Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Pernikahan Settingan (2)



Pernikahan Settingan (2)

0

"Jelek sekali," ucap Mo Qing menatap Gu Xiaoran dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. Wajahnya terlihat begitu kecewa seolah sedang menatap sebuah produk gagal di depan matanya.

0

"Bukan untuk kamu lihat," balas Gu Xiaoran dengan wajah kesal. Ekspresi wajahnya yang sekarang ini baru benar-benar terlihat sangat jelek.

"Tadi kenapa kamu tidak membiarkannya untuk menciummu?" tanya Mo Qing.

"Tidak ada urusannya denganmu. Minggir!" ucap Gu Xiaoran dengan ketus.

"Pasti kamu tidak ingin melakukan hal itu dengannya, kan?" sahut Mo Qing sambil dengan lembut mengangkat wajah Gu Xiaoran. Lalu, dalam sekejap telah menyatukan bibirnya dengan bibir gadis itu.

Gu Xiaoran sempat tertegun beberapa saat hingga akhirnya bereaksi dan berusaha untuk melepaskan bibirnya dari lumatan bibir Mo Qing. Namun seberapa pun dia berjuang untuk melepaskan diri dari pria itu, sama sekali tidak membuahkan hasil.

Mo Qing dengan agresif melumat bibir dan lidah Gu Xiaoran, hingga membuatnya kehabisan napas. Melihat gadis itu tampak kesulitan bernapas, dia pun melepaskan bibir mereka. "Kalau denganku tidak apa-apa, ya?" Dia menggoda sambil tersenyum licik.

Sangat kesal mendengar perkataan itu, Gu Xiaoran melemparkan sertifikat tanah yang masih dipegangnya itu ke wajah Mo Qing. Namun, dengan tenang dia memungut sertifikat tanah yang kini telah terjatuh di lantai. 

"Simpan tenagamu, hari masih panjang," kata Mo Qing sambil menggenggam tangan mungil Gu Xiaoran.

Wajah Gu Xiaoran terlihat begitu marah saat ini. "Apa yang kamu inginkan?" ucapnya dengan sangat marah. Namun pria yang diajaknya bicara hanya tersenyum ringan tanpa menjawab pertanyaannya. "Aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi sekarang. Apa lagi yang kamu inginkan dariku?" sambungnya sambil mengepalkan tangannya membentuk sebuah tinju. Dia berusaha menahan emosinya dan memastikan suaranya tidak sampai terdengar oleh para tamu yang berada di luar.

Para tamu yang datang terlihat bersikap baik padanya dan sengaja mengacuhkan Han Ke. Hal itu pasti merupakan akal-akalan Mo Qing untuk membuat tunangannya kesal. Setelah hari ini, pasti akan muncul banyak gosip tentang hubungan dirinya dengan Tuan Muda Mo. Ditambah lagi, dia secara tidak sengaja telah mempermalukan Han Ke di hadapan teman-teman dan tamu pentingnya hari ini. Gu Xiaoran sungguh tidak dapat membayangkan hidupnya kelak.

"Jangan bilang kalau kamu mengira bahwa kamu akan dapat terbebas dariku setelah kamu menikah dengan Han Ke. Aku membiarkanmu menikah dengannya karena hanya dengan cara ini kamu dapat mengerti betapa bodoh dan tidak ada gunanya semua usahamu itu," ujar Mo Qing sambil mengedikkan bahunya dengan angkuh.

"Aku lupa memberitahu padamu kemarin, tidak akan ada orang yang dapat memiliki dirimu selain aku," sambungnya lagi.

"Aku akan segera menikah dengan orang lain, kamu tahu akan hal itu," balas Gu Xiaoran yang merasa jengah.

"Aku berubah pikiran. Aku akan memberimu 100 juta Yuan agar kamu menjadi milikku. Atau aku dapat mengurus agar ayahmu tidak perlu mendekam di dalam penjara. Bagaimana menurutmu?" ucap Mo Qing dengan santai.

"Mo Qing, kamu benar-benar keterlaluan," ucap Gu Xiaoran yang sangat marah. Jelas-jelas kasus ayah masih dalam penyelidikan, atas dasar apa dia mengatakan seolah-olah ayah sudah pasti akan masuk penjara? Batinnya dalam hati. Namun ketika teringat akan sertifikat vila di Teluk Jinsha yang diberikan ayahnya kepadanya, dia sadar bahwa kemungkinan besar kasus ayahnya cukup berat.

"Sayangku, hari ini adalah hari bahagiamu. Jangan muram seperti itu, seolah-olah aku memperkosamu saja," kata Mo Qing sambil tertawa bercanda.

"Dasar tidak tahu malu!" maki Gu Xiaoran pada Mo Qing. Dia memang memperkosaku kan kemarin! Geramnya sambil menggertakkan giginya dengan kesal.

"Ya memang sudah dari sananya, apa boleh buat?" sahut Mo Qing acuh.

Untung saja pria itu tidak menyangkal atau balik memakinya. Jika tidak, Gu Xiaoran telah bersiap untuk meluapkan emosinya hingga sepuasnya. "Aku dan ayahku sudah begitu sengsara saat ini. Apa masih belum cukup bagimu?" tanyanya sambil menahan rasa perih di hatinya.

"Tentu saja tidak cukup. Masih jauh dari kata cukup."

"Apa lagi yang kamu inginkan dariku?" ucap Gu Xiaoran dengan lirih. Dia sungguh tidak habis pikir akan pria yang begitu terobsesi untuk menyiksanya ini.

"Apa yang aku inginkan, tidak mampu kamu berikan padaku sekarang. Maka dari itu, kamu tidak perlu untuk bertanya tentang hal ini lagi. Jika waktunya tiba, kamu akan tahu dengan sendirinya."

"Jika kamu tidak mengatakannya, bagaimana aku tahu apa yang kamu inginkan? Lebih lagi, bagaimana aku tahu apa aku mampu memberikannya padamu atau tidak?"

"Memangnya apa yang tersisa padamu sekarang? Tubuhmu?" ucap Mo Qing penuh kemenangan sambil memeluk pinggang Gu Xiaoran dan menekan tubuh gadis itu pada tubuhnya.

"Menjijikkan!" Gu Xiaoran menyentakkan tangan Mo Qing dan berusaha membebaskan dirinya dari pelukannya.

"Oh! Kemarin malam kan aku telah mencicipinya. Aku menyukai rasanya. Tapi kalau hanya sekali itu saja, rasanya masih kurang," ujar Mo Qing sambil mendekatkan kepalanya ke telinga Gu Xiaoran, lalu menjilat daun telinga gadis itu dengan lembut.

Gu Xiaoran tersentak seketika dan segera mendorong Mo Qing kuat-kuat. "Lepaskan aku!" serunya geram.

"Lihat, yang begini saja kamu tidak mau mengabulkan permintaanku. Apa lagi yang mau kita bicarakan?" sindir Mo Qing licik.

"Jelas-jelas kamu bukan menginginkan hal ini," kata Gu Xiaoran, lalu dia menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.