Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Kejadian Di Luar Dugaan (1)



Kejadian Di Luar Dugaan (1)

0"Kakakku sedang membangun batu nisan untuk putra kepala desa, tapi dia terhimpit batu nisan itu hingga meninggal. Mereka mengatakan bahwa kakakku tidak dapat dikuburkan sebelum anak kepala desa dimakamkan, agar tidak mengambil jatah makam miliki anak kepala desa itu."     
0

"Kapan itu terjadi?"     

"Kemarin lusa."     

"Kakakmu meninggal, tapi mengapa kamu tidak pulang?"     

"Ibuku tidak mengizinkanku kembali."     

"Kenapa?"     

"Semua gadis muda di desa harus mengikuti upacara pemakaman anak kepala desa."     

Xiuxiu telah menangis begitu lama, sehingga matanya membengkak seperti buah persik.     

Gu Xiaoran terkejut bahwa praktik sewenang-wenang yang buruk seperti itu masih ada di era saat ini.     

"Lalu kapan anak kepala desa itu akan dimakamkan di tempatmu?" Meskipun Gu Xiaoran tidak membenci adat seperti itu, tetapi orang-orang yang ada di daerah terpencil memang tidak memiliki pikiran yang terbuka. Sehingga masih mempertahankan kebiasaan yang buruk seperti itu, dan hal itu bukanlah sesuatu yang bisa dicampuri oleh orang dari luar.      

"Mereka bilang anak kepala desa itu sedang dalam perjalanan dibawa kembali, tapi tidak tidak tahu kapan akan tiba."     

"Kalian di sana masih melakukan penguburan?"     

"Hmmm..."     

"Rencananya apa yang akan kamu lakukan?"     

Xiuxiu menggelengkan kepalanya, "Aku tidak tahu, aku hanya berharap anak kepala desa itu akan segera tiba dan dimakamkan lebih awal. Menurut perkiraan waktu, setidaknya akan memakan waktu beberapa hari. Tapi ibuku mengatakan bahwa mereka telah menyiapkan ritual untuk mengantarkan arwah mencapai kedamaian, diperkirakan ritual itu akan diadakan satu bulan lagi."     

"Kalau begitu, apa itu berarti kakakmu masih belum dimakamkan lebih dari sebulan?"     

Gu Xiaoran ingat bahwa Xiuxiu adalah orang dari etnis Miao, tidak mungkin mereka percaya dengan ritual menangkap arwah. Anak kepala desa itu tidak mungkin dibawa kembali dengan berjalan kaki, kan?     

Xiuxiu mengangguk, "Tempat kami tidak seperti di sini yang ada lemari es untuk menyimpan jenazah. Jenazah di tempat kami hanya diletakkan di dalam rumah, dan kali ini dalam waktu yang lama."     

Xiuxiu tidak mengatakan lebih banyak, tetapi Gu Xiaoran merasa geram dan gemetar.     

"Nona Gu." Xiuxiu menangis semakin keras, bahunya tidak henti-henti terkulai, tatapan tak berdaya itu membuat hati Gu Xiaoran merasa sedih.     

Gu Xiaoran memegang Xiuxiu dengan lembut dan memeluknya, tanpa tahu harus mengatakan apa lagi untuk menghiburnya.      

Daerah terpencil itu tidak tersentuh oleh pemerintah pusat, selama adat itu tidak membuat masalah besar, pemerintah tidak akan repot-repot menanganinya.     

Tapi apakah bisa menggunakan media untuk menarik perhatian publik? Dalam kata lain, menggunakan tekanan opini publik untuk menyelesaikannya?     

"Xiuxiu, apakah kamu pernah berpikir untuk menuliskan apa yang terjadi lalu menyertakan beberapa bukti foto dan mengunggahnya di internet?"     

Setelah mendengar ini, Xiuxiu langsung terkejut ketakutan seperti sedang melihat hantu, kemudian Xiuxiu segera menggelengkan kepalanya berulang kali.     

"Jika mereka tahu, mereka akan membunuh kami. Sekarang meskipun ada hukum yang berlaku, tetapi hukum itu tidak menyentuh daerah pegunungan di tempat kami. Jangankan kematian segelintir orang, bahkan jika mereka membunuh seluruh keluarga, tidak akan ada orang yang tahu."     

"Jangan khawatir, pasti akan cara lain jika kamu tidak bisa melakukan cara ini. Jika sekarang kamu sedang tidak enak badan, kamu juga tidak bisa berbuat apa-apa, jadi lebih baik aku mengantarmu kembali ke kamar untuk beristirahat."     

Dua hari ini Gu Xiaoran mengambil izin dan tidak datang ke perusahaan. Tapi Xiuxiu menangis karena berita kematian kakaknya sejak kemarin lusa, tampaknya sejak itu dia tidak bisa tidur.     

"Apakah benar-benar ada jalan lain?"     

"Hmmm… pasti ada. Biarkan aku memikirkannya dulu."     

Kemudian Gu Xiaoran bertanya kepada Xiuxiu tentang alamat kampung halamannya, serta beberapa informasi tentang desanya.     

Meskipun Xiuxiu baru bekerja dengan Gu Xiaoran dalam waktu yang singkat, tapi dia bisa merasakan bahwa Gu Xiaoran adalah orang yang sangat cakap dalam menangani masalah.     

Mungkin Gu Xiaoran benar-benar tahu cara lain untuk menangani masalah ini. Karena itu Xiuxiu akhirnya perlahan menjadi tenang.     

Xiuxiu tinggal di asrama yang disediakan perusahaan. Gu Xiaoran mengantarkan Xiuxiu kembali ke asrama dan membaringkannya sebelum dia meninggalkan asrama.     

Setibanya di kantor, Gu Xiaoran membuka komputernya untuk memeriksa kondisi dan situasi di kampung halaman Xiuxiu.     

Seperti yang dia duga, kampung halaman Xiuxiu adalah daerah terpencil yang ditinggali etnis minoritas. Daerah yang sangat miskin dan terbelakang. Tempat-tempat seperti ini, biasanya menjadi tempat melakukan praktik buruk masyarakat feodal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.