Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Pinjam Tunanganmu Sebentar (1)



Pinjam Tunanganmu Sebentar (1)

0

Tubuh Gu Xiaoran menempel di pintu sementara sosok pria tinggi dengan aura panas dan berkeringat menekannya dari belakang. Pria brengsek itu masih belum benar-benar puas tampaknya. Dia dapat merasakan hal itu, napas Mo Qing masih terdengar memburu dan berhembus di tengkuknya. 

0

Selang beberapa saat, Han Ke mengulurkan tangannya meraih pegangan pintu, lalu terlihat kenop pintu berputar perlahan. Seketika itu juga, paru-paru Gu Xiaoran seakan kehabisan oksigen. Jantungnya bagaikan hampir melompat keluar dari dadanya. Begitu pintu itu terbuka, maka tunangannya itu pasti akan langsung melihat pemandangan yang menakjubkan terpampang di depan matanya

Sedangkan Mo Qing sama sekali tidak berniat untuk mengunci pintu tersebut dan malah menarik wajahnya dan mencium bibirnya dengan ganas. Gu Xiaoran sama sekali tidak bisa melawan saat ini dan hanya dapat melirik Han Ke dengan ujung matanya. Dia tidak berani melakukan perlawanan ataupun menimbulkan suara bahkan mengembuskan napas sekalipun.

Waktu seolah berjalan dengan sangat lambat saat itu. Terdengar suara 'klik' dari gagang pintu yang terbuka. Gu Xiaoran benar-benar putus asa dan pasrah akan apa yang akan terjadi jika Han Ke melihat dirinya saat ini.

Pada saat yang sama, Lin Yizhi terlihat berjalan mendekat ke arah Han Ke dengan penuh wibawa. Menyadari kedatangan pria tersebut, membuat tunangan Gu Xiaoran itu melepas gagang pintu untuk menyambutnya.

Seketika itu juga perasaan lega mengalir pada hati Gu Xiaoran, seolah seluruh tubuhnya disiram oleh air dingin yang menyejukkan. Dia menoleh kebelakang dan melihat Mo Qing sedang menatapnya dengan sinis. Perasaan kesal kembali menyelimuti hatinya. Pria itu telah berbuat sedemikian pada dirinya, jadi tidak berhak untuk menatapnya dengan sinis seperti itu. Namun, karena dia tahu bahwa Han Ke masih berada di depan pintu, dia mau tidak mau menahan diri, walaupun hatinya benar-benar sangat ingin memaki dan mengutuknya saat ini.

"Tuan Muda Mo meminta saya untuk menyampaikan kepada Direktur Han, bahwa Tuan Muda Mo meminta izin untuk meminjam tunangan Anda sebentar," ucap Lin Yizhi sambil tersenyum dengan sopan.

Meminjam tunangan Anda? Omong kosong macam apa itu? Batin Han Ke tidak habis pikir. Dia hanya terdiam dan tertegun di tempatnya berdiri. Dan ketika dia telah mendapatkan kesadarannya kembali, Lin Yizhi telah berbalik dan berjalan menjauh.

"Sialan!" maki Han Ke sambil memukul pintu dengan keras. Dia benar-benar tidak habis pikir sejak kapan Gu Xiaoran, pelacur kecil itu memiliki hubungan dengan Mo Qing. Tidak lama kemudian, beberapa temannya tampak datang mendatanginya. Sehingga tidak peduli seberapa marahnya, dia harus menjaga emosinya, memasang senyum pada wajahnya dan berjalan mengikuti teman-temannya itu pergi.

Mata Gu Xiaoran terus memerhatikan punggung Han Ke yang berjalan menjauh. Dia ingin memastikan bahwa pria itu tidak akan masuk ke dalam ruangan ini dan melihat dirinya sekarang. Setelah memastikan bahwa tunangannya telah benar-benar pergi, tubuhnya yang tadinya begitu tegang, langsung menjadi lemas seketika. Dia lantas mengembuskan sebuah napas lega. 

Setelah beberapa saat, Gu Xiaoran akhirnya mendapatkan kesadarannya kembali. "Dasar pria bajingan!" umpatnya dengan sepenuh hati. Sedangkan pria yang dimakinya terlihat santai dan sama sekali tidak terpengaruh akan umpatan yang dilontarkannya.

