pemuda yang sangat bodoh sudah tahu dalam memiliki trauma yang sangat mengerikan tetapi tetap saja aku suka naik ke gunung sebab gunung seolah menjadi rumahku dan bisa naik gunung seolah bisa menaklukkan semesta dan seisinya     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.