JURAGAN ARJUNA

BAB 375



BAB 375

0"Maafkan aku Bima, aku benar-benar ndak begitu paham tentang apa ilmu-ilmu pertanian. akan tetapi kalau kamu yakin apa yang menjadi tujuan mu Dan kamu sendiri tahu bagaimana cara membuat bibit unggul yang seperti itu, Aku ndhak akan pernah melarang. aku akan mendukungmu sepenuh hati dan disini kami akan mendoakanmu agar masalah di kemuning lekas selesai. karena jujur yang aku harapkan adalah seluruh keluarga baik-baik saja dan bahagia. akan tetapi benar juga apa yang kamu katakan, masalah keluarga yang ndhak memiliki pertahanan diri dari serangan-serangan hitam lainnya itu akan benar-benar sangat merugikan dan membuat resah. aku masih ingat dengan jelas bagaimana widuri waktu dulu menggunakan peletnya kepada suamiku sampai-sampai suamiku lupa segalanya lupa keluarganya lupa rumahnya bahkan lupa dengan anak istrinya lantas untuk mengatasi ini apakah kamu mempunyai cara yang lain?"     
0

Bima agaknya tampak bingung dengan pertanyaan terakhir dari manis, sebab aku juga sama. mungkin bisa dikatakan aku bisa melindungi diriku sendiri tapi ndak bisa melindungi orang lain. sebab aku dan Bima juga sama kami mempunyai ini pun tanpa kehendak jadi kami sendiri juga ndak tahu bagaimana cara untuk menggunakannya dan bagaimana.     

"untuk masalah itu sebenarnya aku kurang tahu Mbak manis sebab bagaimanapun masalah ilmu hitam dan ilmu perdukunan bukanlah sesuatu yang aku ketahui. akan tetapi kata orang-orang untuk menghalau serangan serangan yang tidak kita inginkan setiap malam saat kita tidur, kita bisa tidur di bawah beralaskan tikar. karena mereka tidak akan bisa mengetahui kita dan mengira kita adalah binatang, atau kalau tidak begitu nanti Paklik suwoto biarkan yang ke sini untuk mengurusi kalian. aku rasa dia cukup mumpuni untuk masalah ini. dia memiliki kesaktian yang luar biasa dalam segala bidang dan dia bisa menjadi sumber dari kekuatan kita dan sumber dari tameng kita. percayalah dia adalah satu-satunya orang yang bisa membantu kita dalam segala sisi sekarang, baik kekuatan lahir dan kekuatan batin. karena yang kami lindungi untuk saat ini adalah Romo dan biyung jadi kami masih menyuruhnya untuk bekerja mengantarkan beberapa sayur mayur ke pasar pasar sekitar Kemuning setelah kami pulang kami akan menyuruhnya untuk lekas kesini dan memberi pagar pada rumah ini serta Mbak Manis juga Ningrum."     

"yang dikatakan oleh Bima adalah benar saat ini yang terpenting adalah Romo dan biyung, karena mereka sudah tua. memang benar jika Romo juga memiliki tameng sendiri, akan tetapi bingung adalah orang yang harus kita jaga. sebab bagaimanapun sebenci-bencinya mereka kepada kita orang yang mereka paling benci pasti ada dua yaitu biyung. karena yang mereka pikir telah merebut suami dari Ayu kemudian aku yang merupakan keturunan sah dari Romo Adrian dan biung. karena kami berdua ini yang masih memiliki sangkut paut dengan darah romo Adrian pasti mereka akan sangat menginginkan kematian kami dan tentu saja kehancuran kami adalah merupakan tujuan dari mereka, dan mereka pasti menggunakan cara apapun untuk melakukan itu entah langsung melukai kami berdua atau menghancurkan keluarga kami atau menghilangkan orang-orang yang kami sayang," kataku kepada manis dia tampaknya paham dengan apa yang aku pikirkan untuk kemudian dia menggenggam kedua tanganku dengan erat ada rasa khawatir, cemas, juga sedih, aku bisa merasakan dengan jelas hanya dengan memandang mata bulat yang jernih itu. "tunggulah aku sebentar lagi nduk, kang mas mu ini janji akan segera pulang dan akan segera kembali berkumpul kepada kalian. sejatinya ini adalah tugas yang harus aku lakukan sebagai seorang pimpinan sebagai seorang juragan yang memiliki tanggung jawab kepada anak-anak buahnya, kepada penduduk kampung, dan kepada para abdinya yang setia. tolong restui langkahku ini sebab bagaimanapun ndak akan pernah sempurna perjuangan suami tanpa restu dari sang istri Dan setelah semua ini kita lalui Aku akan menjemputmu kembali dan kita bisa tinggal bersama lagi untuk menantikan kan bayi kita lahir di kemuning."     

