Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Siapa yang Anda Sebut Perempuan Jalang?



Siapa yang Anda Sebut Perempuan Jalang?

0

"Dasar perempuan jalang! Beraninya kamu memaki putraku?" bentak Nyonya Feng sambil melayangkan tangannya ke wajah Gu Xiaoran.

0

Terkejut akan tindakan yang tiba-tiba tersebut, Gu Xiaoran hanya mampu menutup matanya erat-erat. Namun setelah beberapa detik berlalu, entah mengapa dia tidak merasakan adanya tamparan mendarat pada pipinya, sehingga dia perlahan-lahan membuka matanya. Di hadapannya kini tampak seorang pria tinggi nan kurus, pakaian yang dikenakannya terlihat mahal dan rapi, serta sepatu kulitnya terlihat mengkilat. Satu tangannya dimasukkannya ke saku celananya, sedangkan tangannya yang lain terlihat mencengkram kuat pergelangan tangan Nyonya Feng.

Wajahnya begitu dingin mencekam. Sensasi dingin pada mata gelapnya membuat orang yang menatapnya merasa ketakutan. Mo Qing! Batin Gu Xiaoran. Ya, pria yang berdiri di hadapannya itu adalah Mo Qing. Dia sama sekali tidak menyangka akan menemukan pria itu di sini sekarang. 

"Mengapa kamu bisa ada di sini?" tanya Gu Xiaoran dengan tatapan terkejut yang tidak dapat disembunyikan dari wajahnya.

"Menurutmu?" ucap Mo Qing singkat dan dingin. 

Gu Xiaoran menyadari bahwa Mo Qing pasti sudah mendengar mengenai permasalahannya. Secara tidak sadar, dia menggigit bibir bawahnya dan menundukkan kepalanya dengan lesu.

Melihat hal itu, Mo Qing mengerutkan keningnya. "Sudah berapa kali aku katakan padamu. Berhenti menggigiti bibirmu," katanya yang masih terdengar dingin.

Gu Xiaoran dengan cepat segera berhenti menggigiti bibirnya. Melihat sikap patuh gadis itu yang sangat jarang terlihat, sebuah perasaan senang meliputi hati Mo Qing. Lalu, berikutnya dengan cepat menoleh dan memandangi semua orang yang berada di ruangan itu dengan tajam.

"Kamu siapanya si perempuan jalang ini?" bentak ibu Feng Gang pada Mo Qing.

Perempuan jalang? Gumam Mo Qing dalam hati. Mendengar dua kata tersebut dan mengetahui siapa yang dimaksudkan oleh wanita angkuh yang ada di hadapannya itu, sontak membuat wajahnya terlihat sangat marah. Dia melayangkan kakinya dan menendang Feng Gang yang duduk bersandar pada sofa, hingga terjatuh ke lantai.

Feng Gang yang terkejut sama sekali tidak siap menerima perlakuan tersebut. Tubuhnya tergeletak lemas di lantai dan wajahnya terlihat pucat menahan rasa sakit yang teramat sangat. 

Semua orang terkejut termasuk Nyonya Feng yang terlihat membatu sejenak sebelum akhirnya bereaksi berlari ke arah Feng Gang dan membantu putranya tersebut. "Kamu berani-beraninya main tangan?!" bentaknya sambil menunjuk-nunjuk ke arah wajah Mo Qing.

"Siapa yang Anda maksud dengan perempuan jalang?" tanya Mo Qing dengan suara dingin yang terdengar sangat menyeramkan.

Baru saja Nyonya Feng menatap ke arah Gu Xiaoran dan hendak membuka mulutnya, sepatu kulit yang terlihat mengkilat itu telah menginjak dada Feng Gang kuat-kuat. Seketika itu juga Feng Gang mengerang kesakitan dan hampir menangis.

"Jika Anda berani sekali lagi menghinanya, aku akan menginjak putra Anda sekali lagi," ujar Mo Qing dengan datar dan dingin. Suaranya terdengar tegas, siapa pun yang mendengar perkataannya saat itu, pasti tahu bahwa dia tidak sedang main-main dengan ucapannya barusan.

Mata Gu Xiaoran mulai terasa perih menahan air mata yang hampir terjatuh karena menahan haru. Ayahnya selama ini selalu sibuk dengan pekerjaannya, hal ini membuat dirinya terbiasa hidup mandiri sejak kecil. Setiap siksaan ataupun hinaan yang diterimanya, pasti akan dirasakannya sendiri. Tidak pernah sekalipun ada orang yang mati-matian membelanya seperti saat ini.

