Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Pinjam Tunanganmu Sebentar (2)



Pinjam Tunanganmu Sebentar (2)

0

Gu Xiaoran tidak berani banyak bergerak saat ini. Dia takut jika dia terus-terus memberontak, maka roknya akan terangkat dan memperlihatkan auratnya dibalik rok yang tidak tertutup sehelai benang pun itu.

0

Mo Qing kemudian melemparkan Gu Xiaoran di kursi belakang. Tanpa menunggu gadis itu untuk sempat duduk, dia menyusul masuk ke dalam mobil. Dengan cepat dia memanfaatkan posisi gadis itu yang masih berbaring di kursi belakang, lalu menindihnya di bawah tubuhnya.

Bajunya yang terangkat karena dilempar begitu saja masuk ke dalam mobil menyebabkan kulit Gu Xiaoran bersentuhan dengan gesper sabuknya yang dingin. Hal itu membuat tubuhnya menegang seketika dan kakinya secara tidak sadar merapat. Di mata orang lain, dia tampak seperti sedang melingkarkan sepasang kakinya yang mulus dan putih di pinggang pria jangkung itu.

Setelah sopir mobil mewah itu menutup pintu, tidak lama kemudian, mobil melaju pesat meninggalkan tempat tersebut.

Mo Qing melepaskan ikat pinggangnya. Dia menggunakannya untuk mengikat kedua tangan Gu Xiaoran dan menggantungkannya pada pintu di atas kepalanya, sehingga kedua tangan mulus itu terkunci di atas kepalanya.

Gu Xiaoran yang tidak tahu apa yang akan dilakukan Mo Qing padanya kali ini. Dia merasa sangat takut dan cemas saat ini. "Han Ke memang tidak sekuat dan sekaya dirimu. Tapi aku rasa dia tidak akan membiarkanmu untuk mempermalukannya seperti ini," ucapnya.

"Aku baru saja menjanjikan untuk memberikan sebagian saham untuknya kemarin. Apa kamu pikir dia akan menolak saham itu demi dirimu saat ini?" cibir Mo Qing penuh percaya diri.

Han Ke memang sangat posesif dan memiliki ambisi besar. Namun, demi meraup keuntungan sebesar mungkin, maka dia akan rela melakukan segalanya. Bahkan jika saat ini pertanyaan itu dilontarkan di hadapan Han Ke, Gu Xiaoran yakin, bahwa tunangannya itu hanya akan menahan amarahnya dan menyunggingkan senyum di bibirnya.

Gu Xiaoran membuka mulutnya ingin membalas perkataan Mo Qing. Namun, akhirnya dia gagal menyangkal perkataan pria itu mengenai tunangannya, Han Ke. "Apa yang sebenarnya kamu inginkan setelah membuat hidupku hancur seperti ini?"

"Aku tidak menginginkan apa-apa. Aku hanya ingin kamu merasakan nikmatnya malam pertama pertunanganmu sampai bagaikan di surga. Dan tentu saja bukan dengan Han Ke, melainkan dengan aku, Mo Qing," tuturnya yang terdengar sangat bangga.

Gu Xiaoran tiba-tiba menyadari sesuatu dan wajahnya langsung memucat seketika. "Dasar sakit jiwa! Lepaskan aku!"

Mo Qing mengangkat tubuhnya dan menatap Gu Xiaoran sambil tersenyum. Di matanya terpancar tatapan licik dan terlihat dingin. Perlahan-lahan dia kembali menundukkan kepalanya mendekati wajah gadis itu. Aku hanya ingin kamu memikirkanku seorang ketika kamu terpikir akan hal itu. Aku hanya ingin kamu tidak membiarkan seorang pun untuk menyentuhmu kecuali aku, batinnya.

"Tidak! Hentikan!" Ekspresi Gu Xiaoran terlihat begitu takut dan marah. Dia berusaha keras untuk menghindar dari ciuman panas Mo Qing. Namun, segala usaha yang dia lakukan tampak tidak ada gunanya. Saat ini, bibir lembut dan panas itu telah melekat erat pada setiap jengkal tubuhnya. Dia benar-benar tidak dapat menghindarinya, sama sekali tidak bisa. Sekeras apa pun usahanya, tenaganya tidak cukup kuat untuk melawan pria itu. Kini dia hanya dapat memalingkan wajahnya dan melihat lampu lalu lintas di luar jendela. Merah, berubah menjadi kuning, lalu berubah menjadi hijau.

"Baru begini saja sudah tidak tahan lagi. Bagaimana di ranjang nanti?" goda Mo Qing.

"Tidak tahu malu!" maki Gu Xiaoran tanpa menatap mata Mo Qing. Wajahnya terlihat memerah dan napasnya terdengar sedikit memburu.

Mo Qing hanya tersenyum sambil menurunkan rok Gu Xiaoran yang tadinya terangkat. Lalu, perlahan-lahan pria itu melepaskan ikatan tangannya. Ketika menoleh, dia menemukan bahwa mobil itu telah terparkir di depan sebuah vila mewah.

"Apa kamu suka dengan hadiah yang aku berikan untukmu?" tanya Mo Qing sambil mengulurkan tangan dan mengangkat sehelai rambut Gu Xiaoran yang mengganggu di wajahnya.

Gu Xiaoran mengepalkan tangannya, emosinya kini telah naik sampai ke ubun-ubun. Begitu menyedihkan, dirinya yang saat ini, telanjang dan tidak memiliki apa-apa. Hidupnya kini berada di dalam genggaman pria berhati dingin yang ada di hadapannya sekarang. Apa pun yang Mo Qing inginkan, dia hanya dapat menurutinya. Dengan siapa dia harus menikah, di mana dia akan tidur di malam hari, semuanya itu hanya atas persetujuan pria itu.

"Mo Qing, kamu sungguh-sungguh sakit jiwa!" maki Gu Xiaoran dengan setengah berteriak. Dia mendorong pintu mobil dengan keras, namun tidak juga berani turun dari mobil. Dia takut jika Han Ke diam-diam mengirimkan orang untuk mengikuti dan mengawasinya. Mo Qing membawanya kemari, tidak mungkin tidak ada orang yang melihat.

"Mengapa kamu tidak turun dari mobil? Apa masih ingin melanjutkan yang tadi itu?" goda Mo Qing sambil tersenyum licik.

Wajah Gu Xiaoran berubah seketika, dia pun segera membalikkan badannya dan turun dari mobil. Begitu turun dari mobil, dia menyadari bahwa kakinya terlalu lemas untuk berdiri. Jika Mo Qing tidak dengan sigap memeluk dan menggendongnya, pantatnya kini pasti sudah mencium aspal yang keras.

Melihat hal itu Mo Qing merasa sangat puas. Dia terlihat tersenyum penuh kemenangan, memeluk Gu Xiaoran dan membawanya berjalan menuju ke tangga masuk vila.

Sementara Gu Xiaoran mengamati sekelilingnya dengan cepat. Seketika itu juga wajahnya menjadi sangat pucat.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.