Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Jangan Mempermainkan Seperti Ini (1)



Jangan Mempermainkan Seperti Ini (1)

0Ketika mereka bertiga tidak saling bicara, suasana tiba-tiba terasa sedikit canggung. Pada saat melihat hidangan disajikan, suasana belum juga membaik.     
0

Untuk mengembalikan suasana, Gu Tianlei berinisiatif meraih tangan Gu Xiaoran dan berbicara dengan nada sok asik, "Aku juga bisa melampiaskan amarahmu, bukankah kamu sangat tersentuh? Ke depannya, ketika kesempatan itu tiba, kita bisa membalas perbuatannya, sehingga dia tidak lagi mengganggumu, hm?"     

Meskipun raut wajah Gu Xiaoran terlihat tenang, namun tatapan matanya perlahan berubah menjadi muram.     

Gu Xiaoran dengan kesal menarik tangannya dari Tianlei, lalu berkata, "Apakah menurutmu ini menyenangkan?"     

Gu Tianlei pun terkejut, dia tidak tahu kenapa Gu Xiaoran tiba-tiba terlihat kesal seperti itu.     

Kemudian Gu Xiaoran berdiri dan melemparkan serbet di atas meja, "Jangan pernah mempermainkan orang lain seperti ini lagi."     

Setelah mengatakan itu, Gu Xiaoran langsung beranjak pergi.     

Gu Tianlei pun langsung merasakan sakit hati, tenggorokan seolah tercekik dan terasa tidak nyaman. Ketika melihat Gu Xiaoran pergi, Gu Tianlei masih berharap Gu Xiaoran menoleh ke arahnya.     

Selama Gu Xiaoran menoleh kembali padanya, itu berarti Gu Xiaoran tidak benar-benar marah padanya. Tapi ternyata Gu Xiaoran sama sekali tidak menoleh ke arahnya.     

Gu Tianlei memandangi tangga, meski sosok Gu Xiaoran sudah pergi dan tidak lagi terlihat dari sana. Kedua mata Gu Tianlei tampak memerah dan perlahan air mata mulai berlinang di sudut matanya.     

"Tianlei." Cheng Xiaoyue memanggilnya dengan suara lirih.     

Gu Tianlei menarik kembali pandangannya dan menahan air matanya agar tidak menetes, dia berusaha untuk tetap tenang.     

"Seharusnya dia belum pergi jauh, cepat kejar dia."     

"Tidak perlu, lebih baik kita makan hidangan ini saja." Gu Tianlei memotong steak, namun tidak terlihat ada selera makan sedikit pun.     

Sebenarnya Gu Tianlei ingin mengejarnya, memeluknya erat-erat dan tidak membiarkannya lari seperti ini. Tetapi meskipun dia sangat menginginkannya hingga membuat hatinya terasa gatal, namun pada akhirnya dia hanya bisa menahan diri.     

Restoran ini dipenuhi banyak wartawan, jika dia mengejar Gu Xiaoran, pasti dia akan menarik perhatian para wartawan, sehingga perasaannya terhadap Gu Xiaoran pasti akan menjadi gosip besar. Jika hal itu terjadi, pada akhirnya yang paling dirugikan adalah Gu Xiaoran.     

Padahal kali ini Sebenarnya Gu Tianlei hanya ingin memberitahu Cheng Peini bahwa Gu Xiaoran tidak sendirian. Gu Xiaoran bukanlah seseorang yang bisa dia ganggu seenaknya.     

Gu Tianlei hanya ingin berdiri di sisi Gu Xiaoran dan hanya ingin melindungi Gu Xiaoran dari terpaan angin dan hujan.     

Apakah niatnya untuk melindungi Gu Xiaoran adalah sesuatu yang salah? Batin Gu Tianlei.     

Kedua mata Gu Tianlei yang jernih itu seketika memancarkan perasaan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Begitu dia mengusap air matanya, yang tersisa hanyalah rasa sakit yang terlalu mendalam untuk bisa diredakan.     

"Tianlei, Xiaoran mungkin hanya salah paham, tunggu sampai amarahnya mereda, lalu jelaskan pelan-pelan padanya." Cheng Xiaoyue menatap wajah Gu Tianlei yang agak memucat, perasaannya ikut sedih hingga dia sangat ingin mengulurkan tangan untuk memegang lengan Tianlei. Tetapi Cheng Xiaoyue tidak berani melakukannya.     

Gu Tianlei memaksakan diri untuk tetap tersenyum, kemudian dia memberikan hidangan kerang ke piring Cheng Xiaoyue sembari berkata, "Jangan khawatirkan aku, makanlah selagi masih hangat."     

Cheng Xiaoyue memakan hidangan itu tanpa berkata-kata.     

Setelah selesai makan, Gu Tianlei menggoyang-goyangkan gelas berisi anggur merah. Wajahnya masih terlihat memukau seperti biasanya dan tersenyum tipis, seolah dia tidak peduli dengan apa yang terjadi. Tetapi meski begitu, Gu Tianlei tidak menyentuh satu hidangan pun yang tersaji di meja makan.     

Gu Tianlei meminum anggur itu dengan perlahan, tanpa terburu-buru sedikit pun. Tetapi beberapa saat berikutnya, isi sebotol anggur itu sudah hampir habis.     

Cheng Xiaoyue merasa sedih ketika melihat Gu Tianlei seperti ini, namun dia menatapnya seolah-olah tidak ada apa-apa. Bahkan dia juga tidak tahu bagaimana harus menghiburnya.     

"Berita tentang makan bersama hari ini, pasti besok akan menjadi heboh, kan?"     

"Tentu saja."     

Gara-gara Gu Tianlei, sekedar makan bersama ini pun sudah mampu membuat berita yang menghebohkan.      

Pertama-tama, apakah pertemuan keluarga Cheng dengan Serigala Malam adalah urusan publik atau pribadi?     

Jika dianggap urusan publik, bukankah keluarga Cheng akan dicurigai sedang mengorek informasi dari keluarga Mo?     

Jika dianggap urusan pribadi, bukankah wanita dari keluarga Cheng akan dianggap sedang terobsesi dengan seorang penyanyi populer yang dijuluki Serigala Malam?     

Tidak peduli yang mana yang akan diberitakan, berita itu sudah cukup membuat keluarga Cheng bingung.     

Selain itu, keponakan dari keluarga Chu yang merupakan salah satu dari empat keluarga terbesar juga berniat berkencan dengan Serigala Malam. Tapi Serigala Malam sibuk dengan pekerjaannya dan menolak janji dari seorang wanita cantik, bukankah kisah romansa mereka akan menjadi gosip yang menghebohkan?     

Serigala Malam berhasil menyelesaikan rencananya, dengan begini apa yang dia lakukan akan menjadi berita yang menghebohkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.