JURAGAN ARJUNA

BAB 180



BAB 180

0Aku tersadar dari lamunanku, tatkala kudengar isak tangis dari Paklik Sobirin. Dia yang saat ini tengah berlutut di depanku, menundukkan kepalanya dalam-dalam. Sembari mengusap wajahnya dengan kasar. Gusti, jika melihat orantua jelek ini sampai menangis seperti ini, maka urusannya bukan barang yang sepele lagi.     
0

"Sekarang, duduklah di dekatku, Paklik. Bukankah sudah kuberitahumu berkali-kali jika aku bukan reco (patung), atau pun Gusti Pangeran yang pantas untuk kamu sembah? Berapa kali lagi aku harus mengatakan hal itu agar kamu paham?"     

"Maaf, Juragan. Tapi, ini di rumah. Ada—"     

"Apa bedanya?" tanyaku dengan nada yang lebih ketus dari biasanya. Paklik Sobirin menundukkan kepalanya dalam-dalam lagi. "Aku bukan Romo, atau Biung. Aku hanyalah manusia biasa, aku ndhak perlu disembah oleh siapa pun itu. Apa kamu paham?"     

"Paham, Juragan," jawab Paklik Sobirin takut-takut.     

"Jadi, duduklah di sampingku, kemudian ceritakan kejadian di sini selama aku ndhak ada. Ceritakan secara detil, dan rinci sampai ndhak terlewat satu pun. Apa kamu paham?"     

"Paham, Juragan."     

Aku melirik ke arah Paklik Sobirin, dia kemudian berdiri, dan duduk di sampingku. Duduk dengan cara takut-takut, sembari menunduk.     

Kuhelakan napasku berat, gemas juga melihatnya yang seperti ini. Kemudian kupandang lagi wajahnya dalam-dalam. "Cerita," perintahku lagi.     

"Jadi, begini, Juragan...," katanya mulai membuka suara. "Setelah Juragan Arjuna memutuskan untuk menetap di Jakarta selama Ndoro Manis kuliah. Beberapa hari setelah itu, Ndoro Rianti bertandang ke rumah. Niatnya mungkin hendak berkunjung menemui Ndoro Larasati. Akan tetapi, sebelum Ndoro Rianti menemui Ndoro Larasati, dia diajak berbicara empat mata oleh Juragan Nathan. Saat itu, aku sedang bersama dengan Juragan Nathan, itu sebabnya saya mengetahuinya. Juragan Nathan lantas menanyai Ndoro Rianti, perihal pemuda yang telah memperkosanya. Dan sampai detik itu, apa pun cara Juragan Nathan untuk mendesak, untuk memaksa Ndoro Rianti agar mau menjawab sepertinya percuma. Sebab Ndoro Rianti benar-benar bungkam, dia ndhak mau mengatakan apa pun. Dia hanya berkata jika dia ndhak mau membahas masalah ini, dia hendak melupakan rasa trauma dan rasa sakitnya. Jadi, dia berharap untuk melupakan semuanya. Namun, Juragan Nathan adalah Juragan Nathan. Juragan Nathan paling pantang menerima penolakan. Saat itu, aku diutus oleh Juragan Nathan untuk mencari Juragan Bima. Lalu kemudian," Paklik Sobirin tampak diam sejenak, mencoba menghirup udara dalam-dalam ke dalam paru-parunya. Aku diam saja, menunggunya untuk melanjutkan apa yang hendak ia katakan. "Setelah itu, Juragan Nathan menyuruh Juragan Bima untuk datang, dan menyuruh Juragan Bima mengakui semuanya. Juragan, saya benar-benar ndhak bisa membayangkan situasi di sana saat itu. Bahkan rasanya saya ikut hancur sama seperti Ndoro Rianti. Terlebih tatkala Juragan Nathan menyuruh Ndoro Rianti dan Juragan Bima untuk menikah guna sebagai tindakan tanggung jawab juga untuk menyelamatkan harga diri Ndoro Rianti. Saya tahu, Juragan, saya juga tahu, jika saya di posisi Juragan Nathan pun pasti saya akan melakukan hal yang sama. Pasti saya akan memaksa pemuda yang telah memperkosa anak saya untuk bertanggung jawab terlepas dari perasaan suka atau endhak. Akan tetapi, kebencian Ndoro Rianti kepada Juragan Bima memang sangat tinggi. Sampai-sampai Ndoro Rianti nekat dan mengancam untuk gantung diri. Dan setelah itu, hari demi hari semuanya agaknya semakin berat. Berat bagi semua penghuni rumah ini termasuk Ndoro Rianti yang masih singgah di rumah Bulik Romelah. Hingga suatu malam itu...," ucapan Paklik Sobirin terhenti. "Suatu malam itu Ndoro Rianti dan Juragan Bima tiba-tiba datang ke rumah pada waktu bersamaan, kemudian mereka sepakat dan memutuskan untuk menikah secara tiba-tiba. Jujur, saya kaget, apalagi Juragan Nathan, juga Ndoro Larasati. Bahkan berkali-kali Ndoro Larasati bertanya kepada Ndoro Rianti perihal keputusannya itu. Bagaimanapun, seorang Biung yang dipikirkan adalah semata-mata kebahagiaan anak-anaknya, toh. Ndoro Larasati sejatinya ndhak memaksa Ndoro Rianti untuk menikah dengan Juragan Bima. Pun sebaliknya. Sebab baginya, jika Ndoro Rianti memang sudah ikhlas dengan apa yang terjadi dengan Bima, dan mampu hidup dengan baik, maka suatu saat pasti akan ada pemuda yang mau menerimanya apa adanya. Namun demikian, Ndoro Rianti berkata jika itu adalah keputusannya. Keputusan yang diambil secara sadar, dan tanpa paksaan. Lama waktu itu, kira-kira satu hari Juragan Nathan agaknya merenung. Menimang antara ingin melihat Bima dihukum dengan cara mempertanggung jawabkan kelakuannya kepada Ndoro Rianti. Namun di sisi lain, Juragan Nathan pun lebih tahu dari siapa pun, jika di antara kedua anak manusia itu ndhak ada rasa cinta. Rasa yang ada pada keduanya hanyalah kebencian yang ndhak terkira. Dan Juragan Nathan pun ndhak ingin, atas keputusannya yang egois ini sampai membuat kebahagiaan kedua anak itu hancur, Juragan Nathan ndhak mau kalau sampai keputusan egoisnya ini membuat hidup keduanya ndhak bahagia. Namun pada akhirnya, hal itu pun terjadi juga. Ndoro Rianti resmi menikah dengan Juragan Bima dengan ritual yang teramat biasa. Sangat biasa bahkan hanya abdi dalem yang ada di rumah saja yang tahu. Yang bahkan mungkin sampai detik ini ndhak ada penduduk kampung tahu kalau sejatinya Ndoro Rianti telah memiliki suami. Dan tepat dua hari setelah itu...," kata Paklik Sobirin terhenti lagi.     

