Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Memanjakan Tanpa Batas (14)



Memanjakan Tanpa Batas (14)

0Jika membiarkan Mo Qing pergi, Mo Qing pasti menyimpan dendam di dalam hatinya.     
0

Untuk meredakan amarah Mo Qing, akan lebih baik jika menyuruh Ruan Jicheng memarahi istrinya.     

Tapi jika Ruan Jicheng memarahi istrinya di depan umum demi menyenangkan Mo Qing, efeknya akan membuat keluarga Ruan menjadi bahan tertawaan.     

Ruan Jicheng pun membenci istrinya, karena wanita bodoh ini telah membuat dirinya kehilangan muka. Hal ini lah yang membuat Ruan Jicheng merasa dilema.     

Beberapa saat kemudian, di tengah-tengah kerumunan itu ada beberapa orang yang datang menghampiri.     

Sepasang pria dan wanita berjalan di posisi paling depan, dan keduanya berusia sekitar tujuh puluhan tahun. Pria itu tampak gagah dan wanita itu terlihat anggun, keduanya masih dalam kondisi fit dan memiliki postur tubuh yang baik.     

Di belakang pasangan itu ada seorang wanita muda yang cantik. Wanita itu tersenyum saat melihat Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran ingat bahwa wanita itu adalah Miao Xiaofeng, wanita yang pernah bertemu sekali dengannya di gerbang masuk Universitas A.     

Setelah melihat Miao Xiaofeng, pandangan Gu Xiaoran tertuju pada sepasang orang tua yang berjalan menghampiri.     

Seketika suasana di tempat itu menjadi tenang. Wanita tua yang anggun itu berjalan mendekat ke Nyonya Ruan, kemudian dia tiba-tiba mengangkat tangannya dan menampar wajah Nyonya Ruan dengan keras beberapa kali.      

Tamparan itu begitu keras, sehingga membuat Nyonya Ruan tersungkur di lantai.     

Kemudian, tamparan lain datang menyambut wajah Ruan Jicheng, dan tamparan ini benar-benar membuat harga diri Ruan Jicheng runtuh.     

Semua orang yang ada di ruangan itu pun langsung tercengang.     

Ruan Jicheng, berusaha keras menahan diri, dia menundukkan kepalanya dan tidak berani mengucapkan sepatah kata pun.     

Kemudian Mo Qing dan Gu Xiaoran menghentikan langkahnya, lalu mereka balik badan sambil dan tatapan mata mereka tampak sangat dingin.     

Saat Gu Xiaoran melihat Miao Xiaofeng, dia bisa menebak bahwa pasangan tua itu berasal dari keluarga Miao, hanya saja dia tidak tahu nama mereka.     

Gu Xiaoran menatap Mo Qing dan bertanya padanya tentang identitas pasangan lanjut usia itu.     

Kemudian Mo Qing menundukkan kepalanya dan berbisik di telinganya, "Dia adalah Miao Yinglian, Kakak Perempuan Miao Wang, dan di sebelahnya adalah Miao Dongyan, sepupu Miao Wang. Miao Dongyan adalah ayah angkat Ruan Jicheng."     

Meskipun Miao Wang memiliki banyak sepupu, tapi dia hanya memiliki satu kakak kandung, yaitu Miao Yinglian.     

Dulu Miao Yinglian adalah salah satu orang terhormat dalam keluarga Miao, tetapi kemudian dia mengundurkan diri dari dunia bisnis dan tidak memedulikan bisnis keluarga Miao lagi dan justru memilih jalan untuk berkelana mendekatkan diri dengan Sang Buddha.     

Tapi tanpa disangka-sangka, dia tiba-tiba datang ke acara hari ini.     

Tampaknya keluarga Miao benar-benar muncul ke permukaan lagi.     

Miao Yinglian menampar Ruan Jicheng dan istrinya, lalu berkata dengan suara dingin, "Ketika adikku menyerahkan R2 kepadamu, dia pernah memberitahumu bahwa dia tidak peduli tentang R2 bisa menghasilkan uang atau tidak, karena yang terpenting adalah jangan membuat reputasi klub R2 menjadi hancur. Tapi sekarang, apa yang telah kamu perbuat?"     

"Bibi Lian…" Raut wajah Ruan Jicheng tampak sangat pucat.     

"Selama bertahun-tahun, aku dan adikku telah meninggalkan urusan bisnis ini, tapi karena kalian merasa tidak ada lagi keluarga Miao di sini, lantas kalian berani melakukan perbuatan arogan bahkan berani melakukan perbuatan di luar nalar."     

Mendengar ini, Ruan Jicheng segera membalas dengan panik, "Bibi Lian, dari dalam hati nuraniku, sampai mati pun aku tidak mungkin berani melakukan perbuatan itu."     

"Kamu tidak berani? Pelayan telah mengundang seseorang datang atas nama keluarga Miao, tapi orang yang diundang itu justru kalian permalukan di depan umum. Apa kamu punya penjelasan terhadap apa yang telah terjadi di sini hari ini?"     

"Aku tidak tahu apa yang membuatnya buta sehingga berani melakukan hal tidak etis semacam ini."     

"Karena kamu tahu itu salah, maka harus dihukum. Suruh istrimu pergi ke kuil dan berlutut selama tiga hari untuk bertobat. Setelah tiga hari di sana untuk menyesali perbuatannya, suruh dia pergi dari keluarga ini."     

Seketika tubuh Nyonya Ruan langsung terkulai lemas di lantai dan bahkan dia hampir saja mau pingsan.     

Raut wajah Ruan Jicheng juga terlihat murung, tetapi dia tidak berani membantah. Yang bisa dia lakukan hanya menatap Mo Qing dengan perasaan dingin di hatinya.     

Beberapa tahun ini, meskipun dia telah melihat cara Mo Qing menjatuhkan lawan, tapi Ruan Jicheng masih saja jatuh ke rencananya sendiri. Dan karena ini dia benar-benar menyadari bahwa Mo Qing adalah pemuda yang sulit dilawan.     

Mo Qing mencoba melawan dengan membuat Ruan Jicheng kehilangan muka di R2, lalu Ruan Jicheng berinisiatif membela istrinya yang hamil. Tetapi Ruan Jicheng tidak sadar bahwa perbuatan ini dianggap tidak mementingkan reputasi R2, sehingga membuat Bibi Miao merasa tersinggung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.