Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Terlalu Menggoda!



Terlalu Menggoda!

0

"Mobilnya kan tidak sampai tergores…" ucap Gu Xiaoran ketakutan. Dirinya enggan untuk masuk ke dalam mobil dan membiarkan dirinya ditindas lagi oleh pria menyebalkan itu.

0

"Jangan sampai aku menyuruh orang untuk turun dan menangkapmu!" bentak Mo Qing dengan nada bicara yang terdengar naik tiga oktaf sekaligus.

Ancaman Mo Qing membuat bulu kuduk Gu Xiaoran berdiri seketika. Dengan berat hati, akhirnya dia memberanikan diri untuk masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi belakang. Dia tahu jelas bahwa dia tidak akan mungkin dapat meloloskan diri dari pria berkaki jenjang itu, sehingga dia memilih untuk segera menyerahkan diri daripada harus menderita jika sampai tertangkap olehnya.

"Tutup pintunya!" bentak Mo Qing lagi dengan wajah ditekuk dan amarah menggebu.

Gu Xiaoran tetap tidak bergeming. Dia terlihat duduk tegak dengan kedua tangannya yang diletakkannya di atas lutut tanpa berniat untuk menutup pintu mobil sesuai dengan perintah Mo Qing. Dia telah memperkirakan, jika pria itu berbuat yang tidak-tidak padanya, dia akan segera kabur dari mobil tersebut. Namun jika pintu telah ditutup, maka dia tidak akan memiliki kesempatan untuk kabur sama sekali dan itu artinya, dia membiarkan dirinya masuk ke gua singa untuk yang kesekian kalinya lagi.

Melihat Gu Xiaoran sama sekali tidak bereaksi terhadap ancamannya, Mo Qing melingkarkan satu tangannya ke belakang kepala gadis itu dan mengarahkan tubuhnya padanya. Gu Xiaoran dapat merasakan hembusan napas pria itu pada dirinya. Napasnya sendiri mulai naik turun tidak karuan. Dia menyandarkan kepalanya dan menatap lurus pada wajah tampan yang sedang berada sangat dekat dengan wajahnya itu. Atmosfer di sekitarnya membuatnya tidak berani untuk bernapas. Dia merasa dirinya bagaikan roti lapis yang terhimpit erat pada sandaran kursi.

Brak! Klik!

Terdengar suara pintu mobil ditutup lalu dikunci. 

Gu Xiaoran seketika itu juga mengerutkan dahinya. Tidak ada jalan keluar lagi baginya saat ini, tamatlah sudah riwayatnya Namun anehnya, Mo Qing tidak kembali pada tempat duduknya. Tangan yang tadinya dia pakai untuk menutup pintu, kini telah diletakkannya pada sandaran kursi. Pria itu tidak menyentuhnya, hanya meletakkan kedua tangannya di antara kepalanya.

Terlalu menggoda! Batin Gu Xiaoran yang jantungnya berdebar dengan sangat kencang saat ini. Diam-diam dia melirik pada dua orang yang berada di kursi depan yang tidak menunjukkan reaksi apa pun.

Mo Qing kemudian menarik wajah Gu Xiaoran dan memaksanya agar kembali menatapnya kembali dengan agresif. Dia tidak membiarkan gadis itu melihat ke arah pria lain bahkan orang-orangnya sendiri sekalipun.

Wajah Gu Xiaoran memerah ketika napas hangat Mo Qing menyapu permukaan wajahnya. Sebuah perasaan geli dan hangat terasa pada kulit wajahnya. Dia berusaha keras untuk menenangkan dirinya, bahkan dia sangat berhati-hati dalam bernapas. Dia sangat takut jangan sampai dia membuat binatang buas di depannya itu menjadi semakin buas dan liar sehingga melakukan tindakan yang tidak diinginkannya.

"Apa yang membuatmu takut? Apa kamu takut pada mereka?" tanya Mo Qing sambil menoleh dan melirik ke arah Lin Yizhi dan sopir yang berada di kursi depan.

Gu Xiaoran hanya terdiam sambil menatap ke arah bawah, memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Mo Qing. Hal itu membuat bulu mata yang tebal dan panjang milik gadis itu terlihat bergetar lembut, bagaikan dua buah kuas lembut yang menyentuh dan menggelitik hatinya. Hal itu membuat sepasang matanya perlahan bergerak turun hingga berhenti pada bibirnya yang menawan. Bibirnya yang indah terlihat begitu menawan, merah merona, serta terlihat begitu lembut dan menggoda. Bagaikan ceri merah yang membuat orang yang melihatnya ingin memakan dan mencicipi rasanya.

Mata Mo Qing tiba-tiba berubah menjadi lebih gelap dan tajam. Dia menundukkan kepalanya dan menggigit ringan ceri merah yang ada di hadapannya. Dia sangat membutuhkan ceri merah itu untuk memuaskan dahaganya.

Mata Gu Xiaoran membelalak terkejut. Dia dengan cepat melirik ke arah kursi depan dengan perasaan tidak nyaman. Menyadari akan hal itu, Mo Qing mengerutkan bibirnya dan berkata, "Mereka tidak akan menoleh ke belakang."

Mereka mungkin memang tidak akan menoleh ke belakang, namun mereka pasti dapat mendengarnya tanpa perlu menoleh. Lagi pula, hanya dengan mengangkat pandangan sedikit saja ke arah kaca spion, seluruh pemandangan di kursi belakang akan dapat terlihat secara jelas.

Tubuh Gu Xiaoran bergerak-gerak dengan gusar. Melihat hal itu, Mo Qing dengan tidak sabaran menggenggam bagian belakang kepala gadis itu dan mencegahnya untuk terus bergerak-gerak tidak karuan. Dia kembali menurunkan kepalanya dan mencium bibir gadis itu dengan penuh gairah. Lumatan demi lumatan dia hujamkan pada bibir lembut yang sudah berubah menjadi semakin merah dibandingkan dengan sebelumnya.

Gu Xiaoran begitu menggoda, hanya dengan menyentuh tubuhnya mampu membuat gairah pada tubuh Mo Qing menggelora dengan luar biasa. Dirinya seolah terbakar seutuhnya oleh api gairah yang membuatnya menginginkan gadis itu kapan saja dan di mana saja.

Sementara itu, Gu Xiaoran dengan cemas dan gusar memegangi lututnya dengan kedua tangannya. Dia sangat ingin menggigit lidah yang sedang menjelajahi mulutnya saat ini. Namun dia tidak berani melakukan apa pun dan hanya berharap agar dia tidak menimbulkan suara-suara yang membuatnya lebih malu lagi dibandingkan dengan saat ini.

Suara hembusan napas Mo Qing terasa semakin berat, sampai-sampai seluruh mobil dipenuhi oleh hembusan napasnya yang memburu dengan hebatnya. Gu Xiaoran rasanya begitu malu dan marah setengah mati.

Sementara itu, dua orang yang berada di bangku depan bertindak seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Salah satunya terlihat memakai headphone di kedua telinganya sambil sibuk mengamati dokumen-dokumen yang ada di tangannya, sementara yang satunya lagi terlihat berkonsentrasi mengendarai mobil.

Tidak lama kemudian, mobil berhenti di depan sebuah kedai makanan yang menjual kepiting pedas.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.