"Ini tindak kekerasan namanya! Hubungi polisi!" seru ibu Feng Gang dengan murka. 

Ketua Komite Sekolah akhirnya tersadar dan bergegas pergi ke meja kecil yang ada di sampingnya. Ketika hendak mengangkat telepon, dia melihat Kepala Sekolah terburu-buru memasuki ruangan dengan wajah penuh keringat. Begitu memasuki ruangan, kepala sekolah segera tersenyum sopan pada Mo Qing dan berkata, "Tuan Muda Mo, maafkan saya. Sampai-sampai mengejutkan Anda akan masalah kecil seperti ini. Kejadian hari ini benar-benar merupakan kesalahan saya. Saya akan segera membereskannya."

Mendengar perkataan Kepala Sekolah, Mo Qing kembali mengernyitkan dahinya dan berkata, "Masalah kecil? Kalau saya tidak datang kemari, entah bagaimana kalian akan menyelesaikan permasalahan ini!" serunya dengan ketus. Nada bicaranya terdengar sangat marah, seolah sama sekali tidak terpengaruh oleh sambutan manis dari kepala sekolah barusan.

"Anda tidak perlu khawatir. Saya akan membereskan urusan ini segera," sahut Kepala Sekolah yang tampak ketakutan sambil menyeka keringat di dahinya.

Guru yang bertindak sebagai Ketua Komite Sekolah merupakan orang lama di sekolah itu. Dia sudah sangat mengenal orang seperti apa Kepala Sekolah mereka. Kepala Sekolah tidak akan mungkin bersikap hormat sampai menundukkan kepalanya berulang kali seperti itu jika sedang berurusan dengan orang biasa. Orang ini pasti bukan orang sembarangan. Menyadari akan hal itu, dia dengan segera meletakkan gagang telepon perlahan-lahan.

Nyonya Feng terlihat bingung saat ini. Ketika Kepala Sekolah bertemu dengan suaminya, bukan ekspresi seperti itu yang ditunjukkan olehnya. Jadi sebenarnya siapa pria ini hingga sanggup membuat kepala sekolah sampai ketakutan seperti itu? Batinnya penasaran.

Mo Qing kemudian kembali berjalan ke arah Gu Xiaoran. Tangannya diulurkannya untuk meraih gadis itu dan mengangkat wajahnya yang terus-terusan menatap ke lantai. "Jadi, apa yang sebenarnya terjadi sampai kamu memukulnya?" tanyanya sambil menatap mata gadis itu lekat-lekat.

Gu Xiaoran tidak berani berbicara. Dia mengalihkan pandangannya ke lantai untuk menghindari tatapan mata Mo Qing Dia hampir saja diperkosa oleh Feng Gang, jadi entah bagaimana mungkin dia dapat mengatakan hal itu di hadapannya.

Melihat Gu Xiaoran tetap terdiam, Mo Qing mengguncang ringan tubuhnya dan berseru, "Jawab aku!" Nada bicaranya terdengar sangat tegas dan menuntut jawaban darinya.

Gu Xiaoran menyadari bahwa dia tidak dapat terus-terusan menghindari pertanyaan Mo Qing. Dengan takut-takut dia menjawab, "Mereka mengikutiku sampai ke tempat parkir bawah tanah. Lalu menindasku."

"Siapa lagi?" tanya Mo Qing kali ini dengan wajah yang terlihat jauh lebih dingin dari sebelumnya.

"Sun Yang, Kong Zhixing dan…" kata Gu Xiaoran menyebutkan satu per satu nama orang-orang yang tadi terlibat pada kejadian tadi.

"Kamu bilang dirimu ditindas? Jelas-jelas anak saya terluka hingga tidak sadarkan diri karena perbuatanmu. Berani-beraninya kamu mengatakan bahwa anak saya menindasmu? Aturan dari mana itu?" bentak Nyonya Feng sambil menatap tajam pada Gu Xiaoran.

"Segera lakukan penyelidikan. Cek CCTV yang ada di tempat parkir tersebut," perintah Mo Qing tegas.

"Baik. Akan segera saya lakukan penyelidikan dan pengecekkan CCTV di area itu," tutur Kepala Sekolah, lalu dia sibuk memerintahkan untuk melakukan pengecekkan.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.