Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Mengoleskan Obat



Mengoleskan Obat

0

Di sebelah laci tersebut, terdapat sebuah lemari baju penuh dengan berbagai jenis pakaian baru. Gu Xiaoran sudah terlanjur basah dengan menggunakan pakaian dalam dari Mo Qing. Jadi, kini dia sudah tidak peduli dan mengambil sebuah kaus berkerah putih serta celana jeans berwarna biru muda dari lemari tersebut. Ketika dia mengenakan kaus dan celana jeans tersebut, keduanya benar-benar pas sesuai ukuran tubuhnya, sama sekali tidak terlalu kecil, maupun tidak terlalu besar. Dia pun segera merapikan dirinya dan menyisir rambutnya secepat mungkin.

0

Seluruh tubuh Gu Xiaoran kini terasa begitu sakit dan lelah. Sehingga, ketika hendak menyisir rambutnya, dia hanya merapikannya asal-asalan karena tidak memiliki energi untuk mengangkat tangannya. Kemudian ketika hendak menuruni tangga, kakinya lagi-lagi tergelincir. Tubuhnya kehilangan keseimbangan dan dia terjatuh dengan lutut yang menumpu terlebih dahulu di lantai. Seketika itu juga dia merasakan rasa nyeri yang luar biasa, lutut dan tangannya terasa basah. Begitu dilihat, sebuah noda darah yang cukup besar menghiasi celana jeansnya itu, telapak tangannya juga terlihat tergores dan berdarah.

Gu Xiaoran mengerutkan keningnya. Dia mengabaikan lututnya yang cedera dan berusaha untuk kembali bangkit berdiri. Dia hanya ingin cepat pergi sesegera mungkin dari tempat ini. 

Langit saat itu masih belum benar-benar terang, lampu-lampu di jalan pun masih terlihat menyala. Matahari belum menampakkan dirinya dengan sempurna, bahkan cuaca dingin masih menyelimuti udara pagi yang segar. Mata Gu Xiaoran secara otomatis menatap sebuah mobil mewah berwarna silver mengkilap yang terparkir di depan pintu. Jelas-jelas vila tersebut memiliki garasi untuk memarkirkan mobil itu, akan tetapi Mo Qing malah sengaja meninggalkan mobil itu di depan pintu. Hal itu pasti bertujuan untuk menarik perhatiannya dan Han Ke.

Mahar? Mas kawin? Ha! Lucu sekali! Batin Gu Xiaoran dengan kesal.

Untuk mempermalukannya, Han Ke memang sengaja tidak memberikan mobil untuk Gu Xiaoran. Dia saat ini hanya memiliki beberapa pilihan, pergi sendiri meninggalkan vila ini dan menghubungi tunangannya agar mengirimkan mobil untuknya, atau mengendarai mobil silver yang ada di depan matanya ini. Setelah berpikir beberapa saat, dia mengambil napas dalam-dalam dan dengan tegas berjalan menuju gerbang. Dari sini berjalan ke jalan raya, kira-kira butuh satu jam. Namun, dia lebih memilih mati menghubungi Han Ke daripada mengendarai mobil yang diberikan oleh Mo Qing, si bajingan itu.

Namun, ketika Gu Xiaoran membuka pintu vila, sebuah cahaya yang menyilaukan datang dan menyinari matanya. Dia pun menyipitkan matanya dan menatap ke arah sumber cahaya tersebut. Lampu putih tersebut akhirnya dipadamkan, setelah itu terlihat dengan jelas sebuah Pagani mewah terparkir di luar pagar vila.

Benar-benar bagaikan hantu gentayangan! Batin Gu Xiaoran yang segera membalikkan tubuhnya dan beranjak pergi. Namun, lututnya tidak mampu menerima gerakan yang begitu tiba-tiba itu, sehingga membuat cedera pada bagian itu semakin menjadi-jadi dan menimbulkan rasa nyeri yang luar biasa. Kakinya pun sontak menjadi lemas dan dia terjatuh.

Tepat sebelum Gu Xiaoran terjatuh ke tanah, Mo Qing sudah terlebih dahulu meraih dan menopang tubuh mungilnya. Matanya dengan cepat mengamati gadis di pelukannya itu. "Kemarin aku melakukannya tidak terlalu lama dan kamu tidak bisa berjalan hari ini? Apa tidak terlalu berlebihan?" ucapnya dengan ekspresi bingung.

