Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Pernikahan Settingan (1)



Pernikahan Settingan (1)

0

"Siapa yang tidak tahu kalau Kak Han kuat minum? Kalau Kak Han yang menggantikan kakak ipar untuk minum, bukankah sama saja dengan minum air mineral biasa? Tidak bisa. Itu terlalu mudah," ujar salah satu dari antara teman-teman Han Ke.

0

"Kalau begitu, aku harus bagaimana agar kalian dapat melepaskan istriku?" sahut Han Ke sambil tertawa bersama teman-temannya yang lain.

Jika bukan karena pernah melihat Han Ke mengancam dan menjebak ayahnya dulu, pasti saat ini Gu Xiaoran akan tertipu akan tingkah lakunya pria itu yang begitu manis seperti sekarang. 

"Ayo cium kakak ipar di hadapan kita. Setelah itu, kami akan melepaskan kakak ipar," jawab teman yang lain dengan bersemangat.

"Baiklah, aku pegang kata-kata kalian. Kalau aku menciumnya, kalian tidak boleh menindas istriku lagi," kata Han Ke memastikan.

"Tapi harus ciuman yang dalam dan panas. Ciuman biasa tidak akan dihitung," imbuh yang lainnya.

Gu Xiaoran melirik sekilas ke arah ayahnya yang berada tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Ayahnya terlihat sedang menatapnya dengan tatapan yang sangat cemas. Melihat hal itu, rasa gelisah timbul di hatinya. "Aku minum sendiri saja," ucapnya pada Han Ke.

"Jangan, kamu belum sehat benar. Tidak boleh minum alkohol terlalu banyak dulu," tutur Han Ke terdengar lembut dan sangat perhatian. Dia tersenyum dan memeluk pinggang Gu Xiaoran, membalikkan tubuh gadis itu agar menghadap pada dirinya, lalu menundukkan kepalanya agar dapat menciumnya.

Pada saat yang sama, Gu Xiaoran mendapati kehadiran Mo Qing di antara kerumunan tamu. Entah sejak kapan pria itu berdiri di belakang Han Ke, hanya setengah meter kira-kira jaraknya dari tempat mereka berdiri sekarang. Pria itu terlihat tampan dan elegan mengenakan jaket mantel hitam yang dirancang khusus oleh seorang desainer ternama dari Italia. Tubuh jangkungnya yang memiliki tinggi 189 cm benar-benar menarik perhatian orang-orang yang ada di sekitarnya.

Mata Mo Qing kini menatap ke arah bibir Gu Xiaoran. Sebuah senyum licik tersungging tipis di bibirnya. 

Melihat hal itu, wajah Gu Xiaoran memucat seketika. Bibirnya terasa berdenyut teringat akan lumatan bibir Mo Qing kemarin, belum lagi rasa sakit dari antara kedua kakinya yang masih terasa sangat jelas diingatannya.

Sementara itu, wajah Han Ke semakin mendekat ke arah wajahnya. Menyadari akan hal itu, jantung Gu Xiaoran semakin berdebar kencang tidak karuan, seolah siap meloncat keluar dari dadanya sewaktu-waktu. Dia benar-benar tidak sanggup untuk berciuman dengan tunangannya itu setelah melihat ekspresi wajah yang ditunjukkan Mo Qing barusan. Tangannya pun secara refleks mendorong tubuh pria itu dengan kuat agar menjauh darinya.

Han Ke yang tidak siap menerima perlakuan tersebut, sangat terkejut dan terhuyung mundur ke belakang. Untungnya teman-temannya dengan sigap menopang tubuhnya sehingga tidak sampai terjatuh ke lantai.

Kejadian ini sontak membuat suasana tiba-tiba terasa canggung. Han Ke sendiri terlihat sedang memandang Gu Xiaoran dengan wajah memerah menahan emosi dan seolah meminta sebuah penjelasan akan kejadian barusan.

Sementara wajah Gu Xiaoran saat ini berubah menjadi sangat pucat sekali. Dia lalu melihat sekeliling dengan sangat panik.

Senyum yang tadinya tersungging di bibir Mo Qing, kini telah memudar. Matanya kini menatap tajam ke arah Gu Xiaoran. Sedangkan gadis yang ditatapnya itu terlihat menggigit ujung bibirnya dengan panik.

Mau sampai kapan dia mengganggu hidupku seperti ini? Batin Gu Xiaoran penuh dengan kebencian. Setelah tersadar, dia memandang Han Ke yang masih terdiam. Dari mata pria itu sangat jelas terpancar kemarahan yang mendalam pada dirinya. Dia pun dengan cepat menunduk sekilas dan berkata, "Maafkan aku..." Dia pun kemudian berlari meninggalkan tempat itu.

Akibat kejadian tadi, sangat jelas terlihat bahwa Gu Xiaoran tidak mau disentuh oleh Han Ke. Semua orang kini terlihat salah tingkah dan saling memandang satu sama lain, suasananya terasa begitu canggung.

Wajah Han Ke terlihat begitu gelap saat ini. Namun tersadar akan tamu-tamu yang ada, dengan cepat dia berpura-pura terlihat biasa saja. "Dia memang pemalu dan tidak terbiasa untuk mengumbar kemesraan di depan orang," ujarnya yang berusaha memperbaiki keadaan.

"Kakak ipar benar-benar gadis yang baik. Gadis seperti kakak ipar sangat sulit ditemukan di luar sana. Kak Han, kamu benar-benar beruntung," kata salah satu dari teman Han Ke.  

Han Ke tersenyum kecil menanggapi perkataan temannya itu. "Ayo kita minum. Aku akan menyerahkan hidupku untuk menemani kalian minum hari ini. Aku akan menemani kalian minum sampai puas!" tuturnya sambil mengangkat gelas anggurnya tinggi-tinggi.

Sementara Gu Xiaoran yang telah meninggalkan tempat pertunangannya diam-diam berjalan menuju ruangan riasnya untuk beristirahat. Baru saja dia hendak membuka pintu, ada sebuah tangan yang terulur dan meraih pinggangnya. Belum sempat dia memberikan reaksi apa pun, dirinya telah dibawa ke ruangan di seberang ruang riasnya. Pintu ruangan tersebut kini telah ditutup dan dikunci dari dalam.

Begitu menoleh, Gu Xiaoran melihat wajah tampan Mo Qing berada di hadapannya. Namun wajah tampan itu bukannya membuat hatinya berdebar-debar, melainkan membuatnya mengeraskan rahangnya menahan amarah. "Apa maksudmu?!" serunya setengah membentak.

Mo Qing yang dibentak itu malah hanya terkekeh menatap Gu Xiaoran. Sorot matanya terlihat berkilau dan sangat tajam, serta ekspresi wajahnya terlihat sangat mengerikan saat ini. Dia menundukkan kepalanya perlahan-lahan.

Gu Xiaoran terlihat berusaha menghindar, namun sudah terlambat. Bibir Mo Qing telah mengecup ringan daun telinganya.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.