Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Lebih Baik Mati Saja (1)



Lebih Baik Mati Saja (1)

2Begitu Gu Xiaoran keluar dari bar, dia melihat Zhuo Ran sedang berdiri di depan pintu sembari menatapnya. Dia tahu bahwa Zhuo Ran ingin memintanya mengantar Yu Fei kembali.       2

Dengan spontan Gu Xiaoran langsung berjalan menuju mobil miliknya sendiri. Namun, pada saat itu juga Mo Qing tiba-tiba merangkul bahu Gu Xiaoran dengan erat, kemudian menyeret dan membawa Gu Xiaoran masuk ke dalam mobil miliknya.     

"Biarkan aku naik mobilku sendiri."     

"Tidak perlu, aku akan mengutus seseorang untuk mengambilkan mobilmu nanti."     

Gu Xiaoran menoleh ke arah Zhuo Ran yang sedang melihat mereka berdua, lalu dia melihat Yu Fei yang masih berpura-pura tak sadarkan diri. Seketika dia merasa bahwa Mo Qing yang biasanya bersikap acuh ini masih memiliki rasa pengertian.      

Akhirnya Gu Xiaoran pun masuk ke dalam mobil Mo Qing, sembari berkata kepada Zhuo Ran, "Zhuo Ran, tolong antarkan Bibiku pulang."     

Mo Qing segera menyalakan mobil dan sepertinya dia juga tidak berniat mengajak Yu Fei bersamanya.     

Mendengar Gu Xiaoran berkata seperti itu kepadanya, Zhuo Ran pun mengerutkan keningnya dan mau tidak mau dia pun berjalan menuju mobilnya sendiri. Lalu dia membuka pintu belakang dan meletakkan Yu Fei ke dalam mobil.     

Setelah pintu mobil tertutup, dalam hati Yu Fei mengutuk Gu Xiaoran karena meninggalkannya begitu saja. Namun saat dia merasakan ada seseorang yang menyentuh tubuhnya, dia tak bisa lagi menahan senyum bahagia yang tersemat di bibirnya.     

Diam-diam Yu Fei membuka matanya dan melihat Zhuo Ran dari jendela mobil saat dia berjalan menuju kursi pengemudi. Di momen ini Yu Fei menyipitkan matanya dan tersenyum lebar.      

Tadi Yu Fei sempat mengintip dan melihat kegagahan dan ketampanan Zhuo Ran saat berkelahi. Saat Zhuo Ran masuk ke dalam mobil, dia menoleh ke arah Yu Fei.      

Seketika Yu Fei langsung panik dan segera memejamkan matanya kembali.     

Saat ini, Yu Fei tiba-tiba memikirkan masalah lain yang paling penting. Saat aku tidak sadarkan diri dan diraba-raba oleh begitu banyak orang, bukankah Zhuo Ran juga melihatnya dalam keadaan seperti itu? Lalu, bagaimana aku harus menutupi rasa malu saat bertemu dengan Zhuo Ran nanti? Batin Yu Fei.     

Saat memikirkan hal ini, Yu Fei langsung panik dan merasa sangat malu. Namun Zhuo Ran tidak mengatakan apapun saat melihat Yu Fei gelisah dan berpura-pura pingsan.     

Meski demikian, Zhuo Ran tidak langsung membongkar kedok Yu Fei yang berpura-pura pingsan dan dia pun segera menyalakan mobil.     

Awalnya Zhuo Ran memiliki urusan lain yang harus dilakukan, tetapi karena ada Yu Fei, dia hanya bisa mengubah rencana dan memilih untuk kembali ke Vila Teluk Selatan terlebih dahulu.      

Saat mobil baru saja terparkir di Vila Teluk Selatan, pintu belakang tiba-tiba terbuka. Kemudian Yu Fei melompat keluar dari mobil sambil menutupi tubuhnya dengan pakaian Zhuo Ran. Yu Fei berlari kencang seperti kelinci ke kamar tamu.     

Melihat tingkahnya yang seperti ini, Zhuo Ran hanya bisa tertawa.     

Yu Fei tidak ingin berpura-pura lagi?     

Setelah masuk ke dalam kamar, Yu Fei langsung menutup pintu. Kemudian dia bersandar di pintu dan merasa sangat malu.      

Saat dia terbius, sebenarnya dia tidak pingsan. Sehingga dia bisa merasakan apa saja yang dilakukan orang-orang yang ada di sekitarnya.      

Namun tidak lama kemudian kesadarannya menjadi semakin kabur. Dalam keadaan linglung, Yu Fei masih bisa mendengar suara Gu Xiaoran, meskipun dia tidak sadar sepenuhnya, namun dia masih bisa mendengarnya.     

Karena hal itulah, saat Zhuo Ran mendobrak pintu dan menutupi tubuhnya dengan pakaiannya. Yu Fei sebenarnya mengetahui semua peristiwa itu, hanya saja dia tidak mampu membuka matanya karena lemas.     

Pada saat ini, Yu Fei tiba-tiba mengingat kembali saat dia diikat oleh Tuan Lei. Meskipun saat itu dia dipukuli, namun dia tidak dilecehkan oleh mereka.     

Sedangkan kali ini ada begitu banyak orang yang meraba tubuhnya dan membuat pakaiannya acak-acakan, dan pada saat itu juga Zhuo Ran berarti juga melihatnya dalam keadaan seperti ini.     

Saat Yu Fei memikirkan hal ini, dia semakin merasa panik dan malu untuk bertemu orang lain.      

Yu Fei pun menutupi wajahnya dan berjongkok. Dia merasa dirinya benar-benar dipermalukan.     

Tidak, aku tidak bisa tinggal di sini lebih lama lagi. Kata Yu Fei dalam hati.     

Yu Fei ingin segera mengemasi barang-barangnya dan melarikan diri dari sini. Namun tidak lama kemudian dia baru sadar bahwa barang-barangnya masih ada di kamar Zhuo Ran. Tapi jika dia pergi ke sana, dia pasti akan bertemu dengan Zhuo Ran.     

Karena ingin menghindari hal itu, Yu Fei memutuskan untuk tetap pergi dalam kondisi seperti ini.     

Lagi pula, Yu Fei masih bisa menelepon Gu Xiaoran untuk memintanya mengirimkan barang-barang miliknya. Akhirnya Yu Fei segera mengambil keputusan dan membuka pintu kamar.     

Saat jaket yang dikenakan sedikit melorot, Yu Fei baru sadar bahwa dia masih harus mengembalikan jaket ini kepada Zhuo Ran. Tetapi pada saat ini, Yu Fei sama sekali tidak ingin berani bertemu dengan Zhuo Ran.     

Yu Fei segera berlari ke lantai bawah dan melihat sekelilingnya, namun dia tidak melihat Zhuo Ran ada di sana. Kemungkinan Zhuo Ran sudah kembali ke kamarnya.      

Setelah memastikan suasana di sekitarnya sepi, Yu Fei langsung berlari secepat mungkin menuju mobil miliknya dan segera masuk.      

Yu Fei mengemudikan mobilnya dengan kencang untuk keluar. Mobil pun melaju kencang agar segera menjauh, dia tidak lagi bertemu dengan Zhuo Ran dalam hidupnya.     

Saat Zhuo Ran mendengar suara mobil, dia langsung melihat ke luar jendela dan pada saat itu juga kebetulan dia melihat mobil Yu Fei yang melaju pergi.     

Melihat hal itu, Zhuo Ran dengan ringan mengerucutkan bibirnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.