Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Papa



Papa

2"Desa Han sudah diberantas oleh pihak berwajib, sehingga bisa dipastikan bahwa Han Jinbiao pasti akan bersembunyi lebih dalam, selain itu dia juga pasti akan lebih waspada dengan pihak berwajib. Terutama dalam waktu dekat ini, dia tidak akan berani mencari masalah dengan pihak kepolisian. Dengan pihak kepolisian berada di sekitarmu, Han Jinbiao tidak akan berani melakukan apapun lagi kepadamu."      2

Selain itu, ada satu alasan lain yang tidak Mo Qing katakan.     

Jika Gu Xiaoran dikelilingi oleh orang-orang dari pihak kepolisian, dan Han Jinbiao tidak bisa melakukan apapun terhadap Gu Xiaoran, maka ada dua kemungkinan. Pertama, Dia bersembunyi lebih dalam, sehingga membuatnya lebih sulit untuk ditemukan. Dan yang kemungkinan yang kedua, dia akan merasa resah.     

Ketika seseorang merasa resah, dia bisa melakukan tindakan yang berbeda dari biasanya.      

Jika Han Jinbiao benar-benar ada di sekitar mereka, Mo Qing hanya perlu memperhatikan orang di sekitarnya lebih serius dan orang itu akan terungkap identitasnya.     

Setibanya di Vila Teluk Selatan, pelayan mengatakan bahwa Xiaohan langsung mencari ibunya ketika baru saja bangun. Oleh karena itu, Gu Xiaoran segera naik ke lantai tiga.     

Xiaohan selalu tenang dan tidak suka menangis, tetapi malam ini entah kenapa dia terus menangis tanpa henti. Yu Jianmin berusaha menenangkan Xiaohan, tetapi tetap saja dia gagal.      

Nenek Xie mondar-mandir dengan gelisah, "Kakek Yu, menurutmu apa yang harus kita lakukan?"     

Tidak lama kemudian Mo Qing dan Gu Xiaoran datang bersama-sama.     

Saat Mo Qing melihat wajah Xiaohan yang merah karena terlalu banyak menangis, dan tidak lagi terlihat tenang seperti biasanya. Kemudian Mo Qing datang dan menggendong Xiaohan, sembari bertanya, "Apakah dokter sudah datang untuk memeriksanya?"     

"Sudah, tetapi dokter mengatakan Xiaohan tidak sakit apa-apa, tapi hanya sedang masa pertumbuhan gigi sehingga membuatnya merasa tidak nyaman." Jelas Yu Jianmin. Ketika melihat Xiaohan masih menangis, dia juga merasa cemas dan sedih.     

Gu Xiaoran menghela napas lega dan berkata, "Jangan khawatir, ketika gigi Xiaohan tumbuh, wajar jika dia merasa terganggu."     

"Jadi bagaimana sekarang? Membiarkan dia menangis?" Mo Qing belum pernah melihat Xiaohan menangis seperti ini sebelumnya, sehingga perasaannya juga ikut sedih.      

"Aku akan pergi dan membuatkan makanan untuknya."     

"Jika perlu makan, kamu tinggal minta saja ke Bibi Wang untuk membuatkannya."     

"Sudah larut, aku tidak ingin mengganggu Bibi Wang. Lagi pula, aku juga sudah biasa melakukan ini."     

Gu Xiaoran berjalan menuju tangga dan berbicara lagi, "Kakek, Nenek, kalian beristirahatlah, serahkan Xiaohan kepada kami."     

Yu Jianmin menyusul sambil membalas, "Xiaoran, apapun yang akan kamu lakukan, aku juga akan pergi membantu."     

"Kakek Yu, Kakek sudah kelelahan sepanjang hari dan kerepotan. Beristirahatlah, tidak perlu mengkhawatirkan Xiaohan." Kata Mo Qing.     

"Lelah bagaimana, jika Xiaohan sedang tidak enak badan, aku juga tidak bisa tidur."     

"Kakek, kalian berdua sudah bersama Xiaohan sepanjang hari, saatnya menyerahkan Xiaohan kepadaku."     

Xie Baoling awalnya juga ingin pergi ke dapur untuk membantu, tapi setelah mendengar ini, dia sibuk menarik Yu Jianmin dan berkata, "Biarkan mereka pergi sebagai pasangan."     

Akhirnya Yu Jianmin sadar diri dan turun ke lantai bawah bersama Nenek Xie.     

Kemudian Gu Xiaoran pun pergi ke dapur, dan diikuti Mo Qing yang menggendong Xiaohan di lengannya.     

"Kenapa kamu mengikutiku?"     

"Saat kamu selesai, aku bisa langsung menyuapi Xiaohan."     

Xiaohan menatap Gu Xiaoran, kemudian dia menatap Mo Qing. Meskipun barusan dia menangis tanpa henti, tetapi saat ini dia justru meraih jari Mo Qing dan memasukkannya ke dalam mulut, sembari berakta, "Baba."     

"Ini papa, bukan baba." Mo Qing dengan sabar mengoreksi.     

"Baba."     

"Papa."     

"Baba."     

Saat ini Gu Xiaoran sedang membuat bubur buah, ketika melihat ayah dan anak itu berdebat, Gu Xiaoran spontan langsung tertawa.     

Mo Qing memiliki postur yang tinggi dan besar dan biasanya dia bersikap acuh dan dingin, tetapi kali ini saat dia menggendong Xiaohan, raut wajahnya menjadi lebih riang.     

Kemudian Gu Xiaoran menyuapkan bubur buah menggunakan dot bayi, "Ayo Xiaohan, waktunya makan."     

Xiaohan segera melepaskan jari Mo Qing, dan meraih dot itu dan memasukkannya ke dalam mulutnya.     

"Makan bubur menggunakan dot ini sangat menyusahkan." Mo Qing mengerutkan keningnya.     

Dot itu terdapat lubang-lubang kecil, sehingga membuat Xiaohan sulit untuk memeras bubur buah dan harus menggigit lebih keras.     

"Xiaohan sedang masa pertumbuhan gigi, sehingga membuatnya tidak nyaman. Jika dia menggigit-gigit dot ini, dia akan merasa lebih nyaman dan dengan begitu juga akan membantu pertumbuhan giginya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.