Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Pangsit Hangat (1)



Pangsit Hangat (1)

0Kemudian Yu Fei memberikan kunci kepada Gu Xiaoran, "Hati-hati."     
0

"Oke!" Gu Xiaoran pun mengambil kunci mobil dan langsung pergi ke garasi.     

Alamat yang diberikan oleh orang misterius yang mengirimkan pesan kepadanya itu adalah rumah Kakek Yu yang ada di Jalan Lama Utara.     

Jika Gu Xiaoran pergi ke rumah kakeknya, tidak mungkin ada orang yang curiga.      

Sesampainya di sana Gu Xiaoran mendorong pintu halaman dan di rumah kakeknya itu dia melihat hanya lampu dapur saja yang menyala.     

Ketika Gu Xiaoran berjalan ke dapur, dia mencium aroma pangsit yang sedap. Saat itu Miao Junlan sedang berdiri di dekat kompor dan sedang mengambil pangsit dari panci.     

"Akhirnya datang juga."     

Gu Xiaoran sedikit terkejut. Sejak menyelamatkan ibunya, ibunya tidak banyak berbicara. Waktu itu ketika Gu Xiaoran hendak pergi, ibunya sempat memeluknya dan berkata bahwa dia akan kembali.     

"Ibu, kenapa Ibu ada di sini?"     

"Aku ke sini untuk memasak makanan ringan untukmu."     

Miao Junlan meletakkan pangsit di atas meja, lalu berkata lagi, "Kamu lapar, kan?"     

"Hmmm…" Gu Xiaoran langsung untuk duduk di kursi yang ada di sampingnya.     

Setelah sepanjang hari mengikuti balapan, Gu Xiaoran sudah sempat makan. Namun ketika dia datang ke pesta dia hanya minum alkohol dan tidak makan apa-apa.     

Tapi yang paling penting adalah, ini merupakan pertama kalinya Gu Xiaoran melihat ibunya membuatkan makanan untuknya, bahkan jika ada racun di makanan buatannya, Gu Xiaoran pun tetap akan memakannya.      

Miao Junlan menyerahkan sumpit kepada Gu Xiaoran dan mengisi piring dengan cuka untuknya, "Makanlah selagi masih panas."     

Saat Gu Xiaoran memakan pangsit buatannya, Gu Xiaoran terpukau dengan kelezatan makanan buatan ibunya. Dia tidak menyangka bahwa ibunya bisa memasak pangsit yang begitu lezat.     

"Ini sangat enak."     

"Ini resep untuk isian pangsitnya. Kalau kamu suka, kamu bisa membuatnya sendiri sesuai resep ini."     

Gu Xiaoran dengan cepat membaca resepnya, "Baiklah akan aku catat."     

Miao Junlan duduk di seberang meja dan perasannya damai ketika melihat Gu Xiaoran makan dengan lahap.     

"Ibu, ke mana saja Ibu selama ini? Kenapa tidak ada kabar sama sekali?"     

"Aku pergi untuk menyelesaikan beberapa urusan."     

"Bolehkah aku bertanya, urusan apa itu?" Gu Xiaoran bertanya dengan hati-hati.     

"Aku tidak bisa memberitahumu sekarang, ketika waktunya sudah tepat, aku pasti akan memberitahumu." Miao Junlan mengulurkan tangan dan membelai wajah Gu Xiaoran, "Kamu ketakutan hari ini, kan?"     

Gu Xiaoran menggelengkan kepalanya, lalu membalas, "Ibu datang untuk menonton pertandingan?"     

"Hmmm…"     

"Aku baik-baik saja, Ibu tidak perlu khawatir."     

"Anaknya sendiri dalam bahaya, mana mungkin seorang ibu tidak khawatir."     

"Ibu juga pernah memenangkan kompetisi besar ini kan?"     

"Hmmm, tapi tidak sebaik dirimu."     

Gu Xiaoran tersenyum dan sedikit tersipu malu. Dia merasa kedatangan ibunya itu masih ada kaitannya dengan pertemuannya dengan keluarga Miao malam ini.     

Tapi Gu Xiaoran tidak tahu apa-apa tentang ibunya, dan ibunya tidak pernah mengatakan apapun tentang kesibukannya atau tentang keluarga Miao.     

Namun, bagi Gu Xiaoran saat melihat ibunya dalam kondisi baik-baik saja seperti ini merupakan kegembiraan terbesar yang pernah dia rasakan.     

Setelah selesai makan pangsit, Miao Junlan pergi. Sedangkan Gu Xiaoran masih tinggal di rumah untuk tidur.     

Keesokan harinya, Gu Xiaoran menerima surat undangan dari klub R2 untuk bergabung dengan klub R2, tapi Gu Xiaoran menolaknya dengan sopan.     

Penolakan Gu Xiaoran ini sudah diharapkan oleh klub R2, sehingga mereka tidak bersikeras memaksa Gu Xiaoran untuk bergabung. Lalu dia mengatakan bahwa ada seorang pembalap yang ingin duel dengannya, jadi klub R2 meminta Gu Xiaoran datang ke lintasan R2.     

Gu Xiaoran pun tidak bisa menolak. Pada pukul dua siang, Gu Xiaoran tiba di lintasan R2 tepat waktu.     

Saat itu ada seorang pria yang usianya sekitar 28 tahunan, tampak dengan tenang menunggu di pintu masuk lintasan R2. Pria itu memiliki postur yang tinggi gagah. Dia mengenakan jas sehingga membuatnya terlihat tampan dan sopan.     

"Hai Nona Gu, nama saya Qiu Bai."     

"Hai."     

Qiu Bai sedikit menyamping dan mempersilakan Gu Xiaoran untuk masuk. Kemudian dia berjalan mengikuti satu langkah di belakang Gu Xiaoran. Sikapnya yang sopan itu membuat orang lain merasa nyaman saat berada di dekatnya.     

Gu Xiaoran sedikit terkejut saat melihat sikapnya yang begitu sopan seperti itu, karena kebanyakan pembalap memiliki sikap yang liar dan susah diatur, tapi pria ini tampak sangat tenang dan sopan.     

"Apakah kamu yang ingin balapan denganku?"     

"Bukan."     

"Lalu siapa?"     

"Tuan Besar keluarga kami."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.