mendengar ucapanku itu manis rasanya terharu, tanpa pikir panjang dan tanpa sungkan-sungkan dia langsung merangkul tubuh dengan sangat erat punggungnya tampak bergetar. aku tahu jika sekarang ini dia sedang menangis dan aku lebih tahu apa alasan dia menangis. karena dia sangat mengkhawatirkan ku sama aku juga sangat mengkhawatirkannya tapi ndak perlu aku perjelas dan katakan langsung kepadanya, yang ku inginkan adalah kebahagiaannya dan kesehatannya biarkanku pikirkan cara untuk selalu melindunginya selalu menjaga kebahagiaannya, yang jelas saat ini aku ndak boleh terlihat lemah sebab kalau aku terlihat lemah bagaimana manis nanti akan memandangku bagaimana manis nanti akan menyemangatiku.     

"Aku titip romo dan biung kang Mas, Aku titip Kemuning kang Mas, aku titip para abdi dalem yang selama ini setia mendampingi kamas kemanapun Kangmas pergi, aku titip penduduk kampung yang begitu polos dan begitu menghormati keluarga kita, aku juga titip Bima karena dia adalah adik iparmu satu-satunya, dan setelah itu semua aku titip dirimu sendiri karena keselamatanmu adalah harapan yang selalu aku panjatkan kan di setiap malam sebelum tidur ku,"     

mendengar doa dari Manis, rasanya aku bener-bener ndhak kuat. mendengar manis mengatakan hal itu rasanya kakiku terasa berat untuk sekedar melangkah kembali ke Kemuning rasanya aku ingin tetap di sini saja hidup dengan bahagia tanpa perlu memikirkan apa-apa, hidup dengan anak juga istriku juga hidup dengan orang-orang yang yang mencintaiku. akan tetapi aku juga harus sadar tanah airku sekarang sedang terancam oleh manusia-manusia jahat seperti Sujiwo terlebih orang tuaku aku harus melindungi mereka sebab kalau bukan aku siapa lagi karena aku adalah anak laki-laki mereka.     

"pasti aku akan menjaga cintamu sampai kapanpun itu untuk kemudian aku akan datang ke sini lagi menjemputmu juga Putri kita. kita akan sama-sama tinggal di kemuning lagi. lagi pula bukankah acara pernikahan setya dan wangi akan digelar sebentar lagi kalau masalah ini belum juga selesai bisa-bisa acara pernikahan mereka juga ikut berantakan dan aku ndak mau kalau sampai itu terjadi."     

"oh iya ya karena masalah ini dan karena aku terlanjur berada di Purwokerto, bahkan aku lupa selupa-lupa nya tentang acara pernikahan ku sendiri, dan bagaimana nasib dari pernikahanku yang tinggal dua minggu lagi juga bagaimana kabar rumahku. apakah semuanya sudah jadi? Ya Tuhan aku lupa semuanya ini semua gara-gara kamu Arjuna, kamu menculikku ke sini sampai aku lupa dengan urusan pribadiku sendiri. dasar juragan tidak jelas kamu ini, sukanya menyusahkan dan memerintah orang saja tapi kamu melupakan kalau aku sendiri memiliki usaha pribadi ya sudah kalau seperti itu kamu uruslah persiapan pernikahanku juga urus rumahku agar hakata-ku pulang nanti bersama wangi kami tinggal menyiapkan diri untuk melakukan resepsi pernikahan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.