Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Aku Akan Berusaha Membuatmu Kembali Padaku



Aku Akan Berusaha Membuatmu Kembali Padaku

0Mo Qing tahu bahwa Gu Xiaoran tidak sedang berbicara serius. Tapi meski begitu raut wajah Mo Qing tetap terlihat geram saat mendengar Gu Xiaoran berkata seperti itu kepadanya.      
0

"Gu Xiaoran, jika kamu tergoda oleh seseorang di luar sana, aku tidak akan melarangmu. Tapi sesulit apapun itu, aku akan berusaha untuk membuatmu kembali padaku, karena tidak ada yang bisa menandingi cintaku padamu."     

Mendengar Mo Qing berkata seperti itu, seketika hati Gu Xiaoran terasa bergetar dan dibanjiri dengan perasan pahit yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.     

Keesokan harinya, pelajaran di kelas kembali dimulai. Gu Xiaoran pergi ke kampus seperti biasa.     

Saat jam pelajaran olahraga. Kebetulan guru olahraga harus izin meninggalkan kelas karena ada urusan lain, sehingga dia meminta pengurus kelas olahraga memimpin kegiatan kelas untuk sementara.     

Saat Gu Xiaoran hendak pergi, tapi ada seseorang tiba-tiba memanggilnya, "Gu Xiaoran!"     

Gu Xiaoran pun menoleh, dia melihat wanita yang merupakan pengurus kelas olahraga itu, wanita itu menatap Gu Xiaoran dengan tatapan yang meremehkan.     

Beberapa perempuan yang ada di sekitarnya melihatnya dengan begitu bersemangat, seolah menunggu apa yang akan terjadi.     

"Apakah ada perlu?" Gu Xiaoran mengira wanita itu sedang mencari masalah dengannya.      

Setelah kelas selesai, Gu Xiaoran masih harus bekerja dan dia sangat sibuk. Jadi dia hampir tidak pernah berinteraksi dengan teman sekelasnya, sehingga dia bingung apa yang membuat teman sekelasnya tidak menyukainya.      

"Pergilah ke gudang dan ambil dua puluh tikar. Hari ini para siswa sedang melakukan latihan sit-up."     

"Aku harus mengambilnya sendirian?"     

Satu tikar memiliki tebal 10cm, lebar 80 cm dan panjang 185 cm, Jadi membawa dua puluh tikar tidak mungkin bisa dilakukan sendirian.     

"Iya, kamu sendirian."     

"Apa alasannya?"     

"Selama kelas olahraga, kamu tidak pernah mengambil alat peraga. Apakah kamu berpikir kalau kamu lebih istimewa dari yang lain? Sehingga orang lain harus melayanimu setiap saat?"     

"Ini adalah kelas olahraga keduaku, aku yang mengambil bola voli di kelas olahraga sebelumnya, dan aku juga yang mengembalikannya lagi ke gudang."     

Saat Gu Xiaoran melanjutkan studinya, Gu Xiaoran tidak memulai kelas dari tahun pertama, melainkan langsung masuk ke tahun kedua. Dan ini juga kelas olahraga kedua setelah Gu Xiaoran mendaftar.     

Gu Xiaoran bukan orang yang suka meributkan hal-hal kecil, tapi dia juga tidak suka jika ada orang yang memperlakukannya dengan kasar.     

"Apa maksudmu aku sengaja ingin mempersulitmu?" Tatapan pengurus kelas olahraga itu menyematkan aura permusuhan.     

Seorang laki-laki yang ada di sebelahnya tidak tahan dengan sikap wanita itu, lalu dia membuka mulutnya dan ikut berkata, "Dia seorang perempuan, tidak mungkin dia kuat membawa tikar sebanyak itu, biarkan kita saja yang mengambilnya."     

Wanita pengurus kelas olahraga itu membalas laki-laki itu dengan kesal, "Anak laki-laki tidak perlu ikut campur dalam urusan perempuan."     

Laki-laki itu mulai tersinggung dan merasa sedikit kesal, "Ruan Tingting, apa hanya karena Serigala Malam tidak memberimu tanda tangan, lantas kamu harus melampiaskan kemarahanmu kepada orang lain?"     

Akhirnya Gu Xiaoran akhirnya, saat awal-awal pergi ke kampus hari itu, Gu Xiaoran bertemu dengan Gu Tianlei, dan Gu Tianlei terlihat sangat perhatian kepadanya. Kemudian, wanita pengurus kelas olahraga ini mencari Gu Tianlei untuk meminta tanda tangan, tapi Gu Tianlei menolaknya sehingga wanita itu marah.     

Karena Gu Xiaoran mengetahui alasannya, dia semakin tidak bisa mengabaikan wanita itu. Kemudian Gu Xiaoran berkata ke laki-laki itu, "Terima kasih atas kebaikan kalian, tetapi aku tidak membutuhkan bantuan kalian."     

"Kamu tidak bisa membawanya sendirian. 20 tikar itu jika ditumpuk akan jauh lebih tinggi darimu."     

"Aku memang tidak berniat pergi untuk mengambilnya."     

Laki-laki itu tertegun sejenak dan mengacungkan jempol, "Mantap."     

"Gu Xiaoran, apa maksudmu?" Pengurus kelas olahraga itu tidak menyangka Gu Xiaoran berani membantahnya.     

"Seperti yang aku katakan barusan." Gu Xiaoran berbalik dan berjalan pergi.     

Pengurus kelas olahraga itu sangat marah dan berkata dengan lantang, "Gu Xiaoran, kamu tidak pernah peduli dengan siapapun, kamu pikir kamu siapa? Apa kamu pikir kamu hebat hanya karena kamu memenangkan kompetisi ekstrim itu? Akan kukatakan padamu, ini adalah kampus, bukan arena balap. Di kampus, kamu tetap harus mengikuti aturan kampus, apa masalahnya?"     

Kompetisi ekstrim?     

Rata-rata perempuan lain tidak akan tahu tentang kompetisi itu.     

Seketika Gu Xiaoran menghentikan langkah, berbalik badan dan berjalan mendekati wanita pengurus kelas itu.      

"Apa yang sedang kamu lakukan?" Kata wanita itu.     

Tatapan mata pengurus kelas olahraga itu tampak dingin saat melihat raut wajah Gu Xiaoran yang tampak acuh. Tapi tatapan ganas dan tajam dari Gu Xiaoran membuatnya ketakutan.      

Wanita pengurus kelas itu terbiasa mengandalkan status keluarganya yang kaya untuk menggertak orang lain. Sehingga kebanyakan siswa pada umumnya tidak akan berani memprovokasinya, bahkan tidak berani protes ketika diganggu olehnya. Dengan status keluarga wanita itu, siapa pun tidak berani mencari masalah dengan keluarganya. Bahkan jika ada apa-apa, siswa lain akan memilih untuk menutup mata dan tidak berani ikut campur.     

Jadi, sejak wanita itu masuk kampus, belum ada orang yang pernah menatapnya dengan tatapan yang tajam seperti ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.