JURAGAN ARJUNA

BAB 81



BAB 81

"Dulu, waktu kecil itu, biungmu benar-benar jelek. Ndhak ada cantik-cantiknya...," katanya. "Waktu itu Romo melihat dia tengah sibuk mencuri singkong di kebun tetangganya untuk bisa dibuat makan. Kamu tahu bagaimana jelek biungmu dulu? Wajahnya sudah penuh dengan tanah yang basah, serta keringat yang membanjiri tubuhnya. Dia benar-benar gadis paling jelek yang pernah Romo temui. Dia terengah, mencoba sekuat tenaga untuk mengeluarkan sinkong itu dari tanah. Tapi, sekeras apa pun dia berusaha, tetap ndhak bisa. Sampai tubuhnya terpental sendiri ke tanah. Kamu bisa bayangkan bagaimana lucunya waktu itu. Yang kebetulan Romo melihatnya, tatkala sedang berjalan-jalan keliling kampung," jelasnya kemudian.     
0

Aku kembali tersenyum mendengar ucapan Romo Nathan itu. Jika ditarik kesimpulan dari ceritanya, bukankah Romo Nathan bertemu pertama kali dengan Biung waktu Biung masih amat muda? Lalu, apakah Romo Nathan yang lebih dulu bertemu dengan Biung waktu itu?     

"Setelah itu Romo mendekat, Romo tanyai dia tapi dia seolah ketakutan. Romo menolong biungmu, mencabut singkong namun nyatanya nyaris ketahuan. Setelah Romo tahu alasan kenapa dia mencuri singkong, hati Romo bergetar hebat. Di saat Romo bisa makan enak tanpa berpikir kelaparan, atau malah pekerjaan Romo membuang-buang makanan. Sementara di sisi lain, ada seorang gadis kecil yang bahkan harus rela mencuri, hanya singkong. Bayangkan itu, hanya singkong sepohon, untuknya bisa dibuat makan bersama keluarganya. Sangat menyakitkan, bukan?" Romo Nathan terdiam, kemudian dia menundukkan wajahnya. Kulihat tangannya terus bergerak-gerak gelisah. "Setelah kami berpisah, rupanya, Kangmas Adrian juga melihatnya. Romo ndhak tahu bagaimana dan mengapa. Sebab setelah itu Romo secara langsung meminta kepada Romo Adrian untuk menyekolahkan biungmu. Aku ingin seendhaknya dia memiliki pendidikan yang layak, ndhak ada bekal untuk masa selanjutnya selai pendidikan, toh? Seendhaknya, meski dia orang miskin, jika dia memiliki pendidikan seendhaknya dia bisa melakukan suatu hal berguna tatkala ia dewasa nanti. Setelah itu Romo ndhak tahu lagi, apa yang Romo Adrianmu lakukan, apa yang keduanya lakukan. Sebab setelah beberapa tahun Romo ndhak bertandang ke sini, tahu-tahu tatkala Romo datang, semuanya sudah berubah. Romo baru tahu kabar terbaru jika biungmu, dan Romo Adrianmu telah saling jatuh hati. Terlebih, hal tersebut mereka lakukan tanpa sepengetahuan istri-istri dari Romo Adrianmu," jelas Romo Nathan lagi.     

Dadaku berdesir hebat mendengar hal itu. Rasanya jantungku berhenti berdetak mendengarnya. Lagi, aku ingin mendengar cerita itu lagi dengan gamblang, tanpa ada satu pun yang disembunyikan.     

"Romo kaget, Romo kecewa. Jujur, semua rasa itu langsung bergemuruh jadi satu saat itu. Kepada Romo Adrianmu, juga kepada biungmu. Bagaimana bisa Romo Adrianmu yang selama ini begitu kuhormati, yang sosoknya begitu ingin kutiru karena apa yang dia lakukan selalu lurus, dan benar, tiba-tiba memilih jalan paling ndhak masuk akal seperti ini. Terlebih, rasa kecewaku kepada biungmu. Seolah meminta Romo Adrianmu menyekolahkannya adalah perkara yang sia-sia. Sebab apa, otak pintar dan berpendidikkan rupanya malah membuatnya melakukan hal yang salah. Dengan menjalin kasih dengan seorang Juragan di belakang istri-istrinya, bukankah itu perkara yang sangat dilarang, dan sangat hina di dunia sosial? Namun, kenapa, mereka melakukan hal itu. Dan ternyata yang lebih membuat Romo sedih setelah itu semua adalah, hati Romo... hati Romo yang awalnya berharap lebih, ternyata kandas begitu saja. Bahkan perasaan Romo yang belum sempat Romo utarakan, harus rela kandas di tengah jalan. Seperti itulah kira-kira awal hubungan kami bertiga yang sangat rumit luar biasa."     

