Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Sepenuh Hati Ingin Menghabisi Dirinya (2)



Sepenuh Hati Ingin Menghabisi Dirinya (2)

0

Sosok familiar itu tertangkap pandangan mata Gu Xiaoran. Dan bagaikan guntur raksasa, hal itu terasa menghancurkan hatinya menjadi berkeping-keping. Saat dia muncul di pintu, pria itu terlihat mendongakkan kepalanya, sosoknya tersembunyi di kegelapan sehingga wajahnya tidak terlihat jelas. Namun dia dapat merasakan tatapan mata pria itu terasa seperti sedang mengejeknya. Telapak tangannya saat ini terasa dingin. Mengapa dia masih ada di sini? Gumamnya.

0

Mobilnya yang mencolok terparkir manis di depan pintu, belum lagi sosok pria itu yang tinggi menjulang duduk manis di atas kap mobilnya. Tidak mungkin rasanya jika Han Ke tidak menyadari keberadaan pria itu. Perasan Gu Xiaoran menjadi tidak karuan, pikirannya tidak mampu mencerna apa yang sebenarnya sedang terjadi saat ini. Guncangan yang berlebihan pada emosinya dan kemarahan yang tidak terkendali, menghantam alam bawah sadarnya. Tidak lama kemudian, ponselnya berbunyi. Nama Mo Qing tertera pada layarnya.

"Kamu kenapa masih belum pergi juga?" cecar Gu Xiaoran tepat setelah teleponnya tersambung. Amarahnya meledak, dia menutup pintu dan berbisik pada ponselnya.

"Aku ingin melihat bagaimana kamu menghabiskan malam pertunanganmu," kata Mo Qing dengan santai dari seberang sana.

"Bajingan!" maki Gu Xiaoran di telepon.

Han Ke yang mendengar suara Gu Xiaoran memaki seseorang dari arah pintu, berpikir bahwa gadis itu baru saja memaki dirinya. Seketika itu juga meledaklah amarahnya. "Gu Xiaoran, berhenti berlagak sok suci! Mas kawin hasil hubungan gelap mu dengan Mo Qing bisa-bisanya sampai diletakkan di depan rumah seperti ini!" makinya yang naik pitam.

Mahar? Apa maksudnya? Gumam Gu Xiaoran yang bertanya-tanya dalam hati. Dia sungguh tidak paham dengan perkataan Han Ke barusan.

"Keluar sekarang juga." perintah Mo Qing terdengar dingin dari seberang telepon.

"Jangan mimpi kamu," ucap Gu Xiaoran yang kesal sambil mengeraskan rahangnya dengan penuh kebencian.

"Kalau begitu aku akan masuk ke dalam untuk mencarimu," tutur Mo Qing singkat, lalu menutup telepon tanpa menunggu jawaban Gu Xiaoran.

Gu Xiaoran benar-benar menjadi gila rasanya. Dia tahu benar bahwa apa yang telah keluar dari mulut Mo Qing, maka akan benar-benar dilakukan olehnya. Jika tadi dia mengatakan akan masuk untuk mencarinya, maka pria itu dapat benar-benar kemari untuk mencarinya. 

Sepasang pria dan wanita mesum itu masih belum juga menyelesaikan sesi panasnya. Jika Mo Qing benar-benar datang dan mengatakan sesuatu yang mengerikan, bisa-bisa dunia akan kiamat hari ini juga bagi Gu Xiaoran. Dia sama sekali tidak mau mengambil resiko itu, sehingga akhirnya dia melangkahkan kaki dan berjalan keluar sambil mendengus kesal. Sabar… Sabar… Batinnya pada dirinya sendiri.

Dengan kasar, Gu Xiaoran membuka pintu dan berjalan keluar tanpa menoleh sedikit pun ke arah dua insan yang terkejut melihat keberadaannya yang tiba-tiba. Ketika Han Ke melihatnya berjalan menuju ke mobil, matanya melotot marah. Pria itu terlihat sangat kesal saat ini.

