Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Tamparan Keras (2)



Tamparan Keras (2)

0

Berterima kasih padanya setelah diperlakukan dengan semena-mena seperti kemarin? Seenak jidatnya saja! Gumam Gu Xiaoran dengan kesal. Namun di depan banyak tamu seperti ini, dia tentu tidak dapat berbuat seenaknya saja. Akhirnya dia hanya dapat menerima 'hadiah pernikahan' tersebut. Dia memutuskan untuk melemparkan sertifikat tanah ini ke wajah Mo Qing ketika dia bertemu dengan pria bajingan itu kelak.

0

Tidak lama kemudian, tampak Sunny Kim, seorang artis cantik yang sedang naik daun keluar dari mobil yang sama. Artis muda itu segera melingkarkan tangannya ke lengan pemuda itu dan bergelayut mesra. "Yizhi, mengapa kamu tidak menungguku?" ucapnya manis pada pemuda tersebut.

Han Ke terkejut mendengar nama yang baru saja terucap dari mulut manis Sunny Kim. Yizhi? Lin Yizhi? Tangan kanan kepercayaan dari Tuan Muda Mo? Batinnya.

Meskipun Lin Yizhi merupakan asisten pribadi Mo Qing, namun tidak ada seorang pun di dunia bisnis yang berani meremehkan pemuda tampan itu. Konon katanya, dividen yang diterimanya dari perusahaan Imperial Group telah mencapai 10 miliar Yuan.

"Jangan lupa perintah Tuan Muda Mo. Hari ini adalah hari bahagia Direktur Han, jadi kita boleh mengabaikan siapa saja kecuali Nona Gu," kata Lin Yizhi sambil tersenyum manis pada Sunny Kim.

"Tentu saja! Walaupun aku melupakan banyak hal, tapi mana berani aku melupakan pesan dari Tuan Muda Mo," ujar Sunny Kim sambil melirik Lin Yizhi.

Mendengar percakapan keduanya, Han Ke dengan cepat menoleh ke arah Gu Xiaoran. Wajahnya tampak kebingungan dan berusaha mencerna perkataan sepasang sejoli yang berada di hadapannya saat ini. Apa Gu Xiaoran kenal dengan Tuan Muda Mo? Pikirnya bertanya-tanya.

Han Ke kemudian mengulurkan tangannya pada Sunny Kim dan berkata, "Kehadiran Nona Sunny Kim pasti akan semakin memeriahkan pesta pertunangan saya. Benar-benar sebuah kehormatan dapat bertemu dengan Anda."

Mendengar ucapan Han Ke, Sunny Kim hanya meliriknya datar dan tanpa arti. Lalu, dia kembali menatap Gu Xiaoran sambil mengulurkan tangannya. "Selamat atas pertunangan Anda, Nona Gu." 

Gu Xiaoran mengerutkan kening sejenak. Lalu dengan cepat tersenyum sopan dan berkata sambil menjabat tangan Sunny Kim, "Terima kasih."

Mobil-mobil mewah berdatangan satu per satu dengan tertib dan berhenti di pintu masuk. Saat ini, para bintang-bintang terkenal dari segala daerah turun satu per satu dari mobil mereka, kira-kira ratusan orang jumlahnya. Barisan berikutnya adalah para petinggi dan bangsawan yang hanya dapat dilihat di televisi dan surat kabar, namun kemungkinan tidak akan menghadiri undangan-undangan biasa. Acara ini hanya sebuah pesta pertunangan, namun kemeriahannya bahkan dapat jauh lebih meriah daripada acara tahunan karpet merah.

"Selamat atas pertunangannya, Nona Gu," ucap para tamu. Namun anehnya, kebanyakan dari mereka mengulurkan tangan ke arah Gu Xiaoran dan hanya sekedar tersenyum sopan pada Han Ke. Bahkan beberapa dari antara mereka sama sekali tidak melirik ke arah pria itu dan cenderung mengabaikannya.