"Terus, Romo? Ceritakan kepadaku, apakah Romo punya niatan untuk merebut Biung dari tangan Romo Adrian?"     

Romo Nathan tersenyum kecut, dia kemudian tersenyum tipis ke arahku. Sepertinya, semua kisah itu cukup pelik bagi batinnya sampai saat ini, lihatlah bagaimana resah dirinya saat ini.     

"Yang Romo lakukan? Bagaimana menurutmu? Romo adalah pemuda yang paling menjunjung tinggi rasa gengsi, dan bermulut pedas. Jadi, ndhak ada hal receh yang Romo lakukan kecuali setiap bertemu dengan biungmu hanya memberinya ucapan-ucapan pedas sampai biungmu merasa jengkel karenanya. Dan satu hal bodoh lagi adalah, tatkala Romo meminta Romo Adrianmu untuk mencarikan jodoh. Di situlah hal yang benar-benar Romo sesali. Seharusnya Romo ndhak meminta hal itu, seharusnya Romo ndhak menikahi Asih. Sebab karena Romo, dia kehilangan nyawanya. Jujur, sampai detik ini Romo benar-benar merasa bersalah. Andai saja waktu dapat berputar, Romo ndhak akan melakukan kesalahan yang sama. Hanya karena gengsi, Romo melakukan keputusan bodoh. Dan yang lebih bodoh dari itu adalah, membuat seorang yang ndhak berdosa menyerahkan nyawanya dengan sangat percuma."     

"Aku percaya, itu bukan karena kesalahan Romo. Dan aku yakin, Biung Asih seumpama dia mendengar ini pun pasti ndhak suka melihat Romo terus menyalahkan diri Romo sendiri. Semuanya, sudah suratan dari Gusti Pangeran, Romo. Percayalah, selalu ada hikmah di dalamnya, toh?"     

Benar, semua ini sudah menjadi suratan dari Gusti Pangeran. Dan melihat sekilas cerita Romo ini benar-benar membuatku sadar. Jika untuk mendapatkan cinta, Romo Nathan yang kukira akan bisa mendapatkan apa pun yang dia mau dengan mudahnya pun harus merelakan banyak kepahitan, harus melalui banyak luka yang menganga. Romo, maafkan aku, karena telah menjadi anakmu yang ndhak becus seperti ini.     

"Dan kamu tahu, setelah Romo menikahi biungmu, berapa lama Romo ndhak bisa menyentuhnya meski ingin?" kini mimiknya sudah lebih baik dari tadi, dia tampak mengulum senyum jenaka, dan itu membuatku itu tersenyum karenanya. "Kamu tahu, fitrahnya laki-laki adalah ingin melampiaskan hasratnya setelah menikah. Namun tingkah biungmu yang menyebalkan itu, Romo harus menahannya dengan susah payah. Romo jatuh hati dengannya, tapi dia terus menjodohkan Romo dengan perempuan-perempuan ndhak jelas. Karena saking jengkelnya, mabuklah Romo, dan malam pengantin itu terjadi juga,"     

"Jadi, Romo melakukan malam pertama pengantin dengan Biung dengan cara memaksa?"     

"Lho, endhak! Yang lebih tepat itu tipu daya!" kata Romo membela diri. Wah... wah aku baru tahu cerita ini, ternyata seru juga, toh. Bisa kubuat ilmu tatkala dengan Manis nanti, ini. "Kadang-kadang, untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, harus ada sedikit tipu daya, di dalamnya. Iya, toh? Kalau ndhak begitu, biungmu mana mau. Yang ada, Romo jadi tua, biungmu baru paham kalau Romo cinta sama dia, dan ndhak bisa malam pertama dengannya."     

Aku langsung tertawa tatkala Romo mengatakan hal itu. Duh Gusti, lucu sekai, toh Romo Nathan ini. Pantas saja dia begitu mencintai Biung, bahkan untuk melakukan malam pertama saja, dia harus memakai tipu daya. Dasar.     

"Omong-omong, tipu daya apa itu, Romo?" kutanya, yang agaknya pemasaran juga dengan kelanjutan ceritanya.     

���Kamu tahu, toh, romomu ini, meski sangat berwibawa dan karismatik, Romo paling ndhak bisa dalam urusan minum. Ndhak jauh beda sepertimu. Jadi waktu itu, ada kawan Romo dari Jawa Timur, membawakan tuak sebagai hadiah pernikahan. Kuminum tuak itu seteguk, muntahlah waktu itu Romo, dan biungmu menjadi panik luar biasa. Karena melihat biungmu panik, kesempatan itu ndhak Romo sia-siakan. Dengan sekejap mata, Biungmu dalam genggaman Romo."     

Lagi, aku langsung tertawa mendengarnya. Dasar, curang benar orantua satu ini. Kalau aku mengadu ke Biung, pasti Romo akan habis oleh marahan Biung kepadanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.