Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Pendidikan Sejak Dini



Pendidikan Sejak Dini

0Mo Qing menyadari ada niat licik di mata Gu Xiaoran. Mana mungkin aku akan percaya dengan omong kosongnya? Batin Mo Qing.     
0

"Kenapa kamu tidur di lantai?" Gu Xiaoran tahu bahwa Mo Qing telah mengetahui motifnya. Karena itu Gu Xiaoran tidak mungkin berdalih lagi, sehingga dia pun langsung mengubah topik pembicaraan.     

"Aku takut Xiaohan akan jatuh dari tempat tidur."     

"Karpetnya kan tebal. Meskipun jatuh, dia tidak akan terluka."     

"Meskipun akan baik-baik saja, tapi saat jatuh dia pasti akan ketakutan."     

"Dia adalah anak laki-laki, tidak perlu terlalu dimanja. Kamu juga perlu mengasuhnya sedikit lebih keras."     

"Aku tidak takut jika dia merasa sakit, tapi aku takut jika dia akan mengalami trauma."     

Gu Xiaoran ingat saat pertama kali dia tiba di kamp pelatihan. Menurut aturan yang ada, dia seharusnya dimasukkan ke barak anak baru. Tetapi dia takut dengan lingkungan yang masih asing pada waktu itu, dan ketika berada di sisi Mo Qing, dia baru bisa merasa tenang.     

Sedangkan Mo Qing, alih-alih mengikuti aturan yang ada, dia justru tidak ingin menendang Gu Xiaoran keluar, dia bahkan membiarkan Gu Xiaoran tinggal di kamarnya.     

Saat itu Gu Xiaoran mendengar instruktur yang bertanya kepada Mo Qing tentang mengapa dia membiarkan Gu Xiaoran tinggal di kamarnya. Lalu Mo Qing menjawab, "Jika Gu Xiaoran ada di barak anak baru, meskipun dapat melatih kemandirian. Tetapi jika Gu Xiaoran memiliki trauma, dia mungkin tidak dapat menghilangkan trauma itu seumur hidupnya."     

Mo Qing membiarkan Gu Xiaoran tinggal di kamarnya, karena dia tidak ingin Gu Xiaoran mengalami trauma yang tidak bisa dihilangkan di dalam hatinya.     

Di kamar tidur ini, terdapat karpet tebal yang melapisi lantai, dan Mo Qing tahu betul bahwa meskipun Xiaohan jatuh dari tempat tidur, Xiaohan tidak akan terluka.     

Tapi Xiaohan masih terlalu muda, jika jatuh dari tempat yang tinggi, tidak ada yang bisa menjamin bahwa dia tidak akan ketakutan atau bahkan trauma.     

Mo Qing terlihat memiliki sikap dingin dan kejam, tapi sebenarnya dia memiliki sisi perhatian dan selalu memedulikan orang lain dalam berbagai hal.     

Tiba-tiba Mo Qing berdiri dan segera melepaskan baju tidur yang dia kenakan tepat di depan Gu Xiaoran, sehingga tubuhnya yang gagah dan otot-ototnya yang kencang terlihat dengan jelas.      

Postur yang tinggi dan gagah pria itu, guratan otot nan indah tampak bergerak-gerak saat Mo Qing berganti pakaian.     

Ketika Mo Qing hendak melepaskan celananya, tiba-tiba wajah Gu Xiaoran tampak memerah dan dengan cepat dia langsung memalingkan pandangan sembari berkata, "Kamu tidur saja, aku akan mengajak Xiaohan bermain sebentar."     

"Aku ikut."     

"Apa?"     

"Sekarang hari Minggu, mari pergi jalan-jalan bersama."     

"Aku tidak bermaksud pergi keluar, karena Xiaohan ingin tidur."     

Mata Mo Qing terlihat merah karena tidak tidur sepanjang malam, Gu Xiaoran tidak ingin Mo Qing tetap terjaga hanya untuk menemani dirinya dan Xiaohan pergi bermain. Dan karena itulah Gu Xiaoran menggunakan Xiaohan sebagai alasan.     

Saat ini Xiaohan juga sudah lelah bermain dan mulai menguap karena mengantuk.      

Mo Qing melihat Xiaohan yang sedang menyipitkan matanya dan sepertinya dia memang benar-benar mengantuk. Akhirnya Mo Qing pun tidak lagi bersikeras memaksa Gu Xiaoran.     

Kemudian Gu Xiaoran meletakkan Xiaohan ke ranjang bayi dan menidurkannya.      

Saat itu juga Gu Xiaoran tiba-tiba merasa punggungnya sesak karena dipeluk oleh Mo Qing. Kemudian Mo Qing menarik Gu Xiaoran ke tempat tidur besar yang ada di sampingnya.     

Gu Xiaoran memandang Xiaohan yang berbaring di ranjang bayi, karena dia khawatir membuat Xiaohan terbangun. Gu Xiaoran pun berusaha untuk segera berdiri dan menjauh dari ranjang bayi.     

Tapi Mo Qing menahan pinggang Gu Xiaoran dengan sangat erat, bahkan Gu Xiaoran pun terseret ke dalam pelukan pria itu.     

Gu Xiaoran menjadi cemas, dan dia berbisik pada Mo Qing, "Xiaohan ada di sini."     

Mo Qing tanpa peduli memeluk Gu Xiaoran dan langsung menekannya.     

Gu Xiaoran terengah-engah karena tubuhnya tertindih tubuh Mo Qing, "Kamu sangat berat, cepat menyingkir!"     

Mo Qing membungkuk dan berbisik di telinganya, "Kamu mau pergi ke mana?"     

"Apa?" Gu Xiaoran tidak memahami maksud pertanyaan Mo Qing.     

"Kamu pikir apa yang akan aku lakukan?"     

Tentu saja Gu Xiaoran mengira bahwa Mo Qing akan melakukan sesuatu yang liar. Namun saat ini dia justru merasa bahwa tatapan mata hitam Mo Qing tampak bermain-main dan sama sekali tidak terlihat ada nafsu sedikit pun.     

Apakah Mo Qing berpikir memiliki pikiran nakal? Batin Gu Xiaoran.     

Saat menyadari hal ini, Gu Xiaoran sedikit merasa kesal dan langsung mendorongnya dengan keras, "Aku tidak mau melakukan apa-apa, untuk apa kamu menekanku, cepat menyingkir."     

"Padahal tadi ada yang menginginkannya."     

"Siapa yang menginginkannya?"     

Mo Qing menundukkan kepalanya, lalu dia membenamkan bibirnya ke bibir Gu Xiaoran dan mulai menciumnya dengan lembut.     

Gu Xiaoran merasa sangat gelisah, kemudian dia pun menoleh untuk melihat Xiaohan yang ada di dalam keranjang bayi. Tetapi Mo Qing justru menekan dagunya dan tidak membiarkannya bergerak, bahkan pria itu semakin menciumnya dengan keras.     

Gu Xiaoran seolah memohon yang pada Mo Qing dan dia pun berkata, "Xiaohan ada di samping."     

Kemudian Mo Qing melirik Xiaohan yang di sampingnya dan membalas, "Anggap saja ini adalah pendidikan sejak dini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.