Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Mendapatkan Sebuah Bukti (1)



Mendapatkan Sebuah Bukti (1)

0Hunan Barat memiliki wilayah yang luas sedangkan Gu Tianlei tidak tahu harus pergi ke mana.      2

Tetapi ketika Han Lang mengirim surat kepadanya, dia sering menuliskan adat istiadat setempat yang menarik, dan berdasarkan karakteristik ini Gu Tianlei pergi jauh-jauh ke Kota Hekou.     

Di Kota Hekou, Gu Tianlei mendengar informasi tentang Desa Han.     

Dari penjelasan penduduk setempat, Gu Tianlei mendapat sebuah cerita rakyat. Seketika itu dia yakin bahwa Han Lang adalah orang dari Desa Han.     

Oleh sebab itu, Gu Tianlei segera pergi ke Desa Han sendirian.     

Namun sesampainya di desa itu, dia menemukan bahwa ternyata Desa Han berbeda dengan Kota Hekou yang sangat maju. Desa Han sangat tertutup dan terpencil yang ditinggali sebuah suku.     

Tidak heran bahwa masih ada suku pedalaman yang masih tetap lestari di daerah terpencil seperti itu, tetapi sikap masyarakat yang tidak ramah terhadap pendatang di Desa Han membuat siapa pun terkejut.     

Ketika Gu Tianlei berjalan memasuki desa, penduduk desa di sana memandanginya dengan tatapan enggan.     

Saat berjalan melewati sebuah gang, Gu Tianlei mencium bau yang tidak sedap. Bau itu adalah bau bangkai yang membusuk. Gu Tianlei ingin bertanya mengapa bangkai yang sudah membusuk itu tidak segera ditangani.      

Namun, penduduk desa justru memperingatkannya untuk tidak mengurusi urusan orang lain.     

Gu Tianlei menjelaskan dengan ramah, mungkin karena tempat ini sangat miskin dan terbelakang, penduduk setempat masih tidak tahu bahwa bangkai yang membusuk dapat menyebarkan berbagai macam penyakit. Tetapi setelah Gu Tianlei menjelaskan dengan susah payah kepada mereka, dia justru diusir.     

Dan pada akhirnya, Gu Tianlei tidak punya pilihan lain selain kembali ke Kota Hekou.     

Penduduk di Kota Hekou menjalani kehidupan yang cukup sederhana, tidak seperti di kota-kota besar yang sibuk dan penuh tekanan. Penduduk di sini suka berkumpul di waktu luang mereka untuk minum teh dan bermain kartu.     

Karena ada banyak orang luar yang berbisnis di Kota Hekou, pendatang-pendatang ini juga bergaul dengan penduduk setempat untuk berjudi di waktu luang mereka.     

Gu Tianlei bermain kartu dengan mereka dan sengaja kalah hingga merugi. Namun hal itu membuat penduduk setempat merasa senang, sehingga Gu Tianlei bisa menyelipkan cerita saat dirinya diusir dari Desa Han.     

Orang-orang itu menganggap bahwa Gu Tianlei adalah anak muda yang murah hati, bahkan mengira bahwa Gu Tianlei adalah anak orang kaya yang datang untuk liburan.     

Jadi mereka mengobrol santai dan ramah dengan Gu Tianlei. Kemudian mereka menjelaskan, "Kami saja tidak berani pergi ke tempat itu seenaknya. Apalagi kamu yang hanya pendatang, lebih baik jangan ke sana. Bangkai itu mungkin saja bukan bangkai tikus, kucing atau anjing, tapi bisa jadi manusia."     

"Orang yang mati seharusnya segera dikubur, kenapa dibiarkan membusuk di sana?"     

"Kemungkinan tidak bisa dikubur."     

"Daerah itu dipenuhi pegunungan yang luas, mana mungkin tidak ada tempat untuk menggali kubur?"     

"Aku mendengar bahwa putra kepala desa mereka meninggal, dan penduduk di sana hanya bisa memakamkan kerabatnya setelah anak kepala desa itu sudah dimakamkan."     

"Meskipun mereka harus menunggu Putra Kepala Desa dimakamkan, tidak mungkin mereka harus menunggu lama kan? Tidak mungkin terlalu lama sampai membusuk seperti itu?"     

"Tentu saja mengubur itu hal yang mudah, tapi masalahnya membawa jasad itu kembali sangat memakan waktu."     

Orang lain ada yang ikut berkata, "Aku mendengar bahwa saat jasad anak kepala desa itu kembali, mereka akan mengadakan perjamuan pernikahan. Mereka harus melaksanakan prosesi pernikahan itu lebih dulu sebelum dimakamkan."     

"Ssst, jangan membicarakan urusan orang lain. Orang-orang Desa Han sangat kejam, jadi jangan mencari masalah dengan mereka."     

Ketika mendengarkan ini, Gu Tianlei memikirkan sebuah tradisi yang disebut penangkapan arwah yang masih berlangsung di Hunan Barat.     

Kemudian Gu Tianlei tiba-tiba memikirkan tentang Han Ke yang belum lama ini tewas di Kota Xincheng.     

Tidak hanya itu, Gu Tianlei juga tiba-tiba merasa gelisah ketika ingat tentang pengantin wanita yang ditulis Han Lang dalam suratnya.     

Akhirnya Gu Tianlei memutuskan untuk pergi ke Desa Han lagi. Tetapi tiba-tiba tanah di sana bergoncang. Seketika orang-orang yang sedang bermain kartu langsung berlarian.     

Gu Tianlei mengira akan terjadi gempa bumi, tetapi dia bisa mendengarkan suara ledakan.      

Ledakan itu berlangsung cukup lama, sebelum akhirnya mereda. Kemudian Gu Tianlei mendengar kabar bahwa ledakan itu terjadi di Desa Han.     

Gu Tianlei tidak bisa menahan diri dan segera pergi ke Desa Han.     

Tapi jalan ke desa itu diblokir, penduduk desa yang menjaga jalan itu menjelaskan bahwa orang-orang desa sedang meledakkan gunung, dan mereka tidak mengizinkan siapa pun masuk ke Desa Han karena terlalu berbahaya.      

Gu Tianlei tidak sanggup melawan orang-orang ini sendirian. Sehingga dia pun mengendarai mobilnya ke tempat terpencil dan kemudian melewati jalan pegunungan untuk menuju ke Desa Han.      

Hunan Barat adalah daerah pegunungan. Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, akhirnya baru di hari berikutnya Gu Tianlei bisa melihat Desa Han dari atas pegunungan.     

Desa itu diselimuti suasana yang mencekam, banyak orang berbaju hitam menjaga desa dan semua penduduk desa terlihat panik dan ketakutan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.