Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Memanjakan Tanpa Batas (15)



Memanjakan Tanpa Batas (15)

0Ruan Jicheng sudah lama mengurusi klub R2, sehingga dia sampai menganggap R2 sebagai milik keluarga Ruan. Dia lupa bahwa pemilik R2 yang sebenarnya adalah keluarga Miao.     
0

Ruan Jicheng telah ceroboh, sedangkan Mo Qing tidak. Mo Qing menatap mereka sambil tersenyum acuh.     

Di dalam dunia bisnis, mana ada orang yang bermain dengan jujur?     

Lagi pula, yang paling penting di dunia bisnis adalah tercapainya tujuan. Selama tujuan tercapai, tidak akan ada yang peduli tentang kejujuran.     

Jika harus memaksa lawan untuk mengakui kesalahannya dengan tulus, itu hanya akan membuang-buang waktu, tenaga, dan pikiran saja.     

Mo Qing berbalik, kemudian menghadap Gu Xiaoran sambil memegang tangannya, lalu menatapnya dengan tatapan manja, "Apakah kamu ingin pergi, atau apakah kamu ingin tetap di sini?"     

Gu Xiaoran mengutuknya di dalam hatinya, Dasar penjahat licik!     

Mo Qing sudah tahu bahwa Gu Xiaoran memiliki niat tersendiri, tapi masih saja dia sengaja bertanya seperti itu kepada Gu Xiaoran. Bahkan bertanya padanya dengan memasang tampang memanjakan di hadapan umum.      

Apakah Mo Qing tidak cukup membuatku dibenci? Haruskah seluruh dunia membenciku karena Mo Qing ingin semua orang tahu bahwa Gu Xiaoran adalah wanita miliknya? Batin Gu Xiaoran.     

Selain itu, Mo Qing juga mengatakan bahwa dia mengajak Gu Xiaoran datang karena tidak ada pendamping wanita, tapi sekarang terlihat jelas bahwa Mo Qing sedang memanfaatkan Gu Xiaoran.     

Mo Qing adalah penjahat licik yang paling licik di dunia! Batin Gu Xiaoran.     

Diam-diam Gu Xiaoran mencubit telapak tangan Mo Qing. Tapi Mo Qing tersenyum dan meremas tangan Gu Xiaoran yang lembut dan ramping itu, begitu lembut seolah tanpa tulang, kulitnya juga sangat halus sehalus agar-agar. Seketika itu juga Mo Qing tidak bisa menahan getaran di hatinya.     

Seolah Mo Qing ingin segera mengajak Gu Xiaoran pergi ke suatu tempat untuk mencari kehangatan. Lagi pula pesta ini juga tidak menarik, bahkan membuatnya marah.     

Gu Xiaoran diam tidak bergeming ketika melihat tatapan Mo Qing yang terbakar nafsu.     

Mo Qing masih saja bisa berpikiran kotor di saat-saat seperti ini. Sementara di sekitar mereka ada banyak orang yang sedang melihat mereka.     

Kemudian Gu Xiaoran berkata dengan tegas, "Di sini dulu."     

Keluarga Miao ada di sini, tentu saja Gu Xiaoran tidak ingin terburu-buru pergi dari sana.     

Mo Qing mendekati telinga Gu Xiaoran dan berbisik, "Kamu tahu aku ingin melakukan itu kepadamu, jadi kamu sengaja mengatakan untuk tetap di sini, benar kan?"     

Gu Xiaoran menahan amarahnya hingga tanpa sadar dia menggertakkan giginya, seolah ingin menghajar dengan keras orang brengsek ini.      

Tapi karena saat ini ada banyak orang yang sedang melihatnya, mau tidak mau Gu Xiaoran harus menahan diri.     

Gu Xiaoran berpura-pura seolah tidak add apa-apa yang terjadi, dia pun tersenyum ramah dan sopan, tapi kakinya diam-diam menginjak bagian belakang kaki Mo Qing, lalu memutarnya dengan keras.     

Sudut mata Mo Qing tampak sedikit berkedut, karena menahan sakit diinjak dengan keras oleh Gu Xiaoran.     

Kemudian Mo Qing menarik tangan Gu Xiaoran dan mencubitnya. Gu Xiaoran pun merasa kesakitan, sehingga dia kembali menarik kakinya.     

Beberapa saat kemudian, Ruan Jicheng berkata lagi, "Seperti yang diinginkan Bibi Lian, aku akan menyuruhnya berlutut selama tiga hari dan mengusirnya dari keluarga Ruan."     

Nyonya Ruan dengan gelisah menarik pakaian Ruan Jicheng sembari berkata, "Aku sedang hamil."     

Ruan Jicheng menyadari bahwa istrinya masih belum cukup pintar, dan malah mengatakan tentang bayi yang dikandungnya dalam situasi seperti ini. Hal ini justru membuat Ruan Jicheng semakin kesal.     

Ketika melihat raut wajah Miao Yinglian semakin muram, Ruan Jicheng menghempaskan tangan Nyonya Ruan dan berkata, "Keluarga Ruan sudah memiliki banyak keturunan, kehilangan satu tidak akan mengubah apapun. Pelayan, cepat bawa dia pergi."     

Pelayan segera datang tanpa berani membantah, bahkan pelayan itu langsung berkata, "Ikuti saya."     

Seketika Nyonya Ruan langsung tercengang.     

Nyonya Ruan bukanlah istri pertama Ruan Jicheng, dia adalah wanita yang sudah beberapa tahun menjadi kekasih simpanan Ruan Jicheng. Setelah istri Ruan Jicheng meninggal dunia, Nyonya Ruan akhirnya baru mendapatkan kesempatan untuk menikah dengan keluarga Ruan.     

Jika seorang wanita bisa menikahi keluarga kaya, tentu saja pasti ingin memiliki anak laki-laki, agar bisa menjadi meneruskan aset keluarganya di masa depan.     

Nyonya Ruan telah menikah dengan Ruan Jicheng selama bertahun-tahun dan telah melahirkan dua orang putri, tetapi tidak memiliki seorang putra.     

Dan Nyonya Ruan sudah berusia empat puluhan, sehingga sulit jika harus hamil lagi. Jadi dia sangat berharap bahwa anak yang dikandungnya sekarang adalah anak laki-laki, hanya dengan begitu dia dapat memiliki kesempatan untuk menjadi pewaris kekayaan keluarga Ruan di masa depan.      

Alhasil, sebelum anak itu lahir, Nyonya Ruan sudah diusir dari keluarga Ruan dan harus pergi tanpa membawa apa-apa!      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.