Setiap kali Mo Qing membuka mulutnya, entah mengapa selalu dapat membuat Gu Xiaoran menjadi naik pitam dalam waktu sepersekian detik saja. Pengalaman pertamaku direbut begitu saja selama dua hari berturut-turut dan dia mengatakan jika dia melakukannya tidak terlalu lama? Gumamnya dalam hati yang kesal setengah mati. Ingin rasanya dia memaki pria itu hingga puas, namun sayangnya dia sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk melakukannya, sehingga dia hanya mendorongnya dengan keras.

"Minggir," kata Gu Xiaoran dengan ketus sambil berusaha berjalan dengan pincang di kakinya.

Melihat kaki Gu Xiaoran yang pincang, Mo Qing jadi memerhatikan luka yang ada di kakinya. "Kamu terluka?" tanyanya sambil menarik gadis itu ke arahnya.

"Bukan urusanmu. Biarkan aku pergi," balas Gu Xiaoran dengan dingin.

Mo Qing menatap mata Gu Xiaoran dengan marah. Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, dia menggendongnya dan langsung memasukkannya ke dalam mobil sambil mengabaikan tubuh kecil yang meronta-ronta di dalam pelukannya itu.

Gu Xiaoran berusaha menendang-nendang dengan putus asa untuk melepaskan dirinya dari pelukan pria bajingan itu. Sementara Mo Qing kembali menatapnya tajam dan tiba-tiba meraih kakinya, lalu menekannya dengan cekatan sehingga gadis itu tidak lagi dapat bergerak. Namun, celana jeans yang ketat itu membuatnya tidak dapat menggulungnya ke atas untuk membersihkan lukanya. Jadi, dia pun memindahkan tangannya dan berusaha membuka kancing celana jeans gadis itu.

Akan tetapi, Gu Xiaoran terus memberontak dan meronta. Sampai mati sekalipun, dia tidak akan membiarkan Mo Qing membuka kancing celananya.

Melihat Gu Xiaoran yang terus-terusan meronta, membuat kesabaran Mo Qing habis begitu saja. Dia kini terlihat melepaskan ikat pinggangnya, menyatukan kedua tangan gadis itu dan mengikatnya ke sandaran kursi di atas kepalanya. Dengan cepat dan cekatan dia akhirnya berhasil melepaskan celana jeans gadis itu. Begitu celana itu terlepas, muncul sebuah pemandangan indah celana dalam satin putih polos yang dibelinya, sungguh terlihat seksi dan menggoda.

Penampilan Gu Xiaoran yang mengenakan celana jeans dan kaus putih, terlihat segar dan cerah seperti kapas lembut yang baru saja muncul di musim semi, sangat imut dan menggemaskan. Dan saat ini dia terlihat sangat seksi dan menawan. Mo Qing pun tidak berani menatap gadis itu lebih lama. Dia segera menurunkan pandangannya dan melihat luka di lututnya dengan darah segar yang masih mengalir. 

Mo Qing sontak mengerutkan keningnya dan berkata, "Kamu benar-benar cukup bodoh."

Mendengar hinaan itu membuat Gu Xiaoran tidak mau kalah dan segera membalas perkataan Mo Qing. "Kamu yang bodoh!" makinya ketus.

Jelas-jelas Mo Qing yang menyebabkan kakinya menjadi tidak bertenaga sehingga terjatuh di tangga. Gu Xiaoran yang kesal setengah mati memanfaatkan pria yang perhatiannya sedang tidak fokus itu. Dia tiba-tiba mengangkat kakinya dan menendang-nendang dengan ganas.

Mo Qing pun tidak lagi menghindarinya, melainkan segera meraih kaki Gu Xiaoran dan menekannya di kursi. Tangannya meraih kotak obat dan mengoleskan obat pada luka gadis itu. Pekerjaan ini merupakan cobaan berat baginya karena setelah membersihkan luka dan mengolesi lukanya dengan obat, kini gairah yang menyala-nyala telah menguasai dirinya.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.