Wajah Han Ke pun kini terlihat ditekuk saat ini. Sangat jelas terlihat bahwa suasana hatinya sedang tidak baik setelah menerima perlakuan seperti itu dari para tamu. Suasana hati Gu Xiaoran yang menyadari akan hal itu pun menjadi tidak karuan. Setelah apa yang diperbuat Mo Qing padanya kemarin, entah permainan apa lagi yang pria itu rencanakan saat ini.

Tatapan mata Han Ke terlihat seperti siap menerkam orang yang ada di hadapannya. Dia terlihat seperti ingin menginjak-injak setiap kepala yang ada dengan kakinya. Dengan senyum yang dipaksakan, dia berusaha menyambut satu per satu tamu yang datang dan mempersilakan mereka untuk masuk ke dalam.

Setelah tamu-tamu berada di dalam, Han Ke menatap tunangannya itu dengan tatapan tajam. Gu Xiaoran pun hanya menunduk dan berpura-pura tidak menyadari tatapan mata itu. Betapa satu kalimat dari Mo Qing dapat memberi dampak yang sebesar ini, bahkan tanpa perlu kehadirannya langsung.

Gu Xiaoran menggigit bibirnya tanpa sadar. Dia mengetahui benar, Mo Qing sengaja untuk membiarkan dirinya sadar bahwa bahkan jika dia menikahi Han Ke, dia tidak pernah dapat terbebas dari pria itu. Tidak peduli bagaimana Tuan Muda Mo itu ingin bermain-main dengannya, maka dia dipastikan akan dapat menuruti kemauannya.

Jika Mo Qing dapat mengeluarkan ayahnya dari geng, tentu saja dia akan dapat dengan mudah untuk mengirimnya kembali. Hal ini seolah menunjukkan bagaimana posisi ayah dan anak ini bagaikan dua ekor semut yang akan dapat dengan mudah untuk dihabisi dengan hanya sekedar menggerakkan ujung jarinya saja.

"Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Han Ke sambil mengulurkan tangan dan mengangkat dagu Gu Xiaoran. Gadis itu sedang melamun, sehingga lantas kaget dan menghindar secara naluriah. Mendapat reaksi seperti itu, seketika membuat amarah kembali menyelimuti hatinya. Namun amarah tersebut dapat dengan cepat tertutupi oleh sebuah senyuman hangat.

"Sudah waktunya acara Cinciu[1]," kata Han Ke dengan lembut sambil menyerahkan segelas anggur pada Gu Xiaoran. Meskipun sedang kesal, namun dia berusaha untuk menahan diri dan mengontrol emosinya. Bagaimanapun juga, dia sangat jarang melihat begitu banyak tokoh besar dan orang penting secara langsung seperti ini. Jadi dia memutuskan untuk tidak marah dan segera menjalin hubungan dengan mereka.

Gu Xiaoran mengambil gelas anggur tersebut dan segera melingkarkan tangannya yang lain ke lengan Han Ke demi menjalankan perannya dengan sebaik-baiknya hari ini. Mulut pria itu pun langsung menyunggingkan senyum penuh kemenangan. Tidak peduli seberapa tinggi martabatnya di masa lalu, namun di depan orang banyak seperti ini, dia tahu jelas jika dirinya harus tetap menuruti keinginan tunangannya itu dengan patuh. 

Setelah acara Cinciu selesai, beberapa teman-teman Han Ke mengajak untuk bersulang dengan Gu Xiaoran. Mendengar hal itu, dia dengan cepat berkata, "Biar aku yang wakilkan dia untuk bersulang dengan kalian." Dia pun mengangkat gelas anggur dan bersiap untuk bersulang.

  1. Cinciu atau yang disebut juga dengan Tea Pai (teapai) merupakan salah satu rangkaian acara yang sering diadakan dalam pernikahan adat Tionghoa (chinese wedding) untuk menghormati orang yang lebih tua. Dalam beberapa kesempatan, tradisi penyuguhan teh di beberapa daerah sangatlah berbeda karena bisa tergantung dari kebiasaan suku dan adat tradisi masing-masing.

Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.