Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Markas Rahasia Han Jinbiao (1)



Markas Rahasia Han Jinbiao (1)

0  "Setelah kalian selesai mempermainkanku, kalian hanya akan membunuhku untuk melakukan ritual pernikahan anumerta. Aku akan dibunuh dan masih dipermalukan oleh bajingan sepertimu, berani-beraninya kamu menyuruhku patuh, kamu pikir aku bodoh? Jika aku hanya akan mati, untuk apa aku harus menuruti perkatan bajingan tua sepertimu? Meskipun aku tidak bisa melarikan diri setelah membunuhmu, tapi setidaknya aku sudah menyeret bajingan tua sepertimu ke peti mati."      2

  Ketika Gu Xiaoran tiba di sini, dia mendengar percakapan orang-orang di sini dan mengetahui bahwa meskipun pria tua ini memiliki posisi sebagai kepala desa di daerah ini, tetapi sebenarnya kepala desa yang asli belum kembali selama bertahun-tahun. Meskipun pria tua yang menjabat sebagai kepala desa ini adalah bos di sini, tapi sebenarnya dia adalah wakil kepala desa.      

  Gu Xiaoran benar-benar tidak habis pikir, bagaimana pria tua ini bisa mendapatkan posisi ini.     

  "Kamu memiliki paras yang sangat cantik, bagaimana mungkin aku akan membiarkanmu dibunuh? Yang kamu perlukan hanyalah bersedia menurutiku, aku akan meminta seseorang mencari wanita lain untuk menjadi pengantin wanita untuk keponakanku."     

  Mendengar hal itu, Gu Xiaoran pun tersenyum geram.     

  Jika mereka bisa menemukan wanita lain, mengapa mereka harus pergi jauh-jauh untuk membawaku ke sini? Batin Gu Xiaoran.     

  Bajingan tua ini hanya ingin menikmati tubuh Gu Xiaoran untuk dirinya sendiri sebelum akhirnya dia akan membunuhnya.     

  Benar-benar perbuatan yang keji.!     

  Pembunuh bayaran yang menjaga di luar mulai curiga karena tidak mendengar pergerakan di dalam ruangan. Kemudian perlahan-lahan dia berjalan mendekati pintu.     

  Mo Qing mendengar situasi di dalam ruangan dengan jelas, sehingga dia tahu bahwa wakil kepala desa itu sedang dalam kendali Gu Xiaoran. Jika pembunuh bayaran itu mendekati pintu, maka mereka akan segera tahu bahwa ada sesuatu terjadi pada wakil kepala desa itu.     

  Semenjak kematian Han Ke, Mo Qing tidak percaya jika Han Jinbiao tidak peduli dengan Han Ke.     

  Tapi untuk sementara ini tidak ada gerakan dari Han Jinbiao, hal ini mungkin karena Han Jinbiao memiliki keraguan dan berusaha keras untuk menahan diri.     

  Jadi, Mo Qing juga tidak melakukan tindakan apapun, selain mengutus Tikus Gunung untuk mengawasi orang-orang mereka, dan ternyata dugaan Mo Qing itu benar.      

  Han Jinbiao rupanya tidak bisa merelakan kematian putranya, Han Ke.     

  Han Jinbiao tidak hanya mengambil jasad Han Ke, tetapi juga bersusah payah mengantarnya kembali ke Hunan Barat. Dia ingin Han Ke bisa beristirahat dengan tenang dan segera bereinkarnasi.     

  Mo Qing telah merencanakan untuk menyuruh Tikus Gunung mengawasi, dam berjaga-jaga jika Han Jinbiao kembali ke Hunan barat. Meskipun Mo Qing tidak bisa menangkapnya, tapi setidaknya dia akan tahu siapa Han Jinbiao sebenarnya.     

  Tanpa diduga, orang-orang Han Jinbiao mengadakan ritual pernikahan anumerta yang melibatkan Gu Xiaoran. Karena hal ini terjadi, maka Mo Qing hanya bisa fokus untuk menyelamatkannya lebih dahulu.     

  Tikus Gunung sedang mengatur strategi untuk menyelamatkan mereka berdua, dan itu memakan waktu.      

  Jika pada saat ini Mo Qing berbicara untuk menghentikan pembunuh bayaran itu, identitasnya akan terungkap. Selain itu, begitu Mo Qing terungkap, Tikus Gunung yang ada di atas juga akan terancam bahaya.     

  Ketika hal itu terjadi, mereka bertiga tidak akan ada yang bisa melarikan diri.     

  Mo Qing menggunakan ponsel yang disembunyikan di lengan baju untuk mengirim pesan kepada Tikus Gunung. Dengan cepat Tikus Gunung membalas pesan tersebut dan mengatakan bahwa dia membutuhkan waktu sepuluh menit lagi untuk bisa menyelesaikan persiapan penyelamatan.     

  Dengan tenang Mo Qing tetap menunggu. Dia Menunggu Gu Xiaoran melakukan caranya sendiri terlebih dahulu.     

  Penjaga itu mendekat ke pintu dan melihat situasi yang ada di dalam melalui sela-sela pintu. Namun dia hanya bisa melihat wakil kepala desa sedang berbaring di atas Gu Xiaoran.     

  Biasanya orang akan pergi setelah melihat hal seperti ini, namun penjaga ini tetap berdiri diam sembari menatap ke dalam.     

  Gu Xiaoran melihat dari sudut matanya, dia diam-diam terkejut ketika tahu bahwa orang itu memiliki kewaspadaan yang tinggi.     

  Gu Xiaoran tidak berani langsung melumpuhkan wakil kepala desa. Penjaga itu pun curiga karena menyadari tidak ada gerakan di dalam ruangan. Dilihat dari sini, Gu Xiaoran menyadari bahwa kewaspadaan mereka jauh lebih tinggi dari yang dia kira.     

  Wakil kepala desa itu berbaring tengkurap dan tidak bisa melihat ke arah pintu. Selain itu, penjaga yang ada di pintu itu juga mendekat dengan diam-diam agar tidak diperhatikan orang yang ada di dalam ruangan. Oleh karena itu, pria tua ini tidak menyadari bahwa ada penjaga yang berdiri di pintu sembari melihat situasi yang ada di dalam.     

  Tiba-iba Gu Xiaoran menarik kerah wakil kepala desa itu dengan satu tangan, menariknya ke arah dirinya, dan berkata dengan suara yang hanya bisa didengar oleh wakil kepala desa, "Marahi aku."     

  Penjaga itu masih ada di pintu, Gu Xiaoran tidak punya waktu untuk berdebat dengan pria tua yang ada di atasnya. Sehingga Gu Xiaoran memberi sedikit tekanan pada pisaunya, sehingga bilah tajam itu segera mengiris kulit lehernya.     

  "Cepat marah."     

  Wakil kepala desa itu ketakutan dan berdebar-debar, lalu dia langsung memarahi Gu Xiaoran, "Dasar jalang, apa kamu begitu bodoh hingga tidak tahu mana yang benar, jika kamu masih tidak mau berkata dengan jujur, kamu akan menanggung konsekuensinya."


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.