Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Beri Ayah Satu Suapan



Beri Ayah Satu Suapan

0Xiaohan menggigit-gigit hingga giginya merasa lebih nyaman, karena dia juga mendapatkan bubur apel dan wortel kesukaannya, dia tidak lagi menangis dan mulai tersenyum riang.       0

Seketika tangan kecilnya itu dilumuri bubur buah dan air liur.     

Gu Xiaoran melihat ke arah jaket mahal milik Mo Qing, lalu dia mengulurkan tangan untuk menggendong Xiaohan, "Biarkan aku menggendongnya."     

"Gu Xiaoran, yang tidak ada waktu untuk menggendong Xiaohan di siang hari bukan kamu saja."     

Xiaohan yang gemuk itu memeluk lengan Mo Qing dengan sangat nyaman, mana mungkin Mo Qing rela menyerahkan Xiaohan kepada Gu Xiaoran. Mo Qing mencium pipi gemuk Xiaohan yang lembut seperti mencium kelinci yang beraroma permen susu, hal itu membuat Mo Qing merasa gemas dan tidak tahan untuk menggigit pipinya.     

Memikirkan hal itu, Mo Qing menjadi semakin gemas dan menggigit lembut wajah kecil Xiaohan.     

Ketika melihat ada pengganggu yang mencoba menggigitnya, Xiaohan langsung membuka mulutnya dan dengan gesit menyodorkan dotnya ke arah Mo Qing, sembari bergumam, "Baba."     

Mo Qing panik dan langsung menutup mulutnya, sedangkan si kecil itu tetap menyodorkan dot sehingga bubur buah dan air liurnya mengenai mulut Mo Qing.     

Gu Xiaoran dengan cepat mengembalikan muntahan bubur buah itu ke mulut Xiaohan dan mengambil tisu dengan tangan lainnya. Sebelum Mo Qing yang suka kebersihan itu bereaksi, Gu Xiaoran secepat kilat mengusap mulutnya yang terkena bubur buah dan air liur itu. Kemudian melipat tisu itu menjadi bola dan melemparnya ke tempat sampah, sehingga Mo Qing tidak sempat melihat muntahan bubur buah di tisu itu.      

Xiaohan mengira kedua orang tuanya sedang bermain-main dengannya, sehingga dia mengeluarkan dot dari mulutnya dan memasukkan ke mulut Mo Qing.      

Gu Xiaoran terkejut dan segera menghentikannya, sembari berkata, "Xiaohan, dot ini hanya untuk kamu sendiri, jangan berbagi dengan orang lain, itu tidak higienis."     

Mo Qing mengerutkan keningnya karena mencium bau wortel yang tidak disukainya, lalu dia berbicara kepada Gu Xiaoran, "Gu Xiaoran, si kecil biasanya melakukan ini?"     

Gu Xiaoran melirik Mo Qing dengan raut yang tidak senang, "Apa maksudmu biasa melakukannya? Dia berbagi makanan denganmu karena dia menyukaimu. Jika dia tidak menyukaimu, meskipun kamu memintanya untuk memberimu makanan, dia tidak akan mau. Kamu malah menghancurkan suasana dan tidak tahu kalau dia sedang senang."     

Mendengar ini, Mo Qing tiba-tiba langsung tersedak.     

Meskipun secara rasional tindakan si kecil ini tidak higienis dan dilarang, tapi entah kenapa Mo Qing merasa bahwa si kecil nyaman melakukannya.     

Xiaohan menyukainya, itu sebabnya dia memberi Mo Qing makanan kesukaannya.     

Tiba-tiba Mo Qing merasa tidak terganggu dengan aroma wortel yang tidak disukainya itu. Kemudian dia mendekat ke Xiaohan dan menghadap wajah si kecil yang gemuk itu, lalu berkata, "Sayang, beri Papa satu suapan lagi ya?"     

Xiaohan langsung tersenyum, dan mengeluarkan dot dari mulutnya. Lalu dia memasukkannya ke dalam mulut Mo Qing. Saat mengeluarkan dot itu, beberapa bubur buah dan air liur masih menggantung di sudut mulut si kecil, Xiaohan.     

Mo Qing langsung membantu putranya sendiri tanpa merasa jijik, namun air liur dan bubur buah di sudut mulut Xiaohan itu susah dibersihkan.     

Tanpa mengatakan apapun, Gu Xiaoran segera meraih tangan kecil bayi itu, lalu memasukan kembali dot itu ke mulut Xiaohan. Kemudian dengan mudah doa mengusap air liur di sudut mulut Xiaohan dengan tisu. Kemudian meraih Xiaohan dari Mo Qing.     

Rupanya pria dengan IQ 250 itu langsung turun menjadi nol saat berada di depan Xiaohan.     

Jika membiarkan putranya berlama-lama dengan Mo Qing, IQ putranya bisa ketularan menjadi nol juga.      

Mo Qing juga sadar bahwa dia melakukan cara yang salah, ketika menatap Gu Xiaoran menggendong putranya keluar dari dapur, Mo Qing langsung merasa kesal.     

Kemduian Mo Qing segera mengejar dan merebut Xiaohan dari lengan Gu Xiaoran dengan sekuat tenaga.     

Gu Xiaoran dengan spontan ingin merebut putranya kembali, tetapi Mo Qing dengan lembut menggendong putranya dan menghalangi Gu Xiaoran untuk mendekat. Kemudian Mo Qing terburu-buru ke lantai atas sambil berteriak, "Bibi Wang, bawakan tempat tidur bayi tuan muda kecil ini ke kamarku."     

"Kembalikan anakku."     

"Tidak mau."     

Seketika amarah Gu Xiaoran langsung meluap.     

Kemampuan bela diri yang bagus itu ternyata hanya digunakan untuk merebut putranya dari Gu Xioaran.      

Brengsek!     

Apa tidak malu menggunakan bela diri untuk tujuan seperti itu?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.