Seorang pria terlihat duduk di kursi depan dengan sangat elegan dan berwibawa. Pria itu mengenakan setelan jas mahal yang menambah kesempurnaan penampilannya. Han Ke teringat akan nama pria tampan itu, Lin Yizhi, tangan kanan Mo Qing. Orang yang mengantar mobil ini boleh dibilang adalah salah satu orang yang sangat berpengaruh di Imperial Group. Teringat akan hal ini, membuatnya tidak berani untuk membuat keributan. Dia hanya bisa menahan emosinya dan menyaksikan pemandangan yang ada di depan matanya.

Mo Qing melangkah maju sambil membawa kunci mobil di tangannya. Dia menunduk dan mendekatkan wajahnya ke samping telinga Gu Xiaoran, bibirnya hampir saja menyentuh telinga gadis itu. "Mobil ini adalah salah satu mahar yang diberikan oleh Tuan Muda Mo Qing untuk Nona Gu Xiaoran," ucapnya sambil tersenyum menggoda.

"Sakit jiwa," kata Gu Xiaoran sambil membalikkan badannya dan berjalan pergi tanpa mengambil kunci mobil. Ternyata Mo Qing mengirimkan sebuah mobil mewah dengan harga selangit untuk dihadiahkan kepadanya. Sangat wajar jika tidak akan ada orang yang percaya padanya jika dia mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki hubungan apa-apa dengan orang nomor satu di Imperial Group itu.

Han Ke menikahi Gu Xiaoran adalah untuk mempermalukannya dan juga untuk memperingati ayahnya agar mematuhi setiap perkataannya. Secara tidak langsung adalah untuk memberitahu ayahnya agar jangan berani macam-macam padanya dan pada saat yang sama demi membentuk citra yang baik hati di khalayak ramai. Tetapi justru di hari pertunangannya, hubungan antara Gu Xiaoran dan Mo Qing malah terungkap. Ini tidak diragukan lagi merupakan sebuah tamparan keras bagi wajah Han Ke. Kejadian hari ini sangat jelas membuatnya kehilangan harga dirinya.

Mo Qing tampaknya benar-benar sepenuh hati ingin menghabisi dirinya kali ini.

"Jika aku tidak salah ingat, bukannya di surat perjanjian nikah kalian ada satu kesepakatan antara kamu dan Han Ke yang menyatakan tidak boleh memasuki properti pribadi milikmu di malam hari?" tanya Mo Qing sambil menatap Gu Xiaoran dengan penuh percaya diri.

Rumah ini memang diberikan oleh Mo Qing pada Gu Xiaoran, sehingga properti tersebut merupakan harta pribadi miliknya. Itu pun juga berkat pria di hadapannya ini, sampai dia terpaksa menandatangani surat perjanjian untuk menikah dengan Han Ke. Ada salah satu ketentuan dalam perjanjian pernikahannya itu yang menyatakan bahwa kecuali dia mengizinkan, tunangannya tidak diperbolehkan untuk memasuki kediaman pribadinya. Ketika dia mengajukan ketentuan yang satu itu, dia hanya bermaksud untuk menyewa rumah tinggal tempat pelariannya jika dirinya sedang merasa sedih atau sedang ingin menyendiri. Namun, dulu tunangannya bersikeras bahwa menyewa rumah tidak termasuk pada poin perjanjian yang satu itu.

Ayahnya bangkrut dan kehilangan semua uangnya, sehingga Gu Xiaoran juga menjadi jatuh miskin dan tidak punya rumah. Apabila sewa rumah tidak dihitung, itu sama saja dengan sebuah ketentuan perjanjian yang sia-sia dan tidak berguna.

Mo Qing bahkan tahu isi perjanjian antara Gu Xiaoran dengan Han Ke. Sehingga ketika dia bertunangan, pria itu langsung memberikan hadiah sebuah rumah atas namanya pribadi. Jika dia tidak menerima rumah ini, maka dia harus menerima untuk terus menerus dihantui oleh keberadaan tunangannya.

Menerima rumah ini, memang dapat mencegah Han Ke semakin meremehkan dan melecehkannya. Namun hal ini justru membuat hubungannya dengan tunangannya itu menjadi semakin tidak baik karena telah mencoreng muka dan mempermalukannya.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.