"Tepat dua hari setelah itu, ada prahara yang sangat besar, Juragan. Ndoro Rianti hampir mengiris pergelangan tangannya dengan menggunakan belati. Ndoro Rianti mendadak menjadi sangat murung, entah apa sebabnya. Bahkan Juragan Bima pun menjadi murung juga. Untuk kemudian, tiba-tiba keduanya memutuskan untuk pergi dari sini. Keduanya berkata ingin mandiri dengan mencari hunian baru di kota. Entah itu kota mana, semua orang ndhak ada yang tahu, Juragan. Dan sampai sekarang Ndoro Rianti, dan Juragan Bima benar-benar menghilang seperti ditelan bumi. Saya, dan semua orang yang ada di sini pun sangat frustasi karena kepergian dari Ndoro Rianti."     

"Bukankah Romo selalu bisa mencari tahu apa pun yang bahkan semua orang ndhak tahu. Lantas kenapa, sampai Rianti pun Romo ndhak bisa menemukannya, Paklik?"     

"Hanya ada dua jawaban atas itu, Juragan. Hanya ada dua kemungkinan. Kemungkinan yang pertama adalah, jika orang-orang suruhan Juragan Bima telah benar-benar menghilangkan jejak kepergian keduanya. Sebab bagaimana pun Juragan Bima adalah anak dari pengusaha kaya raya di Jakarta, ndhak menutup kemungkinan jika dia juga memiliki abdi dalem-abdi dalem yang lebih berpengalaman, sehingga bisa benar-benar menutup jalan yang ditempuh oleh Juragan Nathan untuk mencari keberadaan mereka. Dan kemungkinan yang kedua adalah...," kata Paklik Sobirin yang kini memandang ke arahku. "Kemungkinan yang kedua adalah, jika Juragan Nathanlah yang enggan untuk mencari tahu di mana keberadaan Ndoro Rianti sekarang. Sebab selama yang saya tahu semenjak kepergian Ndoro Rianti, ndhak ada satu abdi dalem kepercayaannya pun yang diutus untuk melakukan tugas itu. Dan yang dilakukan oleh Juragan hanyalah, pergi ke pelataran di setiap pagi dan sore hari sembari bertanya kepada saya, kapan Juragan Arjuna kira-kira akan pulang. Rutinitas itu selalu Juragan Nathan lakukan sampai Juragan Nathan jatuh sakit itu, Juragan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.