Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Tamparan Keras (1)



Tamparan Keras (1)

0

Awalnya, Gu Xiaoran mengira bahwa setelah menikah dengan Han Ke, dirinya tidak akan perlu berurusan lagi dengan Mo Ziyan atau mungkin yang lebih tepat dipanggil Mo Qing. Namun, tampaknya dia salah besar akan hal itu. 

0

Sehari sebelum pertunangan Gu Xiaoran dengan Han Ke, Mo Qing malah memperkosanya dan secara tidak langsung membuat pria itu sebagai pria pertama di dalam hidupnya. Pria itu sungguh berhati dingin dan kejam, bisa-bisanya merebut sesuatu yang sangat berharga baginya begitu saja. Namun bagaimanapun juga, dia masih sangat bersyukur dapat mengetahui kalau ayahnya tidak lagi berada di tangan para preman-preman itu dan dalam keadaan baik-baik saja.

Tiba-tiba, terdengar suara ribut-ribut dari arah pintu. "Perwakilan dari keluarga Mo telah tiba," ucap suara dari luar. Mendengar perkataan orang tersebut, Han Ke merasa terkejut. Dia segera menggenggam lengan Gu Xiaoran dan membawanya untuk bergegas menuju ke arah geladak kapal.

Wajah Gu Xiaoran mendadak menjadi pucat seketika. Intuisinya seolah memperingatkan dirinya agar mempersiapkan mental untuk menghadapi orang berniat mempermalukan dan menyiksa batinnya itu. Matanya kini beralih pada Han Ke yang berjalan dengan cepat di depannya. Pria itu terlihat seperti anak anjing yang sangat bersemangat menyambut kedatangan tuannya, entah kenapa dia merasa jijik melihatnya.

Dari geladak kapal, dapat terlihat mobil-mobil mewah yang tidak terhitung jumlahnya mengantri satu per satu bagai naga panjang yang berjalan ke arah dermaga. Begitu mobil Rolls Royce pertama yang terlihat sangat mewah itu berhenti, jantung Gu Xiaoran seolah seperti melompat keluar dari dadanya. 

Sedangkan Han Ke yang melihat mobil dengan plat nomor yang khusus digunakan untuk keluarga Mo terparkir di dermaga, segera melepaskan genggaman tangannya dari Gu Xiaoran dan bergegas untuk menyambut tamu istimewanya. Wajahnya terlihat begitu senang dan gembira. Dia memang mengirimkan undangan untuk keluarga Mo, namun dia sungguh tidak menyangka kalau bersedia untuk menghadiri undangan dari dirinya.

Ketika pintu mobil terbuka, seorang pria muda dengan wajah yang sangat menawan turun dari mobil. Akan tetapi, orang itu bukanlah Mo Qing. Melihat hal itu, seketika itu juga Gu Xiaoran menghembuskan napas lega.

Walaupun Han Ke telah bertahun-tahun bertahan di dunia bisnis dengan mengandalkan keluarga Mo, namun belum pernah sekalipun dia bertatap muka dengan Tuan Muda Mo Qing. Sehingga, kini dia mengira pria tampan yang ada di hadapannya kini adalah Mo Qing.

"Tuan Muda Mo bersedia datang kemari, ini adalah sebuah penghormatan yang sangat besar bagi saya," ucap Han Ke sambil mengulurkan tangan sambil sedikit membungkuk untuk menunjukkan rasa hormatnya pada pria itu.

Pemuda tampan itu segera mengulurkan tangan dan membalas jabatan tangan Han Ke. "Tuan Muda Mo mengucapkan selamat atas pertunangan Direktur Han dengan Nona Gu. Acara penting seperti ini, keluarga Gu jelas tidak boleh melewatkannya," katanya ramah sambil tersenyum.

Walaupun tidak mengatakan secara langsung, namun jelas terdengar dari perkataannya jika pemuda itu bukanlah Mo Qing seperti yang dikira Han Ke. Seketika itu juga, dia membeku menahan rasa malu akan perbuatannya tadi.

Sementara Gu Xiaoran yang berdiri di sebelahnya dapat melihat jelas ekspresi Han Ke yang kini terlihat salah tingkah di hadapan pemuda tampan tersebut. Rasa puas menghiasi hatinya ketika melihat wajahnya yang kini terlihat seperti orang bodoh.