"Memangnya kapan aku pernah bilang kalau aku orang yang baik?" balas Mo Qing acuh.

"Mo Qing, semua yang kamu lakukan padaku ini pasti akan aku balas berlipat kali ganda suatu hari nanti!" ucap Gu Xiaoran dengan napas yang naik turun menahan emosi yang bergelora di hatinya.

"Baiklah. Terserah kamu saja, yang penting jangan membuatku menunggu terlalu lama. Menunggu itu membosankan. Kamu tahu itu, kan?" sahut Mo Qing santai. Sudah tiga kali Gu Xiaoran mengancamnya dengan ancaman yang sama hari ini. Bukannya takut akan ancaman tersebut, dia malah kembali memajukan kepalanya dan mencium bibir merah gadis itu. Seolah-olah seperti sedang melihat gadis kecil yang sedang mengomel karena harinya yang buruk di sekolahan.

Setelah melepaskan ciumannya, Mo Qing mengambil langkah mundur dan merapikan pakaiannya. Sedangkan kaki Gu Xiaoran sudah begitu lemas, hingga gadis itu terkulai lemas dan terduduk di lantai. Matanya menatap pakaian dalamnya yang sudah tidak berbentuk, tergeletak mengenaskan di atas sofa. Jika sudah begitu, bagaimana mungkin dia dapat pergi keluar untuk menyambut tamu nantinya.

Mo Qing melirik Gu Xiaoran, mengikuti arah tatapan matanya dan melihat pakaian dalam gadis itu yang tadi dirobeknya begitu saja. Dia mengambilnya dengan santai dan memberikannya pada pemiliknya.

Melihat hal itu, membuat mata Gu Xiaoran menatap tajam pada Mo Qing, seolah ingin menusuknya dengan tatapan tersebut. Dia segera mengambil dengan kasar pakaian dalamnya dari tangan pria itu dan membuangnya langsung ke tempat sampah.

Mo Qing menundukkan tubuhnya dan jari-jarinya yang ramping meraih dagu Gu Xiaoran. Tatapan matanya terlihat sibuk memandangi setiap helai rambut gadis itu yang acak-acakan, ekspresi wajahnya yang muram dan tatapan matanya yang terlihat seolah ingin membunuh dirinya. Melihat semua hal itu membuat dia mengembangkan sebuah senyum simpul pada wajahnya. "Lebih seksi dan menggoda kalau tidak pakai seperti ini."

"Enyah dari hadapanku!" bentak Gu Xiaoran yang sudah tidak tahan lagi.

Namun, Mo Qing tidak memedulikan hal itu. Dia malah menarik tangan Gu Xiaoran, membuka pintu dan berjalan keluar.

"Apa yang akan kamu lakukan?" jerit Gu Xiaoran karena panik. Saat ini, dia tidak menggunakan pakaian dalam di balik gaunnya. Ditambah lagi rambutnya yang tidak karuan semakin memperburuk penampilannya.

"Apa kamu tidak mendengar apa yang tadi Lin Yizhi katakan pada Han Ke? 'Meminjam tunanganmu sebentar' Tentu saja aku akan meminjam dirimu sebentar dari tunanganmu sekarang," ujar Mo Qing yang tersenyum licik sambil terus berjalan keluar.

Wajah Gu Xiaoran berubah seketika. Dia pun berusaha keras untuk melepaskan diri dari Mo Qing. "Kamu gila! Lepaskan aku sekarang!" serunya dengan tegas. Hari ini adalah hari pertunangannya. Jika dia pergi saat ini, entah apa jadinya dengan harga diri Han Ke. Pria itu benar-benar akan kehilangan wajahnya apabila itu terjadi.

Namun, Mo Qing menarik tangan Gu Xiaoran yang berpegangan erat pada gagang pintu, lalu menggendong gadis itu di bahunya dan keluar melalui pintu belakang. Di pintu keluar, sebuah mobil Rolls-Royce berwarna silver telah terparkir dengan manis di sana. Begitu menyadari keberadaan mereka, supir mobil mewah tersebut segera turun dari mobil dan bergegas untuk membukakan pintu bagi mereka.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.