Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Menanggung Beban Di Pundaknya Sendiri (5)



Menanggung Beban Di Pundaknya Sendiri (5)

0Gu Xiaoran merasa yakin bahwa alasan ibu Xiuxiu tidak membolehkan putrinya pulang adalah sebagai bentuk perlindungan pada putrinya.      
0

"Lalu?"     

"Setelah penjahat di desa sudah diberantas, situasi di desa akan kembali damai seperti sekarang. Tetapi Kakak saya sudah meninggal dan padi kami akan segera dipanen. Sedangkan sekarang keluarga kami kekurangan tenaga, jadi saya pulang untuk membantu memanen padi, Ibu saya juga setuju. Saya tidak mungkin mengambil cuti selama sebulan karena itu akan terlalu lama, jadi saya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan ini."     

Perusahaan Zenith baru saja diakuisisi dan sedang dalam tahap pengembangan, jadi masih banyak pekerjaan yang menumpuk di divisi percetakan.     

Oleh karena itu, posisi asisten percetakan tidak boleh kosong dalam waktu yang lama. Jika Xiuxiu hanya mengambil cuti selama dua atau tiga hari, Gu Xiaoran masih bisa membantu Xiuxiu menangani pekerjaannya, tetapi jika sebulan, Gu Xiaoran tidak bisa berbuat banyak.     

Di sisi lain, entah kenapa masih ada firasat buruk di hatinya. Gu Xiaoran masih merasa meskipun markas pembunuh di Desa Han itu sudah diberantas, tetapi masih ada kemungkinan ada penjahat yang berhasil melarikan diri.      

Terlebih lagi, dalang yang sebenarnya yaitu Han Jinbiao, tidak tertangkap dalam pemberantasan itu.     

Meskipun pemerintah mengatakan untuk menumpas semua pelanggar hukum sampai ke akar-akarnya. Tetapi sebelum ditumpas tuntas, masih sulit untuk memastikan apakah Xiuxiu akan menghadapi mara bahaya atau tidak saat pulang ke kampung halamannya.      

Tapi kakak laki-laki Xiuxiu baru saja dikuburkan dan keluarganya kekurangan tenaga kerja. Jadi Gu Xiaoran tidak bisa membujuknya agar Xiuxiu tidak pulang ke kampung halamannya.     

"Ketika kamu kembali lagi ke Seoul, pastikan untuk menghubungiku. Jika kebetulan masih ada lowongan di sini, aku akan merekrut kamu kembali."     

"Hmmm, saya juga berharap memiliki kesempatan untuk kembali bekerja di sini lagi."     

Tiba-tiba ponsel Gu Xiaoran berdering.     

Saat itu juga Xiuxiu sadar diri dan keluar dengan sopan.      

Saat Gu Xiaoran menjawab panggilan itu, suara teriakan dari Gu Tianlei langsung terdengar, "Gu Xiaoran, kamu berjanji padaku untuk tidak tiba-tiba menghilang tanpa kabar, apa yang terjadi akhir-akhir ini?"     

"Ponselku rusak."     

"Bisakah kamu menemukan alasan lain yang bisa membuat orang percaya?"     

"Aku pergi ke Desa Han untuk memusnahkan para penjahat."     

"Gu Xiaoran, bisakah kamu bersikap serius?"     

Gu Xiaoran berkata dalam hati, aku sudah mengatakan yang sebenarnya tapi kamu tidak percaya, ya sudah.     

"Gu Tianlei, aku sudah kembali selama beberapa hari, sedangkan kamu baru meneleponku sekarang, tapi masih berani menyalahkan aku?"     

"Ponselku rusak."     

"Kamu pikir aku percaya?" Gu Xiaoran langsung memutar bola matanya.     

Setelah Gu Tianlei tahu bahwa kondisi Gu Xiaoran masih aman dan baik baik saja, akhirnya Gu Tianlei bisa lega dan kegelisahan yang ada dalam pikirannya perlahan menghilang.     

Sepuluh hari yang lalu, Gu Tianlei menerima surat dari penggemar setianya yang bernama Han Lang.     

Han Lang selalu menulis dan mengirim surat sangat banyak kepada Gu Tianlei, jadi lambat laun surat dari Han Lang itu menarik perhatian Gu Tianlei.     

Han Lang mengatakan bahwa dirinya adalah seorang pembunuh bayaran, dan dia menyukai suara dan lagu Gu Tianlei yang menggambarkan keputusasaan. Lagu seperti itu seolah menggambarkan kehidupannya sendiri yang tidak ada harapan, tetapi meskipun tanpa harapan, dia tetap terus berjuang untuk tetap menjalani hidupnya.      

Gu Tianlei tidak mempercayai kata-kata orang bernama Han Lang itu, dia mengira bahwa orang itu memiliki delusi berlebihan. Tetapi entah kenapa, Gu Tianlei tetap membaca surat yang dikirimkan orang itu.      

Kali ini, di surat itu dijelaskan bahwa orang-orang etnis yang sama dengan Han Lang akan mendapatkan masalah besar.     

Etnis minoritas bodohnya itu ingin menikahkan orang yang sudah mati, dan memilih orang yang masih hidup sebagai pengantin wanitanya dengan pergi jauh-jauh untuk menculik wanita itu. Padahal mereka bisa menyelesaikannya dengan cepat, tetapi malah mengurung wanita itu untuk disiksa.      

Sedangkan wanita itu bukanlah orang sembarangan yang bisa diperlakukan seenaknya, mereka akan hancur karena wanita itu.      

Han Lang menjelaskan bahwa dirinya tidak tahu apakah bisa lolos atau tidak dari masalah ini, dan jika tidak bisa, maka ini adalah surat terakhir yang bisa dia kirimkan kepada Gu Tianlei.     

Setelah Gu Tianlei membaca surat itu, entah kenapa tiba-tiba dia teringat Han Jinbiao di benaknya. Han Jinbiao adalah orang dari Hunan Barat dan juga pernah menjadi kepala desa di sana. Selain itu, putra Han Jinbiao juga baru saja meninggal.     

Ditambah beberapa hari yang lalu Gu Tianlei merasa gelisah karena tidak dapat menghubungi Gu Xiaoran.     

Jadi, Gu Tianlei meminta manajernya untuk menunda perjalanan bisnis agar dia bisa pergi sendiri ke Hunan Barat dengan mengendarai mobil.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.