Namun tidak lama kemudian, bayangan wajah Mo Qing lagi-lagi memenuhi pikiran Gu Xiaoran. Dia kembali teringat akan semua perlakuan buruk pria itu terhadap dirinya. Rasa puas dan senang yang sempat sesaat dia rasakan, menghilang seketika begitu saja. Kini hanya ada makian dan umpatan yang ditujukannya untuk pria biadab yang telah merenggut keperawanannya itu.

"Ini adalah hadiah pernikahan dari pihak kami khusus untuk Nona Gu," ujar pemuda itu sambil menyerahkan sertifikat real estat dan sertifikat tanah pada Gu Xiaoran.

Entah mengapa pemuda itu sengaja menekankan kata 'Nona Gu' ketika mengucapkannya. Tampak jelas bahwa pemuda itu ingin mengatakan bahwa properti tersebut diberikan khusus untuk Gu Xiaoran seorang.

Terlihat stiker babi kecil di atas sertifikat tanah tersebut.

"Oh! Vila di Teluk Jinsha!" teriak seseorang terkejut.

"Itu area vila termewah di daerah ini! Aku dengar, harga vila di sana berharga puluhan juta Yuan. Hanya orang-orang tertentu yang dapat memiliki vila di sana," imbuh yang lain menimpali.

Gu Xiaoran memandangi stiker babi kecil yang tampak sangat familiar bagi dirinya. Seketika itu juga dia tersadar, matanya kini membelalak lebar dengan mulut ternganga. Dia teringat bahwa sertifikat properti ini pernah ditunjukkan ayahnya pada dirinya. Ayahnya waktu itu berkata, sertifikat properti ini akan diberikan untuknya sebagai mas kawinnya ketika dia menikah kelak. Namun, ayahnya tidak pernah menunjukkan isi dari sertifikat properti itu padanya. Ayahnya berkata, isi dari sertifikat ini akan disimpan sebagai kejutan untuk hadiah pernikahannya kelak.

Selama ini, Gu Xiaoran tinggal di sebuah bungalow berukuran biasa dengan ayahnya. Dalam benaknya waktu itu, sebuah rumah tipe apa saja di kota sudah merupakan kejutan besar bagi dirinya. Dan waktu itu untuk mengingat bahwa sertifikat properti ini adalah miliknya, dia menempelkan sebuah stiker babi kecil di atasnya sebagai penanda.

Namun, kemudian ayahnya mengalami masalah besar yang mengakibatkan Gu Xiaoran mau tidak mau harus menjual tanah tersebut. Pembelinya waktu itu membayar kontan dan mengatakan bahwa dirinya sedang berada di luar negeri, sehingga tidak dapat melakukan serah terima secara langsung. Saat itu, ayahnya diminta untuk menyerahkan sertifikat tersebut kepada asistennya dan menunggu dirinya kembali dari luar negeri, nanti barulah dapat mengurus surat-surat yang dibutuhkan.

Itu sebabnya, sertifikat tanah ini masih atas nama Gu Xiaoran hingga saat ini. Bahkan di dalam mimpi pun, tidak mungkin rasanya jika kejutan yang dimaksudkan ayahnya adalah vila mewah di Teluk Jinsha yang seharga puluhan juta Yuan.

Setelah mengetahui isi kejutan yang diberikan ayahnya untuk dirinya, barulah Gu Xiaoran benar-benar sadar bahwa ayahnya berada dalam masalah yang jauh lebih besar dari yang selama ini ada di bayangannya. Bagaimana tidak, seorang manajer perusahaan mana mungkin dapat membeli sebuah vila mewah seharga puluhan juta Yuan seperti ini.  

Melihat bagaimana utusan dari perusahaan Imperial Group sendiri datang dan menyerahkan hadiah pernikahan itu hanya khusus untuk Gu Xiaoran, ada perasaan tidak senang muncul di hati Han Ke. Namun, tentu saja dia tidak berani untuk menunjukkan perasaannya itu di depan orang-orang yang ada saat ini. Dengan senyum palsu yang tersungging di bibirnya, dia berkata, "Xiaoran, ayo cepat ucapkan terima kasih."


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.